Kita perlu mendengar sabda Nabi Muhammad saw bahwa hendaknya kita memberi nama anak kita dengan nama yang baik. Bahkan, sebuah survei menyatakan bahwa nama yang paling banyak di dunia adalah Muhammad, yang artinya 'yang terpuji'.
Terkait dengan hal ini, kita bisa memahami pemberian nama anak dari sudut pandang spiritual.
Hati-hati Memilih Nama
Dalam Islam, terdapat hadits yang menyatakan bahwa orang tualah yang menentukan mau menjadi apa anak mereka. Anak bisa menjadi Islam, Nasrani, atau Majusi. Demikian pula jika kita meninjau dari segi penamaan.
Jangan asal mengambil nama.
Dengan nama, misalnya Abu Hurairah, kita secara tidak langsung meminta anak untuk menjadi “bapak kucing”. Sebutan Abu Hurairah disebabkan oleh kecintaan sahabat Nabi tersebut kepada kucing.
Kalau ada istilah tradisional yang menyebut bahwa seorang anak “terlalu berat” menampung nama, ada benarnya juga meski tidak sepenuhnya.
Contohnya, Yudhistira Narendra Indraprastha, yang artinya 'Yudhistira Sang Raja Indraprastha. Bisa jadi terlihat megah, tapi apakah kita pernah mempelajari tokoh Yudhistira?
Di balik sikapnya yang bijaksana dalam memimpin, Yudhistira juga gemar bertaruh. Bahkan, dalam sebuah pertaruhan (judi dengan Sangkuni), Yudhistira kalah dan menyebabkan Pandawa terusir dari Astina selama 12 tahun (plus 1 tahun tambahan).
Jadi memang dalam penentuan pemilihan nama untuk anak ini haruslah dipikirkan dengan benar dan sungguh-sungguh. Janganlah terlalu terburu-buru memilih nama anak sehingga nama yang diberikan adalah nama yang sekedar ada atau syukur comot saja.
Orang tua haruslah memikirkan apa yang ada di balik nama yang akan diberikan kepada anak mereka. Hal ini adalah terkait dengan arti nama nama tersebut. Karena memang orang tua harus paham dan tahu dengan benar apa arti nama nama anak mereka itu.
Walau pun hanya terdengar sepele seperti apa yang diucapkan oleh William Shakespeare “apalah arti sebuah nama?”. Namun hal tersebut tak selamanya benar.
Nama mengandung arti yang begitu besar bagi pemiliknya. Sehingga sang pemberi nama yaitu orang tua haruslah memikirkan dengan benar arti nama yang diberikan kepada anak mereka.
Selain itu, memberi nama adalah memang kewajiban orang tua yang harus dijalankan kepada si anak. Jadi dalam pelaksanaan kewajiban ini, orang tua tak boleh untuk sembarangan dalam melakukannya.
Harus ada sebuah persiapan yang matang dalam memilih dan mentukan nama anak. Karena nama yang terkesan sepel ini akan berpengaruh sangat besar kepada kehidupan si anak.
Nama sebagai Energi
Jika kita mengenal Asmaul Husna, kita perlu memahami bahwa manusia hidup berdasarkan nama-nama Allah. Misalnya, ketika manusia kaya, ia sebenarnya dilekati nama Al-Mughniyyun. Maksudnya, segala sesuatu berasal dari Allah.
Kekayaan kita yang tidak seberapa ini tidak lebih dari faktor dilekati nama tersebut. Ketika nama tersebut sudah tidak melekat (misalnya karena kita kikir, sombong, dan sebagainya), kita akan miskin.
Bisa jadi nama tersebut tetap melekat, tapi dalam keadaan kita sudah tidak dianggap lagi oleh Allah (sudah bertindak salah).
Demikian juga nama manusia. Nama yang kita berikan kepada anak adalah sumber energi bagi anak tersebut. Percaya atau tidak, anak kita akan diuji dengan nama yang kita bubuhkan.
Contohnya, nama anak kita Sabar Pranoto Utomo, yang diuji kemampuannya bersabar dalam menerima ujian.
Akan tetapi, kualitas anak kita juga bisa bertambah dengan nama tersebut. Sabar Pranoto Utomo tadi bisa jadi memang diuji setiap hari, tetapi dia bisa menjadi salah satu orang tersabar di dunia.
Melihat bahwa nama harus dipilih dengan hati-hati sekaligus bisa menjadi energi, sudah sepatutnya kita memberi nama-nama baik kepada anak dengan pengetahuan penuh. Jangan sampai hanya karena sebuah nama Arab (bagi muslim) atau nama asing yang kebarat-baratan, kita menggunakan nama tersebut tanpa memahami maknanya. Energy yang terpancar dari nama yang diberikan orang tua tersebut memang benar ada. Hal ini semacam sugesti kepada si pemiliki nama untuk menjadi seperti apa yang ada di dalam nama tersebut.
Jadi memang nama tak boleh sembarangan.
Nama Adalah Doa dan Harapan
Dalam nama memang ada harapan dan doa orang tua terhadap anaknya. Orang tua mengharapkan si anak untuk menjadi seperti apa yang ada di dalam nama yang telah mereka berikan tersebut.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan oleh orang tua sebelum memberikan nama kepada anak mereka.
1. Memberikan nama yang baik
Hal ini adalah menjadi pokok dalam pemberian nama kepada anak. Nama yang diberikan adalah nama yang baik. Atau nama yang memiliki arti yang baik. Janganlah sampai memberikan nama kepada anak dengan menggunakan kata yang memiliki arti yang buruk atau tak baik. Sehingga nama anak menjadi berarti tak baik.
Hal lain adalah memang nama adalah doa. Terselip doa orang tua kepada anaknya di dalam nama tersebut. Orang tua mengharapkan anak agar menjadi seperti apa yang ada di dalam nama yang telah diberikan.
Dengan ini memanglah sebuah keniscayaan untuk memberikan nama yang baik bagi anak. Orang tua memang telah memiliki kewajiban akan hal ini. Nama yang baik dan memiliki arti yang baik adalah pemberian terbaik pertama orang tua kepada anak mereka.
Nama yang baik adalah hal yang akan terbawa oleh si anak. Nama ini akan terus melekat di dalam diri si anak terus menerus sejak si anak bayi, beranjak dewasa, menjadi tua dan bahkan meninggal dunia. Anak akan tumbuh dan berkembang dengan nama pemberian orang tua tersebut. Anak juga akan dikenang jika ia sudah meninggal dengan nama itu juga.
Oleh karena itu, nama memang menjadi sebuah hal yang terkesan sepele namun memiliki arti yang besar dalam kehidupan si anak. Jadfi bukanlah hal yang aneh jika sebelum anak lahir, orang tua memikirkan dengan benar tentang nama anak yang akan diberikan kepada anak mereka yang akan lahir.
Orang tua akan mencari referensi tentang berbeagai nama anak. Referensi ini dapat diperoleh dari berbagai hal. Seperti buku referensi nama anak, tanya kepada orang yang memiliki pengetahuan yang banyak tentang nama anak, atau bahkan dapat hanya sekedar mencari di internet. Ada banyak situs di internet yang memberikan beberapa referensi tentang nama anak yang dapat dipilih oleh orang tua.
2. Ketepatan dan Kemudahan tentang pengejaan nama anak
Hal ini mungkin tidak terlalu dianggap sebagai sebuah hal yang sepele bagi orang tua. Ketika orang tua telah memilih nama yang mereka suaki. Sudah, itulah nama yang akan dipilih oleh orang tua dan akhirnya akan diberikan kepada si anak.
Untuk orang tua jaman modern ini, kebanyakan dari mereka memang memiliki keinginan dan kebanggaan untuk memberikan nama yang indah bagi si anak. Namun terkadang nama tersebut terlalu rumit dalam pengejaan dan penulisannya dalam bahasa tulis.
Hal ini mungkin pada awalnya tak akan cukup memberikan banyak pengaruh terhadap si anak maupun kepada orang tua. Namun lambat laun, jika memang nama anak terlalu sulit atau rumit untuk dieja atau ditulis maka akan timbul masalah.
Sebut saja dalam penulisan akte kelahiran. Mungkin jika tak diteliti dengan benar dan baik maka dalam penulisan nama di dalam akte kelahiran ini akan menyebabkan kesalahan dalam penulisan. Dan tentunya hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan, ketidaksukaan atau bahkan kekecewaan orang tua kepada petugas pencatat nama untuk akte kelahiran tersebut.
Atau dalam soal penyebutan. Misalnya karena memang namanya terlalu sulit untuk diucapkan sehingga tetangga atau teman dekat memanggil dengan cara termudah yang dapat mereka lakukan. Walau pun sebenarnya nama panggilan tersebut tidak sesuai dengan nama sebenarnya yang dimiliki oleh si anak. Tentu hal ini akan membuat orang tua merasa.. “kok anak saya dipanggil dengan sebutan itu? Padahal namanya kan bukan itu?”.
Walau pun itu memang sudah menjadi hak dan kewajiban bagi orang tua maka janganlah sampai memberikan nama yang terlalu rumit dalam penulisannya atau pengejaannya. Sehingga pada suatu saat akan menimbulkan pengaruh yag tak menyenagkan. Jadi memang orang tua harus mengetahui dengan benar arti nama nama yang akan diberikan kepada anak mereka.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar