Spermicidal adalah agen yang menghancurkan membran sperma dan menurunkan motilitas atau pergerakan sperma. Spermicidal ini bisa terdapat di dalam gel, lapisan film dan busa, spermicidal yang biasa digunakan adalah senyawa nonoxynol-9.
Namun para peneliti menguji sebuah campuran spermicidal baru yang disebut senyawa C31G, didapatkan hal yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan dan mungkin bisa sedikit lebih aman untuk digunakan.
"Spermicidal adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling tidak dimanfaatkan," ujar ketua penelitian Dr Anne E Burke dari The Johns Hopkins University School of Medicine, di Baltimore, seperti dikutip dari Reuters, Senin (29/11/2010).
Burke menambahkan bagi perempuan yang tidak mau mengonsumsi hormon atau tidak suka bergantung dengan pasangan dalam hal pengendalian kelahiran, maka pemilihan spermicidal mungkin lebih baik dan akan membantu.
Burke dan rekannya secara acak melibatkan lebih dari 1.500 perempuan dewasa muda yang aktif secara seksual untuk menggunakan krim yang mengandung C31G atau nonoxynol-9 selama minimal 6 bulan. Peserta tidak diberitahu spermicidal apa yang digunakannya dan diminta untuk melakukan hubungan seksual setidaknya 4 kali dalam sebulan.
Ketika produk digunakan dengan benar dan konsisten, maka didapatkan tingkat kehamilan yang menurun sebanyak 5 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spermicidal baik C31G atau nonoxynol-9 setidaknya sama baik dan kemungkinan bisa digunakan sebagai kontrasepsi. Hasil penelitian ini dilaporkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology.
"Namun ada kekhawatiran mengenai penggunaan nonoxynol-9, seperti efek samping iritasi vagina dan kelamin untuk beberapa pengguna, dan sepertinya C31G mungkin menawarkan sesuatu yang lebih baik dalam hal tersebut," ujarnya.
Salah satu harapan peneliti yang mengembangkan spermicidal adalah ada kemungkinan senyawa ini tidak hanya mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, tapi juga mencegah infeksi menular seksual seperti HIV. Karenanya saat ini C31G tengah diuji secara luas sebagai microbicide.
"Tapi saat ini spermicidal masih kurang efektif dibanding pil KB atau kondom. Jadi bagi perempuan yang mungkin memprioritaskan efektifitas di atas segalanya, maka spermicidal mungkin bukan pilihan terbaik," ungkap Burke.
(Vera Farah Bararah - detik.health.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar