Selasa, 28 September 2010

MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN

Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang rumit dan sulit bagi setiap peneliti. Merumuskan judul dan masalah merupakan pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para ahli terdahulu dalam bidang –bidang yang terkait dengan masalah-masalah yang akan diteliti.

Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan topik penelitian dan judul penelitian.
Masalah sebenarnya adalah hal pertama yang dipikirkan oleh peneliti-peneliti ketika merencanakan proyek penelitian. Walaupun di atas kertas, yang pertama muncul adalah judul dan pendahuluan, tetapi yang lebih dahulu timbul pada penelitian adalah masalah penelitian.

A. Mencari dan membuat masalah penelitian
Membuat masalah penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:
1. Tidak semua masalah dilapangan dapat di uji secara empiris.
2. Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah-masalah.
3. Kadang kala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian, dan sang peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan.
4. Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut sukar diperoleh.
5. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

B. Sumber Masalah Menurut Turney dan Noble (1971, dalam Danim 2003), sumber masalah penelitian empiris dapat berasal dari:
1. Pengalaman pribadi
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
3. Kerja dan kontrak profesional
4. Pengujian dan pengembangan teori yang ada
5. Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
6. Laporan masyarakant
7. Keluhan pasien
8. Diskusi ilmiah dan seminar keilmuan

C. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti, meliputi:
a. Masalah masih baru
Masalah yang akan diteliti masih baru dalam arti belum pernah diteliti oleh orang lain,
b. Aktual
Masalah tersebut benar-benar terjadi di masyarakat
c. Praktis
Masalah penelitian harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis.
d. Memadai/proporsional
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
e. Sesuai dengan kemampuan peneliti
Seseorang yang akan meneliti harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan pada bidang yang akan ditelitinya
f. Sesuai dengan kemampuan pemerintah
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang atau adat-istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan menemukan hambatan.
g. Ada yang mendukung
Setiap penelitian membutuhkan biaya, tidak jarang penelitian yang menarik akan mendapat sponsor dari instansi-instansi pemerintah dan swasta.

D. Cara merumuskan masalah Rumusan masalah penelitian mempunyai beberapa syarat:
1. Dikemukakan dalam kalimat tanya (interogatif); rumusan dalam kalimat tanya sangat dianjurkan, karena dapat lebih bersifat khas dan tajam.
2. Rumusan hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda. Suatu pertanyaan penelitian; Bagaimanakah pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel kiri? Tidak bersifat khas, karena fungsi ventrikel kiri dapat dilihat dari pelbagai segi. Pertanyaan penelitian; Apakah pemberian obat berhubungan dengan peningkatan curah jantung? Lebih bersifat khas dan tidak dapat ditafsirkan lain.
3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus ditanyakan secara terpisah. Contoh penggabungan pertanyaan penelitian ini sulit untuk dijawab dengan satu uji hipotesis. “Apakah pemberian kalium intravena akan menurunkan tekanan darah, menaikkan frekuensi nadi, dan tidak berpengaruh pada penampilan miokardium? Penguraian pertanyaan tersebut menjadi tiga pertanyaan terpisah akan lebih mudah dimengerti, yang masing-masing dapat diuji dengan uji hipotesis yang sesuai secara terpisah.
4. Rumusan hendaklah padat dan jelas.
5. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan poerasional.

Pada umumnya rumusan masalah diawali dengan kalimat sebagai berikut:
a. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Atau:
b. Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut:
Atau:
c. Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

Contoh
a. Apakah bayi yang lahir dari wanita yang suaminya merokok mempunyai berat lahir yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dari wanita yang suaminya bukan perokok?
b. Apakah penambahan obat A pada regimen standar berhubungan dengan penurunan angka kematian pasien meningitis tuberkulosa?
c. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat keberhasilan program keluarga berencana di suatu daerah urban?

Referensi
1. Pratiknya, 2000, Dasar-dasar Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Jakarta, Raja Grapindo Persada.
2. Arjatmo Tjokro, 1999, Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran, Jakarta, FKUI.
3. Sokidjo Notoatmojo, 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.
4. Nazir M. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia;Bogor;2005.
5. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran. EGC; Jakarta;2004.
6. Riyanto Y. Metodologi penelitian pendidikan. SIC; Surabaya; 2001



Tidak ada komentar:

Posting Komentar