Jika selama ini obesitas dituding sebagai sumber penyakit, sebuah penelitian menemukan, kelebihan berat badan dan obesitas pada laki-laki memungkinkan berkurangnya risiko terjangkit hernia dibandingkan mereka yang lebih kurus. Para peneliti menemukan hampir 7.500 pria Swedia yang berusia sekitar 34 tahun, memiliki kemungkinan menurunnya risiko perkembangan hernia seiring dengan berat tubuhnya yang semakin bertambah. Secara keseluruhan, dalam tiga dekade berikutnya sekitar 43 persen pria yang mengalami obesitas pada usia paruh baya memiliki diagnosis lebih rendah terjangkit penyakit itu dibanding mereka yang berbobot normal. Penemuan itu telah dipublikasikan pada the Annals of Surgery. Hernia terjadi ketika salah satu bagian dari organ internal lebih menonjol pada area otot yang lemah, biasanya daerah perut. Groin hernia yang juga dikenal dengan inguinal hernia, meningkat saat jaringan yang berhubungan dengan usus menonjol keluar melalui titik lemah di saluran inguinal, sebuah bukaan antara lapisan otot yang berhubungan dengan perut di groin area. Tekanan yang berlebihan pada dinding perut, misalnya ketegangan akibat mengangkat benda-benda berat, dapat menyebabkan hernia. Teorinya, obesitas berperan menyebabkan hernia akibat tekanan berlebih yang ditimbulkan dalam rongga perut. Namun, sejauh ini data tersebut memang belum meyakinkan. Menurut pemimpin penelitian, Dr Anders Rosemar, berdasarkan hasil uji terhadap kelompok yang terdiri atas beberapa pria, sebuah penemuan baru mengatakan bahwa kelebihan beberapa pon memungkinkan proteksi melawan hernia. Menurut Rosemar dan koleganya di Sahlgrenska University Hospital/Ostra di Swedia, memang masih belum jelas mengapa obesitas dapat memberikan proteksi melawan hernia. Satu kemungkinan, menurut spekulasi mereka bahwa lemak yang berlebih dan ketebalan dinding perut mencegah kemungkinan hernia terbentuk. Selain itu, kemungkinan lain, menurut para peneliti, karena hernia lebih mudah terdeteksi daripada mereka yang lebih kurus. Bagaimanapun, hernia secara frekuentif juga menyebabkan rasa nyeri yang dapat dirasakan setiap pria berapa pun bobot tubuhnya. Faktanya, para pria harus mencoba untuk mengurangi beberapa pon bobot tubuhnya, terlepas dari permasalahan bahwa obesitas dapat mengurangi kemungkinan risiko hernia. Rosemar mengatakan, meskipun para pria obesitas memiliki risiko yang lebih rendah, tapi mereka tetap memiliki berbagai risiko terjangkit penyakit lainnya.
Jumat, 23 Juli 2010
Hernia Menyerang Pria Yang Berbadan Kurus
Jika selama ini obesitas dituding sebagai sumber penyakit, sebuah penelitian menemukan, kelebihan berat badan dan obesitas pada laki-laki memungkinkan berkurangnya risiko terjangkit hernia dibandingkan mereka yang lebih kurus. Para peneliti menemukan hampir 7.500 pria Swedia yang berusia sekitar 34 tahun, memiliki kemungkinan menurunnya risiko perkembangan hernia seiring dengan berat tubuhnya yang semakin bertambah. Secara keseluruhan, dalam tiga dekade berikutnya sekitar 43 persen pria yang mengalami obesitas pada usia paruh baya memiliki diagnosis lebih rendah terjangkit penyakit itu dibanding mereka yang berbobot normal. Penemuan itu telah dipublikasikan pada the Annals of Surgery. Hernia terjadi ketika salah satu bagian dari organ internal lebih menonjol pada area otot yang lemah, biasanya daerah perut. Groin hernia yang juga dikenal dengan inguinal hernia, meningkat saat jaringan yang berhubungan dengan usus menonjol keluar melalui titik lemah di saluran inguinal, sebuah bukaan antara lapisan otot yang berhubungan dengan perut di groin area. Tekanan yang berlebihan pada dinding perut, misalnya ketegangan akibat mengangkat benda-benda berat, dapat menyebabkan hernia. Teorinya, obesitas berperan menyebabkan hernia akibat tekanan berlebih yang ditimbulkan dalam rongga perut. Namun, sejauh ini data tersebut memang belum meyakinkan. Menurut pemimpin penelitian, Dr Anders Rosemar, berdasarkan hasil uji terhadap kelompok yang terdiri atas beberapa pria, sebuah penemuan baru mengatakan bahwa kelebihan beberapa pon memungkinkan proteksi melawan hernia. Menurut Rosemar dan koleganya di Sahlgrenska University Hospital/Ostra di Swedia, memang masih belum jelas mengapa obesitas dapat memberikan proteksi melawan hernia. Satu kemungkinan, menurut spekulasi mereka bahwa lemak yang berlebih dan ketebalan dinding perut mencegah kemungkinan hernia terbentuk. Selain itu, kemungkinan lain, menurut para peneliti, karena hernia lebih mudah terdeteksi daripada mereka yang lebih kurus. Bagaimanapun, hernia secara frekuentif juga menyebabkan rasa nyeri yang dapat dirasakan setiap pria berapa pun bobot tubuhnya. Faktanya, para pria harus mencoba untuk mengurangi beberapa pon bobot tubuhnya, terlepas dari permasalahan bahwa obesitas dapat mengurangi kemungkinan risiko hernia. Rosemar mengatakan, meskipun para pria obesitas memiliki risiko yang lebih rendah, tapi mereka tetap memiliki berbagai risiko terjangkit penyakit lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar