Sabtu, 01 Mei 2010
SHARING MELAHIRKAN DI BIDAN
Sharing seorang bunda yang melahirkan di bidan
Hai, mom.....
Faktor yg sangat berpengaruh saat kita mau melahirkan adalah faktor kepercayaan dan kenyamanan pada siapa dan dimana kita akan melahirkan. Artinya....pada seorang bidan pun kalau memang kondisi ibu dan bayinya tidak bermasalah dan sang ibu merasa percaya dan nyaman insya allah akan baik-baik saja. Hanya yg perlu diperhatikan adalah seorang bidan mempunyai keterbatasan dalam melakukan tindakan, walaupun dia mampu secara ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
Ada beberapa tindakan yg hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter saat menolong persalinan. Jika sang bidan tetap melakukan tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan, itu sudah termasuk malpraktek. Syukur-syukur kalau saat itu tidak ada masalah. Tapi kalau saat sang bidan merasa yakin dan bisa melakukan tindakan yg dilarang dan terjadi sesuatu hal, maka itu akan jadi masalah besar. Misalnya saat placenta yang harus keluar setelah sang bayi lahir.
Ada suatu kasus bahwa placenta itu sukar keluar. Oleh seorang dokter, boleh dilakukan pengambilan secara "manual", artinya tangan si dokter masuk ke dalam vagina dan mengambilnya. Tindakan ini tidak boleh dilakukan oleh bidan. Hal ini pernah terjadi pada kawan saya. Dia melahirkan dibantu bidan. Awalnya tidak ada masalah. Saat bidan itu menarik placentanya dan dia melakukan dengan tekhnik yg salah, rahim kawan saya ikut ketarik dan sobek. Terjadi perdarahan dan kawan saya tidak sadarkan diri. Dalam kondisi tidak sadar, dia dioperasi pengangkatan rahim yg kebetulan dilakukan oleh spog yang membantu persalinan 2 anak pertama saya.
Saat melakukan tindakan operasi pengangkatan rahim, dia sendiri tidak yakin akan bisa menyelamatkan nyawa sahabat saya. Tapi alhamdulilah......sahabat saya masih diberi umur panjang. Dia bisa tetap menjalankan tugasnya sebagai ibu dari 3 anak. Seharusnya.....sahabat saya bisa menuntut bidan dan rumah bersalin tempat dia melahirkan sesuai dengan anjuran beberapa kawan. Tapi dia tidak melakukannya dan memilih untuk melupakan peristiwa itu. Yang mencengangkan adalah bahwa bidan itu sama dengan bidan yang "memaksa" menolong persalinan anak ke 2 saya.
Ceritanya begini....saat saya kesakitan mau melahirkan, pada saat yg bersamaan spog yg harusnya membantu persalinan saya sedang melakukan operasi.
Saya sudah minta di cesar saja ditengah kesakitan. Tapi dia "memaksa" membantu proses melahirkan secara normal. Pendek cerita, karena saya sudah sehari semalam pembukaan hanya sampai 8, saya minta cesar. Bidan itu meyakinkan saya untuk normal. Dengan melalui proses
"memaksa", akhirnya saya melahirkan bayi dengan berat 4050gram dan tali ari2nya ternyata pendek. Itu yg menyebabkan pembukaan saya tidak lebih dari 8. Saat masa pemulihan, tiba-tiba saya shock. Saat iti tidak ada dokter jaga. Akhirnya saya sendiri yg memberi instruksi mereka sambil menjaga supaya tetap sadar. Tensi saya saat itu sudah 70/50. Hb saya 5. Tapi saat itu tidak ada pendarahan. Akhirnya setelah saya tidak kuat lagi utk membuka mata, dan saya sudah pasrahkan hidup saya pada Allah, saya hanya mendengar/halusinasi sepertinya anak pertama saya yg saat itu berusia 2 thn memanggil saya. Setelah saya diberi suntikan di paha, saya lambat laun bisa sadar lagi. Saya tidak tahu kenapa saya bisa shock padahal tidak ada pendarahan.
Kemudian saat hamil anak ke 3 (6thn kemudian), baru ketahuan bahwa saya mengalami varises vagina. Jadi perdarahan itu "menumpuk" pada pembuluh darah di rahim dan menjadi varises. Dan itu menimbulkan masalah sendiri saat kehamilan anak ke 3.
http://www.mail-archive.com/ayahbunda-online@yahoogroups.com/msg08848.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar