Selasa, 30 Maret 2010
S1 KEBIDANAN
Banyak yang bertanya-tanya terutama bidan yang masih berpendidikan D3 mengenai jenjang pendidikan S1 Kebidanan, berikut akan saya informasikan kutipan yang saya ambil dari beberapa sumber.
S1 kebidanan yang diketahui baru dibuka di UNAIR, UNIBRAW, dan UNHAS.
S1 Kebidanan UNAIR
Syarat menjadi mahasiswa S1 Kebidanan di UNAIR
a. Memiliki ijazah D3 Kebidanan yang terakreditasi
b. Berbadan sehat dengan Surat Keterangan Dokter pemerintah
c. Melampirkan Surat Ijin Bidan (SIB)
d. Surat ijin belajar dari atasan (bagi yang masih aktif bekerja)
Sumber lengkapnya
Temukan disini
Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Latar Belakang
Program pendidikan S1 Kebidanan adalah program studi yang bernaung di bawah FKUB dan memulai program pendidikan pada tahun akademik 2009/2010. Pembukaan program studi ini didasarkan atas analisis kebutuhan tenaga bidan baik secara regional maupun nasional. Pendidikan Kebidanan merupakan bagian dari pendidikan akademik dan profesi yang terus berkembang untuk menghasilkan bidan yang handal. Sebagai praktisi mandiri bidan memiliki ketrampilan yang unik dan spesifik. Sebagai tenaga kesehatan bidan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai tugas utama memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan reproduksi kepada individu perempuan, keluarga dan masyarakat. Diharapkan dengan bertambahnya Sarjana Kebidanan dapat menyelesaikan masalah kebidanan ditingkat nasional.
Berdasarkan proyeksi kebutuhan SDM Bidan sampai tahun 2010 dibutuhkan lulusan bidan sebanyak 13.727 bidan. (Depkes RI, 2008)
Sampai saat ini Pendidikan Kebidanan hanya sampai jenjang D3 – D4, dan hanya 1 Universitas yang telah menyelenggarakan S1 Kebidanan. Untuk itu Universitas Brawijaya membuka Program S1 Kebidanan melalui jalur SPMK (Seleksi Program Minat dan Kemampuan).
Prospek Karier
Lulusan Program S1 Kebidanan FKUB mempunyai lapangan pekerjaan yang cukup luas, seperti rumah sakit (Pemerintah, militer, kepolisian, dan swasta), Puskesmas, rumah bersalin, praktik mandiri, klinik industri, Dinas Kesehatan, Pendidik baik PTN maupun PTS, Akademi Kebidanan.
Visi
Menjadikan Institusi Pendidikan Kebidanan yang terkemuka dan bertaraf internasional
Misi
Merintis pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang kebidanan terkini serta bermutu dalam upaya mempersiapkan lulusan sebagai mahluk sosial yang ber-Ketuhanan YME, bermoral tinggi, berkepribadian Indonesia serta berilmu pengetahuan, memiliki kemampuan sebagai akademisi dalam ilmu kebidanan dan mampu menjalankan tugas kebidanan secara profesional.
Tujuan Pendidikan Program Studi S1 Kebidanan FKUB
Menghasilkan lulusan Sarjana Kebidanan yang:
1. Berimtaq, berwawasan kebidanan professional yang mampu bersaing dalam skala nasional maupun internasional.
2. Mampu melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berupa riset dan karya ilmiah di bidang kebidanan terkini, yang dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu, pendidikan serta pelayanan kepada masyarakat.
Profil Lulusan
Profil Pendidikan Kebidanan di Universitas Brawijaya mengacu profil bidan secara nasional yaitu Care Providers, Decision Makers, Communicators, Community Leaders, Managers.
Kompetensi Bidan
Program S1 Sarjana Kebidanan mampu:
• Melakukan komunikasi efektif.
• Berperilaku Etik legal dan keselamatan kerja dalam memberikan asuhan.
• Melakukan asuhan kebidanan
• Melaksanakan manajemen kewirausahaan dan kepemimpinan
• Melakukan promosi kesehatan
• Pengembangan diri dan profesionalisme
• Sebagai peneliti dalam kebidanan dan kesehatan.
Kurikulum
Pendidikan S1 Kebidanan merupakan Pendidikan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara tahap pendidikan Akademik dan tahap pendidikan profesi.
Kurikulum Pendidikan Akademik terdiri dari 144 sks yang ditempuh selama 6 semester yang terdiri dari mata kuliah keahlian (termasuk mata kuliah pilihan), praktikum, tugas akhir dan memperoleh gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb). Kurikulum Pendidikan Profesi terdiri dari 25 – 32 sks yang ditempuh selama 2 – 3 semester dan memperoleh gelar Bidan (Bd). Pemberian gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb) dan gelar Bidan (Bd) diberikan setelah menyelesaikan seluruh tahap, baik tahap pendidikan akademik maupun profesi.
Persyaratan
1. Syarat calon mahasiswa baru adalah sebagai berikut:
a. WNI
b. WNA yang diterima harus mendapat ijin dari Dirjen Dikti di Jakarta
c. Tidak mempunyai cacat tubuh yang dapat mengganggu kelancaran studi (buta warna).
2. Persyaratan akademik:
Lulusan SMA dan Madrasah Aliyah tahun 2007, 2008, 2009.
Pendaftaran
1. Pendaftaran Tahun Ajaran 2009/2010 tanggal 27 Juli 2009 s/d 4 Agustus 2009 di Gedung Student Center Universitas Brawijaya, pukul 08.00 – 15.00 (sabtu & minggu tetap buka)
2. Pendaftaran dilakukan secara on-line melalui http://selma.brawijaya.ac.id dengan biaya pendaftaran sebesar Rp. 300.000,- ke rekening BNI 46: 0039649439 a.n. Rektor Universitas Brawijaya.
Pelaksanaan Tes Masuk
1. Ujian masuk tanggal 6 Agustus 2009 jam 09.00 – 12.00 WIB
2. Materi Test:
o IPA dan IPA Terpadu
o Matematika IPA
o Bahasa Inggris
3. Tempat Test: di Universitas Brawijaya
Biaya Pendidikan
Biaya Pendidikan Semester I (dibayarkan saat daftar ulang)
SPP Semester I Rp 2.500.000,-
DBP (Dana Bantuan Praktikum) Rp 1.500.000,-
SPFP (Sumbangan Pengembangan Fasilitas Pendidikan) Rp 3.500.000,-
SPIP (Sumbangan Pengembangan Institusi Pendidikan) Rp 12.500.000.-
Biaya Lain-lain*) Rp 1.485.000,-
Total Rp 21.485.000,-
Keterangan Biaya Pendidikan
1. SPP untuk Mahasiswa Baru pada Semester I (pertama) ditetapkan sama, mulai Semester II dan seterusnya diberlakukan SPP Proporsional, ditetapkan berdasarkan kemampuan orang tua.
2. SPFP dan SPIP untuk seluruh Mahasiswa Baru pada saat daftar ulang ditetapkan sama, selanjutnya pada pertengahan semester I (pertama) akan ditetapkan SPFP dan SPIP Proporsional.
3. SPP dan DBP dibayar setiap semester.
4. SPFP, SPIP, dan Lain-lain, dibayar satu kali selama studi.
5. Biaya Lain-lain terdiri dari:
6. ORDIK (Orientasi Pendidikan Mahasiswa Baru)
o Tes Bahasa Inggris
o ORDIK (Orientasi Pendidikan Mahasiswa Baru)
o ORMAWA (Orientasi Mahasiswa Baru)
o Tes kesehatan
o Anggota Perpustakaan
o Layanan Teknologi Informasi
o Jaket Almamater
Jl. Veteran Malang 65145
Telp. 0341-551611 dan 575777
Psw. 117 dan 118 atau 0341-575754
Fax. 0341-565420 dan 575813
Website : http://www.brawijaya.ac.id
E-mail : baak@brawijaya.ac.id
Sumber lengkapnya
Temukan disini
Program kebidanan Komunitas dibawah naungan FKM UI, bukan pendidikan S1 kebidanan.
Program S1 Kesmas Peminatan Kebidanan Komunitas
I. LATAR BELAKANG
Upaya yang dilakukan Departermen Kesehatan RI dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan adalah dengan mengembangkan berbagai Program Kesehatan yang pro rakyat, yang salah satunya adalah Program Desa Siaga. Untu mendukung Desa Siaga maka diperlukan tenaga bidan yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan lingkungan, gizi masyarakat, promosi kesehatan dan surveilans.
Sehubungan dengan hal tersebut, mulai tahun 2008 Departemen Kesehatan RI bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat RI mengembangkan pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas. Untuk memudahkan calon peserta dalam mengikuti seleksi akademik, maka seleksi akan dilaksanakan secara serentak di Padang (wilayah Barat), Depok (Wilayah Tengah), dan Makassar (Wilayah Timur).
II. KEBIJAKAN UMUM PENERIMAAN CALON PESERTA
1. Pembiayaan Program Bantuan Pendidikan
a. Pembiayaan programpemberian bantuan pendidikan S1 Kesmas Peminatan Kebidanan Komunitas (S1 Bidkom) Angkatan II Th. 2009 bersumber pada APBN Depkes yang dialokasikan di DIPA Satuan Kerja Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan.
b. Komponen dan besaran biaya bantuan pendidikan mengacu pada Keputusan Menkes No. HK.00.SJ.SK.H.1125 tanggal 6 Oktober 2005 tentang Penetapan Tunjangan Tugas Belajar di Lingkungan Depkes untuk Pendidikan Gelar/Non-Gelar Dalam Negeri, dan khusus komponen tunjangan biaya hidup mengacu pada Peraturan Menkeu RI No. 64/PMK.02/2008 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2009.
c. Jenis pendanaan: biaya penuh yang diberikan selama peserta bantuan pendidikan mengikuti proses pendidikan sejak Semester 1 – terakhir.
2. Institusi Pendidikan. Pendidikan dilaksanakan di FKM UI
3. Program Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan secara reguler (setiap hari atau sesuai ketentuan unit pendidikan) dengan kriteria peserta bantuan pendidikan:
a. Dibebastugaskan dari pekerjaan rutin maupun tugas lain dalam unit kerja yang bersangkutan selama mengikuti pendidikan sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh institusi pendidikan.
b. Memperoleh biaya hidup dan biaya lainnya sesuai ketentuan.
c. Tidak memperoleh tunjangan struktural/fungsional dan penghasilan lainnya kecuali gaji.
4. Pelaksanaan. Pengelola/penyelenggara program pemberian bantuan pendidikan S1 Kesma Bidkom Depkes wajib mengikuti segala ketentuan dan kebijakan yang ditetapkan.
5. Penetapan Peserta Bantuan Pendidikan
Penetapan peserta bantuan pendidikan dilakukan oleh Badan PPSDM Kesehatan cq. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, dengan memperhatikan kebutuhan program, persyaratan dokumen calon peserta serta disesuaikan dengan alokasi dana bantuan pendidikan yang tersedia.
6. Penetapan SK Peserta Bantuan Pendidikan.
SK Bantuan Pendidikan ditetapkan oleh Menkes cq. Sekjen Depkes dengan rekomendasi dari Kepala Badan PPSDM Kesehatan.
III. PEMILIHAN CALON PESERTA
Pemilihan calon peserta diakukan oleh Unit Kerja/organisasi yang bersangkutan dengan didasrkan pada kajian kebutuhan SDM kesehatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Seleksi terdiri dari
1. Seleksi Administrasi
Dilaksanakan oleh Pimpinan Unit Kerja masing-masing. Bagi calon yang dinyatakan lulus seleksi administratif oleh Pimpinan Unit Kerja, dan secara kolektif diajukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi kepada Badan PPSDM Kesehatan cq. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan untuk rekomendasi ke proses selanjutnya.
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan akan melakukan kajian dan analisis terhadap rekapitulasi data calon peserta dan menyesuaikan dengan rencana kebutuhan program dan alokasi dana yang tersedia.
2. Seleksi Akademik
Dilaksanakan oleh FKM UI
IV. PERSYARATAN UMUM CALON PESERTA
a. Lulusan D3 Kebidanan dari institusi pendidikan yang terakreditasi dan pernah/sedang bekerja di Puskesmas
b. Asal instansi dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
c. Batas usia maksimal hingga 31 Desember 2009 adalah 45 tahun
d. Berstatus PNS ataupun Pasca PTT yang akan diangkat menjadi CPNSD (diperkuat oleh Surat Keterangan dari Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah)
e. Bagi yang berstatus PNS sudah mempunyai masa kerja minimal 2 tahun setelah pengangkatan PNS
f. Surat keterangan persetujuan mengikuti pendidikan oleh Pembina Kepegawaian Daerah
V. PERSYARATAN DOKUMEN CALON PESERTA
1. Seleksi Administrasi
• Fotokopi SK PNS dan SK Pangkat Terakhir
• Surat pernyataan rencana penempatan kembali oleh Pimpinan Unit Kerja
• Daftar Riwayat Hidup
• Fotokopi dan transkrip nilai D3 Kebidanan yang telah dilegalisir oleh pejabat berwenang
• Surat pernyataan calon peserta di atas kertas bermaterai cukup yang isinya menyatakan bersedia mematuhi semua ketentuan yang ditetapkan
• Surat pernyataan calon peserta di atas kertas bermaterai cukup yang isinya menyatakan bersedia memenuhi masa bakti setelah selesai mengikuti pendidikan.
Seluruh dokumen dikirimkan ke Badan PPSDM Kesehatan cq. Pusren-gun SDM Kes
2. Seleksi Akademik
• Form isian pendaftaran yang telah dilengkapi. Form bisa diunduh
• Pas foto terbaru ukuran 4×6 sebanyak 2 lembar dan diberi nama di belakang foto tersebut
• Fotokopi ijazah dan trannskrip nilai D3 Kebidanan yang telah dilegalisir oleh pejabat berwenang
• Fotokopi KTP atau identitas lainnya yang masih berlaku
• Fotokopi bukti pembayaran biaya pendaftaran sebesar Rp 750.000
VI.JADWAL PENDAFTARAN DAN SELEKSI
• Pendaftaran: 4 Mei – 20 Juni 2009
• Pembayaran biaya pendaftaran: 5 Mei – 27 Juni 2009, Rekening Bank BNI Cabang UI Depok No. 000.670.5890 a.n. Titipan Beasiswa Mahasiswa FKM UI
• Pencetakan kartu ujian: 1 Juni – 28 Juni 2009
• Ujian: 5 Juli 2009
• Pengumuman: 11 Juli 2009
• Materi ujian: Tes Potensi Akademik & Bahasa Inggris
• Lokasi Ujian: FKM UI Kampus Baru UI Depok, Poltekkes Depkes Padang (0751 – 7051848), Poltekkes Depkes Makassar (0411 – 877832)
• Penyerahan berkas bagi yang lulus: 11 – 15 Juli 2009
• Pengumuman hasil seleksi masuk: 25 Juli 2009
• Penetapan peserta: Minggu II september 2009
• Penerbitan SK Bantuan Pendidikan: Minggu III September 2009
Info lebih lanjut dapat dilihat di:
http://www.fkm.ui.ac.id
Dian Septiani – Pusren Gun SDM Kes (0812 – 13677737)
Adi Putranto – FKM UI (0815 – 8801968)
rekrutbidkom_depkes@yahoo.co.id
Sumber lengkapnya
Temukan disini
Untuk penerimaan mahasiswa tahun ini, bisa di lihat di web aslinya....atau menghubungi contact person tercantum...
Senin, 29 Maret 2010
MELAHIRKAN DI TEMPAT "ANEH"
Ibu biasanya melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin bahkan di rumah. Tetapi ada beberapa ibu yang melahirkan di tempat yang kurang lazim...
Melahirkan di Atas Pohon
Kedengarannya seperti kisah kelahiran dewi kuno, tapi itu benar. Cheindza melahirkan pada tahun 2000 ketika banjir mengamuk melalui kota di Mozambik. Dia memanjat pohon untuk menghindari perairan yang dipenuhi buaya dan tinggal di sana selama empat hari dengan tidak minum atau makan. Akhirnya pada hari keempat, bayinya lahir. Segera setelah itu, helikopter tiba untuk menolong ibu dan bayi yang diberi nama Rosita untuk keselamatannya. Tali pusar masih menempel ketika ia ditarik ke tempat aman oleh kru helikopter Afrika Selatan.
Melahirkan Di Mc Donald
Seorang bayi lahir di Negara Washington McDonald's toilet dan sang ibu tidak tahu dia hamil. Kebanyakan ibu memiliki bulan untuk mempersiapkan anak, tetapi tidak dengan Danille Miller.
Miller bekerja di nightshift di McDonald's di Vancouver, Washington ketika ia tiba-tiba berlari ke toilet merasa sakit. Rekan kerja, Jaynae Herrera berlari mengikutinya. Herrera bertanya apakah Miller baik-baik saja tetapi ada sesuatu yang jelas tidak normal. Miller kesakitan dan gemetar. Dan untuk rasa kagetnya, ia melahirkan seorang bayi, tepat di atas toilet. Jaynae memanggil 911 dan dengan bantuan seorang operator, membantu melahirkan bayi. Miller melahirkan bayi dengan berat 6 pon berjenis kelamin laki-laki dan menamainya Austin.
Melahirkan Di Kereta
Seolah-olah kelahiran bukan cara yang cukup sulit untuk memasuki dunia, mencoba bertahan hidup, kemudian jatuh melalui toilet dan pindah ke rel kereta api. Itu kisah seorang ibu Bhuri Kalbi dari Rajasthan, India. Kalbi sedang hamil tujuh bulan dan sedang berada di toilet kereta api ketika ia ternyata melahirkan lebih awal. Dia pingsan sebelum ia menyadari apa yang telah terjadi. "kejadiannya begitu tiba-tiba," Bhuri Kalbi kepada Reuters. "Aku bahkan tidak menyadari bahwa anak saya telah menyelinap dari lubang di toilet." Menurut Reuters, banyak kereta api di India memiliki toilet yang hanya berlubang dan langsung di atas rel di bawah ini.
Begitu ia terbangun dari pingsan, Kalbi mengatakan kepada kerabatnya apa yang terjadi. Kereta berhenti dan staf di stasiun terdekat menemukan bayi perempuan di atas rel dalam keadaan hidup.
Melahirkan Di Jalan 5th Avenue
Seorang wanita berhasil melahirkan seorang bayi perempuan di Fifth Avenue, New York. Bayi itu disambut oleh penonton dari Central Park bertepuk tangan para dokter yang membantu kelahiran anak di orangtua SUV. Satu wanita yang mendengar keributan itu, Lucille Nassery, kata dia bisa mendengar wanita hamil berteriak dari kantornya. Ibu, Elizabeth Brew, 39, kurang dari satu blok dari rumah sakit bersama suaminya ketika bayi mulai lahir. Dia sedang hamil 33-minggu. Staf rumah sakit dan dokter bergegas ke tempat kejadian dengan peralatan untuk membantu Dr Anya Kogan memberikan bayi yang baru lahir.
Melahirkan Di kantor Pos
Bayi perempuan yang sehat itu dilahirkan di kantor pos di Wisbech, Cambridgeshire, sebelum paramedis tiba. Ibu Sonia Marina Nascimento (yang berarti kelahiran dalam bahasa Portugis), yang adalah Portugis, yang pernah mengunjungi toko untuk membeli kredit ponsel ketika ia melahirkan bayi Dulce. Bayi itu ditimbang pada timbangan paket. Post master Paul Childs, 58, berkata: "Kami meletakkan bayi pada timbangan dan beratnya £ 5 15oz (2.34kg)." Dia menambahkan: "Kami bekerja keluar itu setara dengan 8,22 £ kelas satu paket."
Melahirkan Pada Ketinggian 30.000 Kaki
Nicola Delemere mulai berjuang melalui rasa sakit ketika mulai berkontraksi, ketika dia dan suaminya sedang berada 30.000 kaki di atas pesawat udara ke Kreta, usia kehamilannya 25 minggu dan tidak ada dokter di kapal. Jet telah dialihkan ketika air ketubannya pecah tapi Nyonya Alfie Delemere tahu bahwa tidak bisa menunggu untuk mendarat. Syukurlah, pengawas penerbangan Carol Miller ada di sana. Menggunakan jerami minum untuk membersihkan paru-paru anak itu, sebelum melakukannya dari mulut ke mulut dan hati dan melakukan resusitasi pijat selama setengah jam. Dia mengandalkan pelatihan medis dasar nya, dan seorang pensiunan perawat dan sopir ambulans juga ada di sana untuk membantu. Bayi itu lahir di suatu tempat di atas Dusseldorf di Jerman. Pesawat segera tiba di Gatwick Airport dan Alfie langsung dibawa ke rumah sakit. First Choice Airways memberikan keluarga baru itu perjalanan gratis sekali lagi ke Kuba Alfie.
Melahirkan Di Stasiun Kereta Bawah Tanah, London
Seorang wanita Inggris hamil turun dari kereta bawah tanah London Underground di Stasiun Kingsbury, barat utara London, dan tiba-tiba, air ketubannya pecah dan ia pergi ke kantor tenaga kerja di sekitarnya. Paramedis dipanggil, yang memutuskan bahwa tidak ada cukup waktu untuk membawanya ke rumah sakit. Dan 35 menit kemudian Julia Kowalska melahirkan seorang bayi perempuan sehat di kantor pengawas stasiun. Meskipun jutaan orang menggunakan kereta bawah tanah London setiap hari, dia merupakan satu-satunya wanita yang melahirkan bayi di London Underground's.
Melahirkan Di Halaman Rumah
Seorang perempuan yang melahirkan di tempat yang sangat tidak mungkin yaitu halaman depan rumah. Jessica Higgins (36 tahun) dilaporkan dalam perjalanan pulang dari pusat perbelanjaan ketika dia sedang memasuki masa persalinan dan melahirkan putrinya Mary Claire, enam minggu sebelum tanggal kelahirannya. Anaknya yang lain yang berusia 2 tahun sedang tidur di kursi belakang mobil. Higgins menelepon 911 ketika ia sampai di rumah, tapi ketika polisi tiba, dia sudah melahirkan dan sedang berdiri di jalan masuk memegang bayi baru lahir. Mary Claire adalah mempunyai berat 5 pon dan 11 ons.
Melahirkan di Kuburan
Kompleks Pekuburan Umum Tondano di Kelurahan Wawalintoan, Kecamatan Tondano Barat, Minahasa, Sulawesi Utara, mendadak heboh. Meita Runtukahu (30), warga Kelurahan Rerewokan ditemukan melahirkan bayi perempuan di salah satu makam di kompleks pekuburan tersebut. Meita sempat dibujuk polisi dan warga setempat untuk dibawa ke rumah sakit. Namun, ia menolak. Bahkan, dia tak mau didekati, apalagi orang-orang menyentuh anaknya. Sejumlah polisi akhirnya memaksa. Perempuan itu dipegangi.
Saat itu juga petugas medis memotong tali pusar bayinya. Jabang bayi kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Doktor Sam Ratulangi, Tondano. Sementara ibunya yang sempat melawan akhirnya menyusul dilarikan ke rumah sakit yang sama. Belakang diketahui, ternyata Meita sakit jiwa.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3651475
Minggu, 28 Maret 2010
PERMENKES NO.149/2010 (IZIN DAN PRAKTIK BIDAN TERBARU)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Surat Izin Praktek Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kebidanan.
4. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi dan standar operasional prosedur.
5. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Obat Bebas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna hijau yang dapat diperoleh tanpa resep dokter.
7. Obat Bebas Terbatas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna biru yang dapat diperoleh tanpa resep dokter.
8. Organisasi Profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia
BAB II PERIZINAN
Pasal 2
1. Bidan dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan
2. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktek mandiri dan/atau praktik mandiri.
3. Bidan yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berpendidikan minimal Diploma III (D III) kebidanan.
Pasal 3
1. Setiap bidan yang menjalankan praktek wajib memiliki SIPB
2. Kewajiban memiliki SIPB dikecualikan bagi bidan yang menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri atau Bidan yang menjalankan tugas pemerintah sebagai Bidan Desa.
Pasal 4
1. SIPB sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.
2. SIPB berlaku selama STR masih berlaku.
Pasal 5
1. Untuk memperoleh SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, bidan harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan melampirkan:
a. Fotocopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir
b. Surat keterangan sehat fisik dari Dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga ) lembar; dan
e. Rekomendasi dari Organisasi Profesi
2. Surat permohonan memperoleh SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana tercantum dalam Formulir I (terlampir)
3. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat praktik.
4. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir
Pasal 6
1. Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan meliputi tempat praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan kebidanan
2. Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan ini.
3. Dalam menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan wajib memasang nama praktik kebidanan
Pasal 7
SIPB dinyatakan tidak berlaku karena:
1. Tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPB
2. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
3. Dicabut atas perintanh pengadilan
4. Dicabut atas rekomendasi Organisasi Profesi
5. Yang bersangkutan meninggal dunia
BAB III PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 8
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan meliputi:
a. Pelayanan kebidanan
b. Pelayanan reproduksi perempuan; dan
c. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pasal 9
1. Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a ditujukan kepada ibu dan bayi
2. Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan masa menyusui.
3. Pelayanan kebidanan pada bayi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada bayi baru lahir normal sampai usia 28 (dua puluh delapan) hari.
Pasal 10
1. Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) meliputi:
a. Penyuluhan dan konseling
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan persalinan normal
e. Pelayanan ibu nifas normal
2. Pelayanan kebidanann kepada bayi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (3) meliputi:
a. Pemeriksaan bayi baru lahir
b. Perawatan tali pusat
c. Perawatan bayi
d. Resusitasi pada bayi baru lahir
e. Pemberian imunisasi bayi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah; dan
f. Pemberian penyuluhan
Pasal 11
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a berwenang untuk:
a. Memberikan imunisasi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah
b. Bimbingan senam hamil
c. Episiotomi
d. Penjahitan luka episiotomi
e. Kompresi bimanual dalam rangka kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
f. Pencegahan anemi
g. Inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
h. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
i. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
j. Pemberian minum dengan sonde/pipet
k. Pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif kala III;
l. Pemberian surat keterangan kelahiran
m. Pemberian surat keterangan hamil untuk keperluan cuti melahirkan
Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf b, berwenang untuk;
a. Memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim dalam rangka menjalankan tugas pemerintah, dan kondom;
b. Memasang alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dengan supervisi dokter;
c. Memberikan penyuluhan/konseling pemilihan kontrasepsi
d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah; dan
e. Memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan pada masa pranikah dan prahamil.
Pasal 13
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf c, berwenang untuk:
a. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan bayi;
b. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas; dan
c. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan Infeksi Menular Seksual (IMS), penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya.
Pasal 14
1. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter di tempat kejadian, bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
2. Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
3. Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4. Dalam hal daearah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah terdapat dokter, kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku.
Pasal 15
1. Pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter.
2. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diseleenggarakan sesuai dengan modul Modul Pelatihan yang ditetapkan oleh Menteri.
3. Bidan yang lulus pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memperoleh sertifikat.
Pasal 16
Pada daerah yang tidak memiliki dokter, pemerintah daerah hanya menempatkan Bidan dengan pendidikan Diploma III kebidanan atau bidan dengan pendidikan Diploma I kebidanan yang telah mengikuti pelatihan.
Pasal 17
Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pasal 18
1. Dalam menjalankan praktik, bidan berkewajiban untuk:
a. Menghormati hak pasien
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dengan tepat waktu.
c. Menyimpan rahasia kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan;
e. Meminta persetujuan tindakan kebidanan yang akan dilakukan;
f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara sistematis;
g. Mematuhi standar; dan
h. Melakukan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk pelaporan kelahirana dan kematian.
2. Bidan dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 19
Dalam melaksanakan praktik, bidan mempunyai hak:
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik sepanjang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan;
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/ atau keluarganya;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan, standar profesi dan standar pelayanan; dan
d. Menerima imbalan jasa profesi.
Bab IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 20
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan dan mengikutsertakan organisasi profesi.
2. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Pasal 21
1. Dalam rangka melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 20, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik dalam peraturan ini.
2. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pencabutan SIPB untuk sementara paling lama 1 (satu) tahun; atau
d. Pencabutan SIPB selamanya.
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
1. SIPB yang dimiliki Bidan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan masih tetap berlaku sampai masa SIPB berakhir.
2. Pada saat peraturan ini mulai berlaku, SIPB yang sedang dalam proses perizinan, dilaksanakan sesuai ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
BAB VII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan sepanjang yang berkaitan dengan perizinan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 24
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Januari 2010
Dr. Endang rahayu Sedyaningsih, MPH, DR, PH
Lebih lengkapnya KLIK disini
Sabtu, 27 Maret 2010
KELAHIRAN LOTUS (LOTUS BIRTH)
by bid febrina ok
Plasenta merupakan toko darah bagi bayi yang mengandung sel-sel induk, besi, oksigen, hormon dan enzim. 1/3 dari total suplai darah bayi berasal dari plasenta yang dialirkan melalui tali pusat.
Pengertian Kelahiran Lotus (Lotus Birth)
Setelah bayi lahir, tali pusat yang melekat pada bayi dan plasenta dibiarkan, tanpa dijepit atau dipotong, dan membiarkan tali pusat terlepas dari bayi secara alami. Tali pusat dan plasenta merupakan satu unit dan satu kesatuan yang membentuk bayi. Umumnya tali pusat terlepas secara alami dua atau tiga hari setelah kelahiran.
Plasenta yang baru dilahirkan biasanya mengeluarkan cairan, pada kelahiran Lotus, cairan itu di tampung dan disimpan di dalam waskom atau mangkuk, selanjutnya didekatkan pada bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta haruslah memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta tidak berbau busuk dan menjadi kering. Ada yang menggunakan garam laut untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang ada yang mengoleskan minyak esensial, seperti lavender atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, dicampurkan dengan lavender sebagai anti bakteri. Kalau pengeringan plasenta tidak dilakukan secara baik, maka plasenta akan mengeluarkan bau tidak sedap. Bau tersebut dapat diatasi dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan (menyimpan dalam lemari es) setelah minggu pertama pasca persalinan. Kelahiran Lotus jarang dilakukan di rumah sakit. Lebih sering terjadi pada persalinan di rumah dan pusat-pusat kelahiran Lotus.
Sejarah Lotus Birth
Negara perintis Lotus birth adalah Amerika. Lotus birth dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan membuat keputusan tersebut.
Primatolog Jane Goodall, adalah orang pertama untuk melakukan apapun studi jangka panjang dari simpanse di alam bebas Pada hewan Simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya membiarkan plasenta utuh, tidak merusaknya bahkan memotongnya. Hal itu dikenal dengan fakta primatologis. Beberapa praktisi kelahiran teratai simpanse merujuk kepada praktek sebagai latihan alami bagi manusia juga.
Informasi mengenai lotus birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen serta Yahudi.
Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan Padmasambhava (Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke dunia sebagai utuh, anak-anak kudus. Kelahiran referensi teratai juga ditemukan dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah kelahiran Wisnu.
Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai penyakit kuning dan kehilangan berat badan bayi karena tindakan Lotus birth.
Penghormatan terhadap plasenta di berbagai budaya
Beda bangsa, daerah dan suku beda pula penanganannya terhadap keberadaan ari-ari atau plasenta yang hadir ketika persalinan terjadi. Dalam dunia pengobatan barat, plasenta dianggap tidak lebih dari sekedar buangan rumah sakit, tapi mengakui adanya penanganan khusus yang diberlakukan di berbagai belahan dunia.
Diantara suku Navajo Indian barat daya, menjadi suatu kebiasaan untuk menguburkan plasenta bayi di keempat sudut kuburan keluarga yang dianggap mulia, sebagai suatu pengikat tanah leluhur dan masyarakat . Sementara suku Maori di Selandia Baru memiliki tradisi yang sama yaitu menguburkan plasenta di tanah yang masih belum tercemar. Dalam bahasa asli Maori kata untuk tanah dan plasenta tersebut adalah :whenua (baca: venua).
Suku pedalaman Bolivian Aymara dan Queche meyakini bahwa plasenta memiliki spirit tersendiri. Karenanya seorang suami harus memperlakukan plasenta tersebut dengan mencuci dan menguburkannya pada tempat yang terlindung dan tersembunyi. Jika ritual tersebut tidak dilakukan secara benar, keyakinan mereka adalah ibu atau bayi akan menjadi sakit atau bahkan mati.
Suku Ibo di Negiria dan Ghana memperlakukan plasenta sebagai kembaran dari bayi yang hidup, sementara plasenta tersebut adalah kembaran yang mati. Sehingga harus dikuburkan dengan ritual tertentu. Lain lagi di Filipina, plasenta dikuburkan dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini suatu pengharapan bahwa kelak bayinya akan tumbuh menjadi anak yang pintar . Kondisi Filipina ternyata tidak berbeda jauh dengan beberapa masyarakat yang ada di Indonesia, dimana mereka menguburkan plasenta dilengkapi dengan buku, pensil dengan maksud agar kelak anak yang dilahirkan tersebut menjadi anak yang pintar.
Ironis lagi di Vietnam dan China plasenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh ibu yang habis melahirkan. Masyarakat china dan Vietnam mempercayai, bahwa ibu yang baru melahirkan seharusnya merebus sendiri plasenta bayinya, kemudian dijadikan kaldu dan meminumnya untuk memperbaiki kualitas ASI nya.
Sementara di nusantara Indonesia, Ari-ari atau plasenta sering dianggap sebagai saudara bayi yang memeliharanya selama kehamilan berlangsung, bahkan tidak jarang plasenta mendapat perhatian khusus sesuai dengan adat kebiasaaan masyarakat yang berlaku. Sebagian masyarakat memperlakukan plasenta (ari-ari) dengan tatalaksana khusus, sebagai ungkapan terimakasih karena telah memelihara bayi sampai cukup bulan serta lahir ke dunia.
Perlakuan masyarakat Bali (beragama Hindu) terhadap ari-ari.
1. Setelah dibersihkan dimasukkan ke dalam kelapa yang telah di belah, sebagai lambang dunia dan isinya.
2. Diisi duri-duri, sehingga terhindar dari gangguan, ditambahkan rempah-rempah, dan diberi wewangian agar harum dan tidak berbau.
3. Di bungkus kain putih dan di tanam di depan rumah; sebelah kanan untuk laki-laki, sedangkan sebelah kiri untuk perempuan.
4. Selama 42 hari selalu di pasang lilin (malam hari), setiap hari ari-ari tersebut diberikan susu juga.
Perlakuan masyarakat Jawa terhadap ari-ari
1. Setelah ari-ari dibersihkan dimasukkan ke dalam kendi.
2. Di dalam kendi disertakan tulisan jawa/Abjad agar kelak nantinya bayi tersebut pandai.
3. Diberikan anget-anget dan duri sehingga pandangannya tajam.
4. Selanjutnya di tanam di depan rumah untuk bayi laki-laki selama 42 hari, dan di belakang rumah selama 36 hari untuk bayi perempuan.
5. Sebagian ada yang membuangnya ke sungai , sehingga bayi ini akan suka merantau.
Perlakuan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap ari-ari
1. Ditaruh sekitar 3 bulan di atas perapian sampai kering.
2. Selanjutnya di tanam di sertai doa dan alat-tulis.
Alasan mengapa Lotus Birth dipilih:
Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
1.Ibu dan keluarga tidak ingin memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat.
2.Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.
3.Penghormatan terhadap bayi dan plasenta.
4. Asumsi ibu bahwa dapat menjamin bayi mendapatkan volume darah optimal dan spesifik yang diperlukan bagi bayi.
5.Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.
6.Mengurangi angka kesakitan bayi akibat infeksi nosokomial dari pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
7.Alasan rohani atau emosional.
8.Tradisi budaya yang harus dilakukan.
9.Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
10.Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
11.Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal)
Manfaat dilakukannya Lotus Birth diantaranya :
1.Tali pusat dibiarkan sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
2.Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.
3.Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah lahir.
4.Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk terlepasnya tali pusatbila tali pusat dipotong segera, 9,56 hari, ketika berhenti berdenyut 7,16 hari, dan dibiarkan 3,75 hari.
Langkah dilakukannya Lotus Birth
Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :
1.Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada sekitar leher bayi, cukup angkat tali tersebut.
2.Tunggu lahirnya plasenta secara alami.
3.Ketika plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu..
4.Tunggu transfusi penuh darah dari pusat ke bayi sebelum menangani plasenta.
5.Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan menggunakan air hangat dan tepuk-tepuk sampai kering.
6.Tempatkan plasenta di tempat yang kering.
7.Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti sebuah popok atau kain kemudian letakkan dalam tas plasenta.. 8.Gendong bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.
9.Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar.
10.bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.
11.Meminimalisir pergerakan bayi.
Sumber http://www.sarahjbuckley.com/ en.wikipedia.org/wiki/Lotus_birth http://www.lotusfertility.com
Selasa, 23 Maret 2010
DIARY BIDAN MENCARI CINTA (6)
bid f.ok
“Kamu pikir aku perempuan apa......!!” suara maya parau. Sinar kemarahan tampak menyala-nyala dari bola matanya. Maya merasa ruang sensitif pribadinya terkoyak.
“Trus kenapa harus marah may...!!Santai sajalah...” puja tersenyum sinis, matanya menantang maya.
“udah....ssttttt.......” desis anne. Jari telunjuk kanannya menempel di bibir mungilnya. Anne mencium aroma kemarahan yang nyata di antara mereka. Terutama maya...wajahnya bersemu merah, dan tangannya mengepal.
“Kamu menuduh aku....” tuntut maya, bibirnya bergetar.
“Aku cuma tanya...bukan menuduh....!!” bela puja. Kandita mendelik ke arah puja, memaksa puja mengalah. Tapi puja sudah terlalu sering mengalah untuk maya. Kesabarannya juga ada batasnya.
“Bilang saja kamu iri sama aku.......” senyum tipis menghiasi bibir maya.
“Apa hubungannya...!!” sambar puja.
“jelas kamu iri karena kamu tidak pernah punya pacar...” cibir maya.
“nggak nyambung.........!!” tukas puja.
“Tapi itu kenyataannya kan....” maya tertawa puas. Maya memang tidak pernah mau mengerti kalau kata-kata yang sering dia ucapkan sering menyakiti orang lain, dan semua harus maklum karena maya. Maya yang tiba-tiba bisa pingsan karena kelelahan. Maya yang tidak terbiasa dengan kotoran... maya yang manja...
“Hahh...dari pada kamu........” puja menghentikan ucapannya. Matanya berkilat-kilat.
“Apa.....!!!” desak maya.
“Heyyyy.......udah may!!” anne mengapit maya yang mulai mendekati puja.
Sementara kandita menarik puja ke luar dari kamar.
“Apa....aaaaaaaa......!!!!” Teriak maya...yang berontak ingin mengejar puja. Tapi tertahan karena tangan anne lebih kuat mencekal pergelangan maya.
Dan bel malam berbunyi....................
Puja membawa beberapa buah buku di tangannya. Posisinya sebagai komisaris tingkat bulan ini memaksanya untuk lebih aktif di kelas. Bukan keinginannya menjadi komting, karena ia merasa jabatan itu hanya pelimpahan tugas tanpa fasillitas. Seperti hari ini, seorang dosen menugaskannya untuk meng-kofi beberapa materi kuliah yang akan dibagikan kepada seluruh mahasiswa.
Puja meletakkan bukunya di atas meja fotokofi di samping warung pak herman. Matanya menangkap sebuah buku menarik di sisi kanan meja. Puja mengambilnya, membolak-balik isinya.....sesekali ia melirik petugas fotokopi yang masih berkutat dengan kertas-kertasnya.
“Saya mau fotokofi yang ini mas, rangkap 40......dan buku ini...!” saat petugas fotokofi datang menghampiri, puja menyerahkan bukunya sekaligus buku yang menarik perhatiannya itu.
“Itu buku titipan pelanggan............” sela pria itu seraya memandang puja.
“Ya...saya bayar!!Cepetan sebelum orangnya datang.................” buru puja.
Pria itu dengan sigap mulai mengerjakan tugasnya,
Sore hari............
Puja mengambil beberapa buah lembaran kertas dan buku keramat yang baru ditemukannya tadi. Perlahan diletakkannya di tempat tidur yang paling atas. Kebetulan teman sekamarnya ada beberapa orang yang sedang dinas...selebihnya tidak tahu kemana. Hati-hati puja menaiki tangga tempat tidurnya. Puja mulai melihat-lihat buku keramat yang ternyata buku wisuda berisikan mahasiswa berbagai jurusan lengkap dengan identitasnya. Harga dirinya tersakiti mendengar ucapan maya kemarin malam, “tidak pernah punya pacar,..... dia saja yang tidak tau......”, gumam puja. Tapi meski maya belum meminta maaf sampai hari ini... puja sudah menganggapnya angin lalu.
“Ngapain bu...” tanya kandita, yang tiba-tiba muncul di mulut pintu kamarnya. Piyama merah melekat di kulitnya yang putih mulus.
“Nggak liat apa...!” puja menyembunyikan buku keramatnya di bawah bantal. Posisi tempat tidurnya ada di atas sehingga kandita tidak bisa memastikan apa saja yang puja kerjakan. Puja pura-pura menulis sesuatu di salah satu lembaran kertasnya.
“Temenin ke warung pak herman dong....!” ajak kandita.
“pengen makan coklat.....” sambungnya lagi.
“Aduh...nggak bisa dita, lagi ngerjain Askeb nih.....!!banyak bangettt....bangetttt!!!” puja memperlihatkan lembaran folio yang ada di tempat tidurnya.
“Tumben rajin...” cibir kandita.
“ Baru dapat hidayah....” jawab puja sekenanya. Tangannya asyik menuliskan sesuatu. Tidak jelas apa yang ditulis tapi berhasil membuat kandita percaya. Puja sekilas mencuri pandang ke arah kandita yang masih menatapnya penuh curiga. Seakan tahu puja sedang merencanakan sesuatu.
“serius nih..........” tanya kandita. Matanya masih mencoba mencari sesuatu yang lain disekitar puja.
“Iya ....nggak percaya banget sih.....!” puja manyun dan menjulurkan lidahnya 1 centi. Kandita berlalu.
Puja menelusuri nama-nama mahasiswa yang baru saja di wisuda pekan ini di universitas terpopuler di daerahnya itu. Tangannya mencatat nomor telpon serta alamat. Dengan cermat puja melihat satu persatu wajah serta identitas seluruh wisudawan, terutama pria. Matanya melotot tatkala ada foto yang bertuliskan status “belum kawin”. Puja segera memberi tanda merah dan melipat sisi kertasnya agar mudah bila mencarinya lagi.
Puja meraih HPnya dan mulai mengetikkan sebuah nomor cantik. Puja mengeja nama pria di foto itu...G-a-n-d-i, 23 tahun, jurusan bahasa inggris....
“Kebetulan bahasa inggrisku kacau.......lumayan dapat guru gratis, heee....” sorak puja dalam hati.
Puja meletakkan HPnya itu di teling kanannya. jantungnya berdegup bak kuda pacu. Beberapa saat tidak terdengar nada apapun. Puja mengecek kembali nomornya dan mulai melakukan panggilan lagi...
“Maaf telpon anda ada di luar jangkauan......” suara operator.
”Memangnya masih ada di kutub utara mas... sampai tidak bisa terjangkau....” . gumam puja kesal.
Puja mengamati beberapa foto yang menarik minatnya, sosok pria gagah...dengan barisan gigi sempurna, tersenyum penuh percaya diri. Ang-ka-sa, 24 tahun, jurusan pertanian.......
“Nggak apa deh, asal petani berdasi....” puja tertawa sendiri...angannya mengembara..
Puja mulai mengetikkan sebuah nomor lagi......jantungnya berdesir tatkala lantunan suara ariel peterpan memenuhi gendang telinganya. Dari ujung sana sebuah suara membuyarkan lamunannya.
“Hallo.....” suara wanita, dipandangnya sekali lagi wajah tampan yang tersenyum mempesona itu....jelas-jelas disitu di buat “status lajang”. Kenapa bisa wanita yang menjawab...bathin puja. Tapi puja selalu berfikir positif...bisa jadi kakaknya, adiknya atau mungkin sahabatnya...
“Hallo....” suara itu mendesaknya.
“Ma....mau bicara dengan angkasa...” jawab puja terbata. Puja memberanikan diri meski tidak yakin dengan suaranya.
“Kalau boleh tahu..dengan siapa ya...?” tanya wanita itu ramah. Suaranya renyah, dan sangat bersahabat, puja membayangkan seorang gadis muda.
“Saya henna, temennya......mbak siapa ya...!!” puja sengaja menyembunyikan nama aslinya.
“ Saya tunangannya...!! mbak heena sudah dapet undangan kawinan kita kan...!” suara wanita itu antusias, dengan sedikit penekanan kata “kawinan”, barangkali untuk lebih menegaskan statusnya.
Spontan puja menonaktifkan telepon genggamnya, diletakkannya HPnya jauh dari jangkauannya. Amit-amitttt.......,bathin puja sambil mengelus dadanya...
Puja mulai mencermati lagi wajah-wajah pria tampan yang ada di buku itu. Pandangannya terhenti pada sebuah nama A-R-Y-O, seorang sarjana teknik sipil, dan usianya 4 tahun di atas puja. Wajahnya segar dan memancarkan optimisme tinggi.
Perlahan puja mengetikkan sebuah nomor telpon, matanya awas memperhatikan sekitarnya. Takut kalau tiba-tiba temannya yang lain datang dan mencurigai kegiatannya. Kali ini lagu viera yang mengalun lembut di telinga puja..
“Hey...udah gue bilang jangan ganggu gue lagi.....!” bentak suara di seberang sana. Suaranya tajam dan menebarkan kebencian, sayang suaranya tidak semanis wajahnya.
“Maksudnya...???” tanya puja yang masih bingung jantungnya berdebar kencang.
“Jangan berlagak bego yach..dasar cewek murahan..!! maki suara di seberang sana.
“Jangan sembarangan bicara.....” bela puja, nafasnya naik turun.
“Sekali murahan tetap murahan...!!” kejar suara itu. Puja mematikan suara itu cepat. Dasar orang aneh......., batin puja.
“Kali aja ini mahasiswa yang suka demonstrasi anarkis di jalanan, atau perang antar fakultas ....” pikir puja lagi.
Puja meyakinkan dirinya untuk mencoba sebuah nomor lagi. Dan ia berjanji ini untuk yang terakhir kalinya. R-I-O, alumni fakultas kesehatan masyarakat, hobbynya memasak..Puja tersenyum dalam hati membayang se sosok pria penyayang keluarga dan memanjakan istri dan anaknya melalui lidahnya...puja terkekeh..
Kembali diraihnya HPnya, dan mulai mengetikkan nomor yang dituju. Tidak ada lagu yang bermain di telinga puja, hanya bunyi panggilan standar.
“hallo.....” sebuah suara....mengalun lincah dari seberang sana. Suara anak kecil....puja lagi-lagi mencermati wajah pria yang terlihat muda itu. Pantas saja dia masih punya adik kecil, wajahnya saja masih imut..
“Hallooooooo....” ulang suara itu...
“ehm...ada rio....adik manis...” tanya puja perlahan...
“sebentar ya....” jawab suara itu. Hati puja dipenuhi berbagai fikirannya. Ia mulai merangkai kata pendahuluan sebagai tanda perkenalannya.
“Pa..pa...a......a...............a..........ada telpon.......” puja mendengar suara anak itu menjerit. Secepat kilat puja mematikan HPnya, matanya terpejam...jantungnya masih berdegup kencang. Anak kecil itu memanggil papa....berarti......puja tidak sanggup melanjutkan arah fikirannya.
“Mimpi apa hari iniii.... Kemana lagi aku mencari pria-pria kesepian.........” bathin puja dan membenamkan kepalanya di bawah bantalnya....buliran bening mengalir perlahan dari sudut matanya.
Bersambung..
“Kamu pikir aku perempuan apa......!!” suara maya parau. Sinar kemarahan tampak menyala-nyala dari bola matanya. Maya merasa ruang sensitif pribadinya terkoyak.
“Trus kenapa harus marah may...!!Santai sajalah...” puja tersenyum sinis, matanya menantang maya.
“udah....ssttttt.......” desis anne. Jari telunjuk kanannya menempel di bibir mungilnya. Anne mencium aroma kemarahan yang nyata di antara mereka. Terutama maya...wajahnya bersemu merah, dan tangannya mengepal.
“Kamu menuduh aku....” tuntut maya, bibirnya bergetar.
“Aku cuma tanya...bukan menuduh....!!” bela puja. Kandita mendelik ke arah puja, memaksa puja mengalah. Tapi puja sudah terlalu sering mengalah untuk maya. Kesabarannya juga ada batasnya.
“Bilang saja kamu iri sama aku.......” senyum tipis menghiasi bibir maya.
“Apa hubungannya...!!” sambar puja.
“jelas kamu iri karena kamu tidak pernah punya pacar...” cibir maya.
“nggak nyambung.........!!” tukas puja.
“Tapi itu kenyataannya kan....” maya tertawa puas. Maya memang tidak pernah mau mengerti kalau kata-kata yang sering dia ucapkan sering menyakiti orang lain, dan semua harus maklum karena maya. Maya yang tiba-tiba bisa pingsan karena kelelahan. Maya yang tidak terbiasa dengan kotoran... maya yang manja...
“Hahh...dari pada kamu........” puja menghentikan ucapannya. Matanya berkilat-kilat.
“Apa.....!!!” desak maya.
“Heyyyy.......udah may!!” anne mengapit maya yang mulai mendekati puja.
Sementara kandita menarik puja ke luar dari kamar.
“Apa....aaaaaaaa......!!!!” Teriak maya...yang berontak ingin mengejar puja. Tapi tertahan karena tangan anne lebih kuat mencekal pergelangan maya.
Dan bel malam berbunyi....................
Puja membawa beberapa buah buku di tangannya. Posisinya sebagai komisaris tingkat bulan ini memaksanya untuk lebih aktif di kelas. Bukan keinginannya menjadi komting, karena ia merasa jabatan itu hanya pelimpahan tugas tanpa fasillitas. Seperti hari ini, seorang dosen menugaskannya untuk meng-kofi beberapa materi kuliah yang akan dibagikan kepada seluruh mahasiswa.
Puja meletakkan bukunya di atas meja fotokofi di samping warung pak herman. Matanya menangkap sebuah buku menarik di sisi kanan meja. Puja mengambilnya, membolak-balik isinya.....sesekali ia melirik petugas fotokopi yang masih berkutat dengan kertas-kertasnya.
“Saya mau fotokofi yang ini mas, rangkap 40......dan buku ini...!” saat petugas fotokofi datang menghampiri, puja menyerahkan bukunya sekaligus buku yang menarik perhatiannya itu.
“Itu buku titipan pelanggan............” sela pria itu seraya memandang puja.
“Ya...saya bayar!!Cepetan sebelum orangnya datang.................” buru puja.
Pria itu dengan sigap mulai mengerjakan tugasnya,
Sore hari............
Puja mengambil beberapa buah lembaran kertas dan buku keramat yang baru ditemukannya tadi. Perlahan diletakkannya di tempat tidur yang paling atas. Kebetulan teman sekamarnya ada beberapa orang yang sedang dinas...selebihnya tidak tahu kemana. Hati-hati puja menaiki tangga tempat tidurnya. Puja mulai melihat-lihat buku keramat yang ternyata buku wisuda berisikan mahasiswa berbagai jurusan lengkap dengan identitasnya. Harga dirinya tersakiti mendengar ucapan maya kemarin malam, “tidak pernah punya pacar,..... dia saja yang tidak tau......”, gumam puja. Tapi meski maya belum meminta maaf sampai hari ini... puja sudah menganggapnya angin lalu.
“Ngapain bu...” tanya kandita, yang tiba-tiba muncul di mulut pintu kamarnya. Piyama merah melekat di kulitnya yang putih mulus.
“Nggak liat apa...!” puja menyembunyikan buku keramatnya di bawah bantal. Posisi tempat tidurnya ada di atas sehingga kandita tidak bisa memastikan apa saja yang puja kerjakan. Puja pura-pura menulis sesuatu di salah satu lembaran kertasnya.
“Temenin ke warung pak herman dong....!” ajak kandita.
“pengen makan coklat.....” sambungnya lagi.
“Aduh...nggak bisa dita, lagi ngerjain Askeb nih.....!!banyak bangettt....bangetttt!!!” puja memperlihatkan lembaran folio yang ada di tempat tidurnya.
“Tumben rajin...” cibir kandita.
“ Baru dapat hidayah....” jawab puja sekenanya. Tangannya asyik menuliskan sesuatu. Tidak jelas apa yang ditulis tapi berhasil membuat kandita percaya. Puja sekilas mencuri pandang ke arah kandita yang masih menatapnya penuh curiga. Seakan tahu puja sedang merencanakan sesuatu.
“serius nih..........” tanya kandita. Matanya masih mencoba mencari sesuatu yang lain disekitar puja.
“Iya ....nggak percaya banget sih.....!” puja manyun dan menjulurkan lidahnya 1 centi. Kandita berlalu.
Puja menelusuri nama-nama mahasiswa yang baru saja di wisuda pekan ini di universitas terpopuler di daerahnya itu. Tangannya mencatat nomor telpon serta alamat. Dengan cermat puja melihat satu persatu wajah serta identitas seluruh wisudawan, terutama pria. Matanya melotot tatkala ada foto yang bertuliskan status “belum kawin”. Puja segera memberi tanda merah dan melipat sisi kertasnya agar mudah bila mencarinya lagi.
Puja meraih HPnya dan mulai mengetikkan sebuah nomor cantik. Puja mengeja nama pria di foto itu...G-a-n-d-i, 23 tahun, jurusan bahasa inggris....
“Kebetulan bahasa inggrisku kacau.......lumayan dapat guru gratis, heee....” sorak puja dalam hati.
Puja meletakkan HPnya itu di teling kanannya. jantungnya berdegup bak kuda pacu. Beberapa saat tidak terdengar nada apapun. Puja mengecek kembali nomornya dan mulai melakukan panggilan lagi...
“Maaf telpon anda ada di luar jangkauan......” suara operator.
”Memangnya masih ada di kutub utara mas... sampai tidak bisa terjangkau....” . gumam puja kesal.
Puja mengamati beberapa foto yang menarik minatnya, sosok pria gagah...dengan barisan gigi sempurna, tersenyum penuh percaya diri. Ang-ka-sa, 24 tahun, jurusan pertanian.......
“Nggak apa deh, asal petani berdasi....” puja tertawa sendiri...angannya mengembara..
Puja mulai mengetikkan sebuah nomor lagi......jantungnya berdesir tatkala lantunan suara ariel peterpan memenuhi gendang telinganya. Dari ujung sana sebuah suara membuyarkan lamunannya.
“Hallo.....” suara wanita, dipandangnya sekali lagi wajah tampan yang tersenyum mempesona itu....jelas-jelas disitu di buat “status lajang”. Kenapa bisa wanita yang menjawab...bathin puja. Tapi puja selalu berfikir positif...bisa jadi kakaknya, adiknya atau mungkin sahabatnya...
“Hallo....” suara itu mendesaknya.
“Ma....mau bicara dengan angkasa...” jawab puja terbata. Puja memberanikan diri meski tidak yakin dengan suaranya.
“Kalau boleh tahu..dengan siapa ya...?” tanya wanita itu ramah. Suaranya renyah, dan sangat bersahabat, puja membayangkan seorang gadis muda.
“Saya henna, temennya......mbak siapa ya...!!” puja sengaja menyembunyikan nama aslinya.
“ Saya tunangannya...!! mbak heena sudah dapet undangan kawinan kita kan...!” suara wanita itu antusias, dengan sedikit penekanan kata “kawinan”, barangkali untuk lebih menegaskan statusnya.
Spontan puja menonaktifkan telepon genggamnya, diletakkannya HPnya jauh dari jangkauannya. Amit-amitttt.......,bathin puja sambil mengelus dadanya...
Puja mulai mencermati lagi wajah-wajah pria tampan yang ada di buku itu. Pandangannya terhenti pada sebuah nama A-R-Y-O, seorang sarjana teknik sipil, dan usianya 4 tahun di atas puja. Wajahnya segar dan memancarkan optimisme tinggi.
Perlahan puja mengetikkan sebuah nomor telpon, matanya awas memperhatikan sekitarnya. Takut kalau tiba-tiba temannya yang lain datang dan mencurigai kegiatannya. Kali ini lagu viera yang mengalun lembut di telinga puja..
“Hey...udah gue bilang jangan ganggu gue lagi.....!” bentak suara di seberang sana. Suaranya tajam dan menebarkan kebencian, sayang suaranya tidak semanis wajahnya.
“Maksudnya...???” tanya puja yang masih bingung jantungnya berdebar kencang.
“Jangan berlagak bego yach..dasar cewek murahan..!! maki suara di seberang sana.
“Jangan sembarangan bicara.....” bela puja, nafasnya naik turun.
“Sekali murahan tetap murahan...!!” kejar suara itu. Puja mematikan suara itu cepat. Dasar orang aneh......., batin puja.
“Kali aja ini mahasiswa yang suka demonstrasi anarkis di jalanan, atau perang antar fakultas ....” pikir puja lagi.
Puja meyakinkan dirinya untuk mencoba sebuah nomor lagi. Dan ia berjanji ini untuk yang terakhir kalinya. R-I-O, alumni fakultas kesehatan masyarakat, hobbynya memasak..Puja tersenyum dalam hati membayang se sosok pria penyayang keluarga dan memanjakan istri dan anaknya melalui lidahnya...puja terkekeh..
Kembali diraihnya HPnya, dan mulai mengetikkan nomor yang dituju. Tidak ada lagu yang bermain di telinga puja, hanya bunyi panggilan standar.
“hallo.....” sebuah suara....mengalun lincah dari seberang sana. Suara anak kecil....puja lagi-lagi mencermati wajah pria yang terlihat muda itu. Pantas saja dia masih punya adik kecil, wajahnya saja masih imut..
“Hallooooooo....” ulang suara itu...
“ehm...ada rio....adik manis...” tanya puja perlahan...
“sebentar ya....” jawab suara itu. Hati puja dipenuhi berbagai fikirannya. Ia mulai merangkai kata pendahuluan sebagai tanda perkenalannya.
“Pa..pa...a......a...............a..........ada telpon.......” puja mendengar suara anak itu menjerit. Secepat kilat puja mematikan HPnya, matanya terpejam...jantungnya masih berdegup kencang. Anak kecil itu memanggil papa....berarti......puja tidak sanggup melanjutkan arah fikirannya.
“Mimpi apa hari iniii.... Kemana lagi aku mencari pria-pria kesepian.........” bathin puja dan membenamkan kepalanya di bawah bantalnya....buliran bening mengalir perlahan dari sudut matanya.
Bersambung..
Senin, 22 Maret 2010
DIARY BIDAN MENCARI CINTA (5)
by febrina ok
Puja menatap kosong lembar jawabannya. Suasana ujian menjadi sangat hening. Teguran keras bu karina telah mengunci mulut-mulut mungil seluruh mahasiswa, meski terkadang terdapat kasak kusuk di beberapa tempat.
“5 menit lagi.....” seru bu karina yang jaraknya hanya terpaut 1 meter saja dari puja. Paras cantiknya tertutup oleh matanya yang melotot tajam ke berbagai penjuru. Puja tidak mampu berbuat apa-apa...dihitungnya kancing bajunya. Jawaban mulai terisi.......kemudian tanpa membaca soal, puja melingkari seluruh jawaban. Dan senyumnya mekar tatkala jawabannya tuntas bersamaan dengan habisnya waktu. Segera puja mengumpulkan lembar jawabannya......
“Gimana, kamu bisa jawab tuh soal.....” tanya kandita setibanya di luar kelas..
“Susah banget....” timpal anne dari sisi kanan puja.
“Hanya Tuhanlah yang tahu.................” lirih puja lemah. Puja tidak yakin dengan jawabannya. Karena hampir seluruh jawabannya adalah hasil dari feelingnya, bukan pengetahuannya. Tentu saja dengan bantuan kancing baju seragamnya untuk menentukan keputusan pilihan jawaban.
“Maya mana...?” tanya kandita sambil mencari ke sekeliling mereka.
Seperti di komando puja dan anne menggeleng cepat.......
Sementara.................
Maya melangkah cepat menyusuri koridor asrama, gerakannya tangkas bahkan hampir setengah berlari. Maya menyambar gaun merah yang tergantung rapi di lemari pakaiannya dan menyimpannya di dalam sebuah tas. Sepatu dengan warna senada juga sudah terbungkus rapi, di bawah tempat tidurnya. Diambilnya bungkusan itu dan dijejalkan ke dalam tas kuliah berukuran sedang. Beberapa make up juga sudah sedari tadi berada di dalam tas merahnya itu.
Maya menambahkan riasan diwajahnya, sedikit jerawat tampak menghias kening wanita berambut panjang itu, buru-buru maya menyamarkan dan menimbunnya dengan alas bedak. Segera maya keluar dari kamarnya dan melindungi kepalanya dengan beberapa buah buku. Masih menggunakan seragam kuliah, baju putih bercampur biru muda. Jam ditangannya berdetak 10 kali...beberapa kelas terlihat konsentrasi dengan perkuliahannya...terbukti dari pintu ruangan yang ditutup rapat. Karena masih jam kuliah, maya dapat melenggang dengan mudah keluar dari asrama tanpa mengundang kecurigaan. Beberapa buku di tangan akan meyakinkan orang-orang yang berkompeten untuk melarangnya keluar, untuk tidak terlalu banyak tanya. Tapi meskipun ada yang mencoba menghalangi...Maya berkeras, tentu dengan alasan klasik “Mencari bahan untuk membuat tugas”, meski tujuan yang sering diucapkannya itu tidak pernah diwujudkan.
Maya tersenyum pada sebuah sosok manis yang muncul di balik jendela sebuah mobil yang hanya terpaut beberapa langkah saja. Secepatnya maya menghampiri dan masuk ke dalam mobil itu, senyumnya mengembang.
“Udah lama sayang...” tanya maya manja.
“Demi kamu...sampai besok juga aku rela.....” gombal pria itu, yang diketahui bernama dimas. Seorang mahasiswa jurusan ekonomi. Kulitnya sawo matang, ukiran senyumnya sungguh memikat. Ditambah lagi dengan barang-barang yang melekat di setiap aktifitasnya...seakan menjadi magnet untuk menarik wanita-wanita cantik berputar-putar disekelilingnya. Termasuk maya yang terkenal mencari cowok “apa adanya”, yang sering dipelintirkan menjadi “ada segala-galanya”. Sayangnya Dimas tidak terlalu serius kuliah, dengan fasilitas yang super lengkap, dan gaji bulanan sebagai mahasiswa yang melebihi gaji orang kantoran, membuat dimas tidak terlalu antusias menyelesaikan skripsinya. Meskipun sering mendapat ultimatum dari kedua orang tuanya.
“Kita makan dulu ya....” tukas maya. Maklum makanan di asrama sering tidak cocok di lidah perempuan bermata indah itu. Judulnya saja sayur tumisan tapi pada kenyataan layaknya rebusan. Dan maya sering tidak menggunakan haknya untuk makan di asrama. Dan kesempatan seperti ini merupakan momen yang tepat untuk memuaskan nafsunya makan di restoran mewah..
“what ever u say.....” senyum dimas. Tangannya menyentuh kuncir rambut maya. Matanya menatap maya dengan tatapan aneh. Mereka belum lama menjalin asmara, baru 1 bulan resminya. Tentu saja maya sudah bermain api dengan dimas sebelum maya putus dari diko. Dimas punya nilai plus di mata maya, dengan dimas maya nyaman terlindung dari sengatan matahari, wajahnya juga terbebas dari bahaya sinar ultraviolet. Sementara bersama diko, maya harus berpanas-panasan di jalanan dengan motor kebanggaannya, belum lagi harus duduk di jalanan karena motornya beberapa kali mogok.
Mobil melaju membelah sesaknya jalanan, menuju sebuah pusat perbelanjaan. Maya menentukan pizza hut sebagai menu makan siangnya. Untungnya dimas setuju, tapi tepatnya dimas memang selalu setuju dengan maya, tidak tahu apa yang membuat dimas seakan menjadi kerbau yang dicucuk hidungnya. Dimas memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran yang tidak jauh dari lokasi pusat perbelanjaan.
Mereka menapaki tangga demi tangga mall itu, dimas merengkuh bahu maya erat. Dimas memesan pizza berukuran sedang serta minuman ringan. Sementara maya sibuk mengganti pakaiannya di toilet wanita. Maya sungkan membawa-bawa institusi profesinya yang terlihat dari seragamnya, yang bisa saja tercemar karena perilakunya. Ditambah lagi, bu Rasti...seorang dosen dan bidan senior di kampusnya sering menggaung-gaungkan “Bajumu ada lah harga diri profesimu, jadi kalau di bawa ke tempat-tempat yang tidak baik...maka orang akan menganggap profesimu tidak baik.....!!!”.
Maya menyemprotkan farfum Jlo di lehernya....dan di beberapa tempat sensitif yang bisa menimbulkan bau tidak sedap sebagai pamungkas dari rangkaian dandanannya. Dipandangnya sekali lagi wajahnya yang tampak lebih cerah dan cantik. Beberapa kali badannya di putar, untuk melihat dari segala sisi, mana tau ada yang terlihat tidak sempurna.
“Cantik banget...” puji dimas, tangannya menyentuh ujung hidung maya yang tersipu.
“Apaan sih.....” kilah maya seraya memainkan ujung rambutnya. Makan siang kali ini dibumbui dengan kata-kata mesra dan canda tawa, mereka bahkan duduk sangat dekat tanpa pembatas apapun. Apalagi lokasi tempat duduk mereka berada di pojok ruangan. Sudah 2 jam berlalu tapi seperti 10 menit rasanya..
“Sayang, ada baju yang baguss...banget!!! kemarin mama lihat....” rayu maya. Sebutan mama dan papa terdengar basi memang, tapi maya seakan nyaman dengan panggilan itu.
“Trus, mama mau...!” dimas memegang tangan maya erat. Ditelusurinya jari demi jari maya dengan lembut.
“iya dong sayang......”
Maya menggandeng tangan dimas memimpinnya memasuki sebuah butik cantik. Maya melihat baju-baju bermerk dengan koleksi terbarunya. Sebenarnya maya tidak pernah masuk ke butik ini, hanya saja ini sebuah alasan untuk dapat memuaskan hobbinya belanja baju-baju baru, dan dimas selalu dengan sukarela menghambur-hamburkan uangnya untuk maya. Beberapa buah baju dengan harga lumayan sudah menjadi haknya. Dan maya belum puas...perempuan bertubuh ideal itu masih menginginkan sepatu dan beberapa jepit rambut. Tentu saja semua barang itu segera menjadi miliknya. Dimas merengkuh pinggang maya, tangan jahilnya asyik memainkan setiap lekuk tubuh maya, dan anehnya maya membiarkannya.....aksi itu masih berlanjut sampai beberapa jam film romantis bermain-main di pelupuk mata mereka...
“Dimas, udah jam 7 malem.....mama harus balik ke kampus...” bujuk maya..
“belum jam 9 sayang, bukannya pengecekan dilakukan jam 9 malam....!” bantah dimas, mereka baru saja keluar dari gedung bioskop..
“Aduh...tapi, mama takut ntar ketauan pak satpam....” maya memelas...wajahnya sengaja dibentuk se sendu mungkin. Dan bisa dipastikan dimas tidak mampu menentangnya..
“Kamu pernah janji, mau aku ajak ke diskotik. Kapan dong.....” tagih dimas.
“Jangan sekarang ya...besok mama ada ujian....” maya berbohong. Sekarang yang paling penting adalah dapat meloloskan diri masuk ke dalam asrama sebelum bel berbunyi.
Maya mengganti gaunnya dengan seragam kuliahnya, rambutnya sengaja di acak-acak agar tampak lusuh. Seiko ditangannya menunjukkan pukul 7 lebih 15 menit. Mobil melaju dengan terseok-seok, kemacetan terjadi dimana-mana. Kebetulan lokasi kampus dan asrama maya tidak jauh dari pusat kota. Hanya saja untuk sampai ke lokasi itu, melewati daerah dengan lalu lintas padat. Maya membayangkan wajah anne yang pasti akan penuh tanda tanya, belum lagi puja dan kandita. Maya melambaikan tangannya ke arah mobil dimas tatkala pria itu meletakkannya tepat di sebuah warung kecil, beberapa meter dari kampusnya. Maya menitipkan tasnya pada pak herman, pemilik warung....untuk diambil keesokan harinya. Wanita itu hanya menyisakan beberapa buah buku beserta fotocopian yang memang sudah dipersiapkan sejak sebelum keberangkatannya.
Maya melenggang santai memasuki pintu gerbang kampus sekaligus asramanya..ada pak Udin yang mencegah langkahnya masuk ke dalam kampus.
“Darimana maya....?” tanya pak udin. Gerakannya sigap menghampiri maya.
“Dari luar pak, fotokopi....” maya menunjukkan buku dan beberapa lembar fotokopiannya. Maya juga menyodorkan 3 buah coklat mahal yang di belinya di warung pak herman. Dan pak udin menyambutnya dengan sukacita, maya bebas......!!!
Di ruang ibu asrama belum terlalu banyak orang berkumpul, masih ada waktu 20 menit lagi sebelum bel pemeriksaan malam di bunyikan. Maya menyusup di antara kerumunan mahasiswa yang akan berangkat dinas, matanya menatap lurus ke depan, sengaja bahasa tubuhnya dibuat se santai mungkin, untuk menghindari kecurigaan terutama ibu asrama yang tampaknya tidak beredar bebas malam ini.
Maya berjalan cepat menuju kamar ke-tiga, langkahnya terburu tatkala mendapati daun pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Maya memejamkan matanya, ia menghirup udara dalam-dalam seakan baru menderita asfiksia berat....
“dari mana may.......” sebuah suara mengagetkannya. Maya membuka matanya dan tampak anne, puja dan kandita sudah berada tepat di depannya. Maya gugup..
“ehm...tadi ada acara kecil-kecilan di rumah eva, temen SMA ku.....” maya mencoba menjawab se ringan mungkin. Tangannya meraih ikat rambut baru yang ada di saku bajunya. Maya menarik rambutnya tinggi dan mulai mengikatnya sembarangan, tapi tampak seksi.
“acara atau acara..........” puja tersenyum tipis, matanya mencoba memberi pengaruh kepada 2 sahabatnya itu...
“Beneran.......acara ultah!” bohong maya. Langkahnya menuju ke arah lemari pakaiannya, maya tidak sanggup menatap mata ke tiga sahabatnya itu, takut kalau kebohongannya terbongkar....
“ehm....acaranya seru ya” tanya anne.
“seru banget!!!” jawab maya cepat. Tangannya pura-pura mencari sesuatu, meski ia tidak yakin apa...
“Pantes aja leher kamu sampai merah-merah begitu.....” beber kandita...
Maya melihat beberapa bercak merah bekas gigitan tampak jelas di beberapa bagian lehernya, maya spontan menutupnya dengan ujung kerah baju seragamnya...
“digigit nyamuk, soalnya lokasinya di out door....” jawab maya..
“Nyamuk or manusia??????” timpal puja. Maya berbalik, matanya menatap tajam ke arah puja, ada amarah yang meluap disana.....
Bersambung..
Puja menatap kosong lembar jawabannya. Suasana ujian menjadi sangat hening. Teguran keras bu karina telah mengunci mulut-mulut mungil seluruh mahasiswa, meski terkadang terdapat kasak kusuk di beberapa tempat.
“5 menit lagi.....” seru bu karina yang jaraknya hanya terpaut 1 meter saja dari puja. Paras cantiknya tertutup oleh matanya yang melotot tajam ke berbagai penjuru. Puja tidak mampu berbuat apa-apa...dihitungnya kancing bajunya. Jawaban mulai terisi.......kemudian tanpa membaca soal, puja melingkari seluruh jawaban. Dan senyumnya mekar tatkala jawabannya tuntas bersamaan dengan habisnya waktu. Segera puja mengumpulkan lembar jawabannya......
“Gimana, kamu bisa jawab tuh soal.....” tanya kandita setibanya di luar kelas..
“Susah banget....” timpal anne dari sisi kanan puja.
“Hanya Tuhanlah yang tahu.................” lirih puja lemah. Puja tidak yakin dengan jawabannya. Karena hampir seluruh jawabannya adalah hasil dari feelingnya, bukan pengetahuannya. Tentu saja dengan bantuan kancing baju seragamnya untuk menentukan keputusan pilihan jawaban.
“Maya mana...?” tanya kandita sambil mencari ke sekeliling mereka.
Seperti di komando puja dan anne menggeleng cepat.......
Sementara.................
Maya melangkah cepat menyusuri koridor asrama, gerakannya tangkas bahkan hampir setengah berlari. Maya menyambar gaun merah yang tergantung rapi di lemari pakaiannya dan menyimpannya di dalam sebuah tas. Sepatu dengan warna senada juga sudah terbungkus rapi, di bawah tempat tidurnya. Diambilnya bungkusan itu dan dijejalkan ke dalam tas kuliah berukuran sedang. Beberapa make up juga sudah sedari tadi berada di dalam tas merahnya itu.
Maya menambahkan riasan diwajahnya, sedikit jerawat tampak menghias kening wanita berambut panjang itu, buru-buru maya menyamarkan dan menimbunnya dengan alas bedak. Segera maya keluar dari kamarnya dan melindungi kepalanya dengan beberapa buah buku. Masih menggunakan seragam kuliah, baju putih bercampur biru muda. Jam ditangannya berdetak 10 kali...beberapa kelas terlihat konsentrasi dengan perkuliahannya...terbukti dari pintu ruangan yang ditutup rapat. Karena masih jam kuliah, maya dapat melenggang dengan mudah keluar dari asrama tanpa mengundang kecurigaan. Beberapa buku di tangan akan meyakinkan orang-orang yang berkompeten untuk melarangnya keluar, untuk tidak terlalu banyak tanya. Tapi meskipun ada yang mencoba menghalangi...Maya berkeras, tentu dengan alasan klasik “Mencari bahan untuk membuat tugas”, meski tujuan yang sering diucapkannya itu tidak pernah diwujudkan.
Maya tersenyum pada sebuah sosok manis yang muncul di balik jendela sebuah mobil yang hanya terpaut beberapa langkah saja. Secepatnya maya menghampiri dan masuk ke dalam mobil itu, senyumnya mengembang.
“Udah lama sayang...” tanya maya manja.
“Demi kamu...sampai besok juga aku rela.....” gombal pria itu, yang diketahui bernama dimas. Seorang mahasiswa jurusan ekonomi. Kulitnya sawo matang, ukiran senyumnya sungguh memikat. Ditambah lagi dengan barang-barang yang melekat di setiap aktifitasnya...seakan menjadi magnet untuk menarik wanita-wanita cantik berputar-putar disekelilingnya. Termasuk maya yang terkenal mencari cowok “apa adanya”, yang sering dipelintirkan menjadi “ada segala-galanya”. Sayangnya Dimas tidak terlalu serius kuliah, dengan fasilitas yang super lengkap, dan gaji bulanan sebagai mahasiswa yang melebihi gaji orang kantoran, membuat dimas tidak terlalu antusias menyelesaikan skripsinya. Meskipun sering mendapat ultimatum dari kedua orang tuanya.
“Kita makan dulu ya....” tukas maya. Maklum makanan di asrama sering tidak cocok di lidah perempuan bermata indah itu. Judulnya saja sayur tumisan tapi pada kenyataan layaknya rebusan. Dan maya sering tidak menggunakan haknya untuk makan di asrama. Dan kesempatan seperti ini merupakan momen yang tepat untuk memuaskan nafsunya makan di restoran mewah..
“what ever u say.....” senyum dimas. Tangannya menyentuh kuncir rambut maya. Matanya menatap maya dengan tatapan aneh. Mereka belum lama menjalin asmara, baru 1 bulan resminya. Tentu saja maya sudah bermain api dengan dimas sebelum maya putus dari diko. Dimas punya nilai plus di mata maya, dengan dimas maya nyaman terlindung dari sengatan matahari, wajahnya juga terbebas dari bahaya sinar ultraviolet. Sementara bersama diko, maya harus berpanas-panasan di jalanan dengan motor kebanggaannya, belum lagi harus duduk di jalanan karena motornya beberapa kali mogok.
Mobil melaju membelah sesaknya jalanan, menuju sebuah pusat perbelanjaan. Maya menentukan pizza hut sebagai menu makan siangnya. Untungnya dimas setuju, tapi tepatnya dimas memang selalu setuju dengan maya, tidak tahu apa yang membuat dimas seakan menjadi kerbau yang dicucuk hidungnya. Dimas memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran yang tidak jauh dari lokasi pusat perbelanjaan.
Mereka menapaki tangga demi tangga mall itu, dimas merengkuh bahu maya erat. Dimas memesan pizza berukuran sedang serta minuman ringan. Sementara maya sibuk mengganti pakaiannya di toilet wanita. Maya sungkan membawa-bawa institusi profesinya yang terlihat dari seragamnya, yang bisa saja tercemar karena perilakunya. Ditambah lagi, bu Rasti...seorang dosen dan bidan senior di kampusnya sering menggaung-gaungkan “Bajumu ada lah harga diri profesimu, jadi kalau di bawa ke tempat-tempat yang tidak baik...maka orang akan menganggap profesimu tidak baik.....!!!”.
Maya menyemprotkan farfum Jlo di lehernya....dan di beberapa tempat sensitif yang bisa menimbulkan bau tidak sedap sebagai pamungkas dari rangkaian dandanannya. Dipandangnya sekali lagi wajahnya yang tampak lebih cerah dan cantik. Beberapa kali badannya di putar, untuk melihat dari segala sisi, mana tau ada yang terlihat tidak sempurna.
“Cantik banget...” puji dimas, tangannya menyentuh ujung hidung maya yang tersipu.
“Apaan sih.....” kilah maya seraya memainkan ujung rambutnya. Makan siang kali ini dibumbui dengan kata-kata mesra dan canda tawa, mereka bahkan duduk sangat dekat tanpa pembatas apapun. Apalagi lokasi tempat duduk mereka berada di pojok ruangan. Sudah 2 jam berlalu tapi seperti 10 menit rasanya..
“Sayang, ada baju yang baguss...banget!!! kemarin mama lihat....” rayu maya. Sebutan mama dan papa terdengar basi memang, tapi maya seakan nyaman dengan panggilan itu.
“Trus, mama mau...!” dimas memegang tangan maya erat. Ditelusurinya jari demi jari maya dengan lembut.
“iya dong sayang......”
Maya menggandeng tangan dimas memimpinnya memasuki sebuah butik cantik. Maya melihat baju-baju bermerk dengan koleksi terbarunya. Sebenarnya maya tidak pernah masuk ke butik ini, hanya saja ini sebuah alasan untuk dapat memuaskan hobbinya belanja baju-baju baru, dan dimas selalu dengan sukarela menghambur-hamburkan uangnya untuk maya. Beberapa buah baju dengan harga lumayan sudah menjadi haknya. Dan maya belum puas...perempuan bertubuh ideal itu masih menginginkan sepatu dan beberapa jepit rambut. Tentu saja semua barang itu segera menjadi miliknya. Dimas merengkuh pinggang maya, tangan jahilnya asyik memainkan setiap lekuk tubuh maya, dan anehnya maya membiarkannya.....aksi itu masih berlanjut sampai beberapa jam film romantis bermain-main di pelupuk mata mereka...
“Dimas, udah jam 7 malem.....mama harus balik ke kampus...” bujuk maya..
“belum jam 9 sayang, bukannya pengecekan dilakukan jam 9 malam....!” bantah dimas, mereka baru saja keluar dari gedung bioskop..
“Aduh...tapi, mama takut ntar ketauan pak satpam....” maya memelas...wajahnya sengaja dibentuk se sendu mungkin. Dan bisa dipastikan dimas tidak mampu menentangnya..
“Kamu pernah janji, mau aku ajak ke diskotik. Kapan dong.....” tagih dimas.
“Jangan sekarang ya...besok mama ada ujian....” maya berbohong. Sekarang yang paling penting adalah dapat meloloskan diri masuk ke dalam asrama sebelum bel berbunyi.
Maya mengganti gaunnya dengan seragam kuliahnya, rambutnya sengaja di acak-acak agar tampak lusuh. Seiko ditangannya menunjukkan pukul 7 lebih 15 menit. Mobil melaju dengan terseok-seok, kemacetan terjadi dimana-mana. Kebetulan lokasi kampus dan asrama maya tidak jauh dari pusat kota. Hanya saja untuk sampai ke lokasi itu, melewati daerah dengan lalu lintas padat. Maya membayangkan wajah anne yang pasti akan penuh tanda tanya, belum lagi puja dan kandita. Maya melambaikan tangannya ke arah mobil dimas tatkala pria itu meletakkannya tepat di sebuah warung kecil, beberapa meter dari kampusnya. Maya menitipkan tasnya pada pak herman, pemilik warung....untuk diambil keesokan harinya. Wanita itu hanya menyisakan beberapa buah buku beserta fotocopian yang memang sudah dipersiapkan sejak sebelum keberangkatannya.
Maya melenggang santai memasuki pintu gerbang kampus sekaligus asramanya..ada pak Udin yang mencegah langkahnya masuk ke dalam kampus.
“Darimana maya....?” tanya pak udin. Gerakannya sigap menghampiri maya.
“Dari luar pak, fotokopi....” maya menunjukkan buku dan beberapa lembar fotokopiannya. Maya juga menyodorkan 3 buah coklat mahal yang di belinya di warung pak herman. Dan pak udin menyambutnya dengan sukacita, maya bebas......!!!
Di ruang ibu asrama belum terlalu banyak orang berkumpul, masih ada waktu 20 menit lagi sebelum bel pemeriksaan malam di bunyikan. Maya menyusup di antara kerumunan mahasiswa yang akan berangkat dinas, matanya menatap lurus ke depan, sengaja bahasa tubuhnya dibuat se santai mungkin, untuk menghindari kecurigaan terutama ibu asrama yang tampaknya tidak beredar bebas malam ini.
Maya berjalan cepat menuju kamar ke-tiga, langkahnya terburu tatkala mendapati daun pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Maya memejamkan matanya, ia menghirup udara dalam-dalam seakan baru menderita asfiksia berat....
“dari mana may.......” sebuah suara mengagetkannya. Maya membuka matanya dan tampak anne, puja dan kandita sudah berada tepat di depannya. Maya gugup..
“ehm...tadi ada acara kecil-kecilan di rumah eva, temen SMA ku.....” maya mencoba menjawab se ringan mungkin. Tangannya meraih ikat rambut baru yang ada di saku bajunya. Maya menarik rambutnya tinggi dan mulai mengikatnya sembarangan, tapi tampak seksi.
“acara atau acara..........” puja tersenyum tipis, matanya mencoba memberi pengaruh kepada 2 sahabatnya itu...
“Beneran.......acara ultah!” bohong maya. Langkahnya menuju ke arah lemari pakaiannya, maya tidak sanggup menatap mata ke tiga sahabatnya itu, takut kalau kebohongannya terbongkar....
“ehm....acaranya seru ya” tanya anne.
“seru banget!!!” jawab maya cepat. Tangannya pura-pura mencari sesuatu, meski ia tidak yakin apa...
“Pantes aja leher kamu sampai merah-merah begitu.....” beber kandita...
Maya melihat beberapa bercak merah bekas gigitan tampak jelas di beberapa bagian lehernya, maya spontan menutupnya dengan ujung kerah baju seragamnya...
“digigit nyamuk, soalnya lokasinya di out door....” jawab maya..
“Nyamuk or manusia??????” timpal puja. Maya berbalik, matanya menatap tajam ke arah puja, ada amarah yang meluap disana.....
Bersambung..
Jumat, 19 Maret 2010
KISAH KELEDAI..
Suatu ketika seorang laki-laki beserta anaknya membawa seekor keledai ke pasar. Di tengah jalan, beberapa orang melihat mereka dan menyengir, “lihatlah orang-orang dungu itu. Mengapa mereka tidak naik ke atas keledai itu?”
Laki-laki itu mendengar perkataan tersebut. Ia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai. Seorang perempuan tua melihat mereka, “Sudah terbalik dunia ini! Sungguh anak tak tahu diri! Ia tenang-tenang di atas keledai sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan”.
Kali ini anak itu turun dari punggung keledai dan ayahnya yang naik. Beberapa saat kemudian mereka berpapasan dengan seorang gadis muda. “Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu bersama-sama?”
Mereka menuruti nasihat gadis muda itu. Tak lama kemudian sekelompok orang lewat. “Binatang malang…, ia menanggung beban dua orang gemuk tak berguna. Kadang-kadang orang memang bisa sangat kejam!”
Sampai disini, anak dan ayah itu sudah muak. Mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu. Melihat kejadian itu, orang-orang tertawa terpingkal-pingkal, “Lihat, manusia keledai memanggul keledai!” sorak mereka.
Jika anda berusaha menyenangkan semua orang, bisa jadi anda tak akan dapat menyenangkan siapa pun…
Terkadang apa yang kita lakukan tidak selalu mendapat pandangan positif dari semua orang. Judulnya komentator, setiap sisi kehidupan kita akan selalu dikupas habis layaknya bedah buku atau acara debat. Tapi kita membutuhkan ketegasan dalam menentukan kehidupan yang kita pilih. Karena hidup adalah hari ini, kemarin masa lalu dan besok masih misteri.
inspirasi by: inspirasi2.wordpress.com
Laki-laki itu mendengar perkataan tersebut. Ia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai. Seorang perempuan tua melihat mereka, “Sudah terbalik dunia ini! Sungguh anak tak tahu diri! Ia tenang-tenang di atas keledai sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan”.
Kali ini anak itu turun dari punggung keledai dan ayahnya yang naik. Beberapa saat kemudian mereka berpapasan dengan seorang gadis muda. “Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu bersama-sama?”
Mereka menuruti nasihat gadis muda itu. Tak lama kemudian sekelompok orang lewat. “Binatang malang…, ia menanggung beban dua orang gemuk tak berguna. Kadang-kadang orang memang bisa sangat kejam!”
Sampai disini, anak dan ayah itu sudah muak. Mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu. Melihat kejadian itu, orang-orang tertawa terpingkal-pingkal, “Lihat, manusia keledai memanggul keledai!” sorak mereka.
Jika anda berusaha menyenangkan semua orang, bisa jadi anda tak akan dapat menyenangkan siapa pun…
Terkadang apa yang kita lakukan tidak selalu mendapat pandangan positif dari semua orang. Judulnya komentator, setiap sisi kehidupan kita akan selalu dikupas habis layaknya bedah buku atau acara debat. Tapi kita membutuhkan ketegasan dalam menentukan kehidupan yang kita pilih. Karena hidup adalah hari ini, kemarin masa lalu dan besok masih misteri.
inspirasi by: inspirasi2.wordpress.com
Kamis, 18 Maret 2010
PEMERIKSAAN CVS
CVS biasanya dilakuan pada usia kehamilan 10-13 minggu. Villi plasenta dapat diperoleh melalui akses transervikal, transabdominal atau transvaginal ke plasenta. Pada kehamilan lanjut, ketika kelainan janin disertai dengan oligohidramnion berat, pengambilan transabdominal lebih disukai. Penyulit CVS sama dengan amniocentesis.
Indikasi CVS
1) Indikasi biopsi vili korionik = amniosentesis.
2) Kecuali beberapa analisis yang memerlukan cairan amnion dan bukannya sel atau jaringan.
3) Usia ibu ≥35 thn
4) Riwayat melahirkan anak dengan kelainan kromosom
5) Orang tua merupakan carrier kelainan kromosom, penyakit autosomal resesif
6) Ibu merupakan carrier penyakit yg berkaitan dgn sex ( sex linked)
7) Tes skrining positif thd kelainan kromosom
Mengambil jaringan janin dari trofoblas untuk pemeriksaan diagnostik pd trimester I. Dilakukan pd kehamilan 10-13 mg
Cara :
1. Transcervikal
2. Transabdominal
Transcervikal CVS
Menggunakan polietilen kateter melalui serviks dgn tuntunan USG, menuju plasenta yg plg tebal Jaringan trofoblas diaspirasi melalui kateter ke dlm syringe
Transabdominal CVS
Jarum dimasukkan di sepanjang axis plasenta dgn tuntunan USG. Aspirasi jaringan trofoblas
Risiko CVS
1) Abortus 0,8% lebih besar dibandingkan amniosentesis
2) Perdarahan post tindakan lebih banyak terjadi pada cara transcervikal
3) Infeksi
4) Ketuban pecah
5) Sensitisasi Rhesus
6) Peningkatan AFP serum ibu
Keuntungan:
hasilnya tersedia pada usia gestasi lebih dini, sehingga mengurangi kecemasan orang tua kalau hasilnya normal dan memungkinkan metode terminasi kehamilan yang lebih dini dan lebih aman kalau hasilnya abnormal
Kontra indikasi relatif
1. perdarahan pervaginam atau spotting,
2. uterus ante atau retroversi ekstrem dan habitus tubuh pasien yang menghambat kemudahan akses ke uterus.
3. Infeksi aktif (kontra indikasi)
Sejumlah percobaan kontrol kasus dan acak yang membandingkan keamanan CVS dengan amniocentesis dan CVS transabdominal dengan prosedur CVS transervikal. Wald dkk ( 1998) meringkaskan delapan percobaan acak dan menemukan bahwa CVS transervikal mempunyai angka keguguran 3,7% lebih tinggi dibandingkan CVS transabdominal atau amniocentesis tradisional. Angka ini sama dengan angka amniocentesis dini.
Cunningham F. Gary dkk, Obstetri Williams,Edisi 21, Jakarta, EGC; 2006
Image by www.daviddarling.info
Berbagai sumber
Rabu, 17 Maret 2010
PEMERIKSAAN AMNIOCENTESIS
Amniocentesis adalah tes untuk mengetahui kelainan genetik pada bayi dengan memeriksa cairan ketuban atau cairan amnion. Di dalam cairan amnion terdapat sel fetal (kebanyakan kulit janin) yang dapat dilakukan analisis kromosom, analisis biokimia dan biologi. Ultrasonografi digunakan untuk memastikan posisi kandungan, plasenta, dan janin serta jumlah cairan amnion yang mencukupi.
Manfaat pemeriksaan amniocentesis antara lain :
1. Mengetahui kelainan bawaan (Syndrome down,dll)
2. Mengetahui jenis kelamin bayi.
3. Mengetahui tingkat kematangan paru janin.
4. Mengetahui ada tidaknya infeksi cairan amnion.
Pemeriksaan ini diutamakan untuk wanita hamil yang berisiko tinggi, yaitu :
a. Wanita yang mempunyai riwayat keluarga dengan kelainan genetik.
b. Wanita berusia di atas 35 tahun.
c. Wanita yang memiliki hasil tes yang abnormal terhadap sindrom down pada trimester pertama kehamilan.
d. Wanita dengan kelainan pada pemeriksaan USG
e. Wanita dengan sensitisasi Rh.
Risiko Amniocentesis
a. Kebocoran atau infeksi terhadap air ketuban
b. Jarum menyentuh bayi
c. Kelahiran prematur
d. Keguguran
Pemeriksaan
1. Ibu berbaring telentang
2. Perut ibu dibersihkan
3. Dokter menggunakan ultrasonografi untuk melihat bayi, dan untuk mencari area yang aman dalam air ketuban. Ultrasonografi adalah gambar dari bayi Anda yang ditangkap dengan menggunakan gelombang suara.
4. Kemudian jarum dimasukkan ke dalam uterus untuk mengambil cairan amnion.
5. Dokter mengambil sejumlah kecil cairan kemudian mengeluarkan jarum. Jarum berada di dalam selama kurang dari 1 menit
6. Sebuah layar diletakkan di sebelah perut ibu selama 15-30 menit untuk memantau detak jantung bayi .
7. Hasil pemeriksaan bisa didapatkan dalam waktu sekitar 2 minggu
Amniocentesis dini
1. Pemeriksaan dilakukan antara usia gestasi 11 sampai 14 minggu.
2. Cairan yang diambil lebih sedikit 1 mL per setiap minggu gestasi.
3. Risiko keguguran dan komplikasi lebih tinggi.
Amniocentesis trimester kedua
1. Untuk diagnostik genetik biasanya dilakukan pada usia gestasi 15-20 minggu.
2. Tindakan dipandu dengan bantuan USG realtime
3. Jarum spinal no. 20 sampai 22 dimasukkan ke dalam kantong amnion, sambil menghindari plasenta, tali pusat dan janin.
4. Cairan yang diambil sebanyak 20 mL
5. Jarum dikeluarkan dan diamati apakah ada perdarahan pada bekas tusukan jarum
6. Risiko yg dpt terjadi : Trauma janin/maternal, Infeksi , Abortus/persalinan prematur
Kesimpulannya, amniocentesis pada umumnya aman dan dapat dipercaya, tetapi tetap tidak bebas sama sekali dari faktor risiko. Penting sekali untuk digunakan dengan selektif dan tetap dijelaskan kepada pasangan pasien yang menginginkannya.
Cunningham F. Gary dkk, Obstetri Williams,Edisi 21, Jakarta, EGC; 2006 berbagai sumber
Manfaat pemeriksaan amniocentesis antara lain :
1. Mengetahui kelainan bawaan (Syndrome down,dll)
2. Mengetahui jenis kelamin bayi.
3. Mengetahui tingkat kematangan paru janin.
4. Mengetahui ada tidaknya infeksi cairan amnion.
Pemeriksaan ini diutamakan untuk wanita hamil yang berisiko tinggi, yaitu :
a. Wanita yang mempunyai riwayat keluarga dengan kelainan genetik.
b. Wanita berusia di atas 35 tahun.
c. Wanita yang memiliki hasil tes yang abnormal terhadap sindrom down pada trimester pertama kehamilan.
d. Wanita dengan kelainan pada pemeriksaan USG
e. Wanita dengan sensitisasi Rh.
Risiko Amniocentesis
a. Kebocoran atau infeksi terhadap air ketuban
b. Jarum menyentuh bayi
c. Kelahiran prematur
d. Keguguran
Pemeriksaan
1. Ibu berbaring telentang
2. Perut ibu dibersihkan
3. Dokter menggunakan ultrasonografi untuk melihat bayi, dan untuk mencari area yang aman dalam air ketuban. Ultrasonografi adalah gambar dari bayi Anda yang ditangkap dengan menggunakan gelombang suara.
4. Kemudian jarum dimasukkan ke dalam uterus untuk mengambil cairan amnion.
5. Dokter mengambil sejumlah kecil cairan kemudian mengeluarkan jarum. Jarum berada di dalam selama kurang dari 1 menit
6. Sebuah layar diletakkan di sebelah perut ibu selama 15-30 menit untuk memantau detak jantung bayi .
7. Hasil pemeriksaan bisa didapatkan dalam waktu sekitar 2 minggu
Amniocentesis dini
1. Pemeriksaan dilakukan antara usia gestasi 11 sampai 14 minggu.
2. Cairan yang diambil lebih sedikit 1 mL per setiap minggu gestasi.
3. Risiko keguguran dan komplikasi lebih tinggi.
Amniocentesis trimester kedua
1. Untuk diagnostik genetik biasanya dilakukan pada usia gestasi 15-20 minggu.
2. Tindakan dipandu dengan bantuan USG realtime
3. Jarum spinal no. 20 sampai 22 dimasukkan ke dalam kantong amnion, sambil menghindari plasenta, tali pusat dan janin.
4. Cairan yang diambil sebanyak 20 mL
5. Jarum dikeluarkan dan diamati apakah ada perdarahan pada bekas tusukan jarum
6. Risiko yg dpt terjadi : Trauma janin/maternal, Infeksi , Abortus/persalinan prematur
Kesimpulannya, amniocentesis pada umumnya aman dan dapat dipercaya, tetapi tetap tidak bebas sama sekali dari faktor risiko. Penting sekali untuk digunakan dengan selektif dan tetap dijelaskan kepada pasangan pasien yang menginginkannya.
Cunningham F. Gary dkk, Obstetri Williams,Edisi 21, Jakarta, EGC; 2006 berbagai sumber
Selasa, 16 Maret 2010
IVA TEST
Pemeriksaan IVA diperkenalkan Hinselman 1925. Organisasi Kesehatan Dunia WHO meneliti IVA di India, Muangthai, dan Zimbabwe. Ternyata efektivitasnya tidak lebih rendah daripada tes Pap.
Di Indonesia IVA sedang dikembangkan dengan melatih tenaga kesehatan, termasuk bidan. Banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia semakin diperparah disebabkan lebih dari 70% kasus yang datang ke rumah sakit berada pada stadium lanjut.
Beberapa negara maju telah berhasil menekan jumlah kasus kanker serviks, baik jumlah maupun stadiumnya. Pencapaian tersebut terutama berkat adanya program skrining massal antara lain dengan Tes Pap. Namun di Indonesia kebijakan penerapan program skrining kanker serviks kiranya masih tersangkut dengan banyak kendala, antara lain luasnya wilayah dan juga kurangnya sumber daya manusia sebagai pelaku skrining, khususnya kurangnya tenaga ahli patologi anatomik/sistologi dan stafnya, teknisi sitologi/skriner.
Pengobatan kanker serviks pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik, mortalitas akan menurun, dengan masalah yang begitu kompleks, timbul gagasan untuk melakukan skrining kanker serviks dengan metode yang lebih sederhana, antara lain yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode inspeksi visual yang lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu laksana, maka skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih banyak.
Kanker serviks mengenal stadium pra-kanker yang dapat ditemukan dengan skrining sitologi yang relatif murah, tidak sakit, cukup akurat; dan dengan bantuan kolposkopi, stadium ini dapat diobati dengan cara-cara konservatif seperti krioterapi, kauterisasi atau sinar laser, dengan memperhatikan fungsi reproduksi. Sistem kesehatan di seluruh dunia berbeda-beda, namun perencanaan skrining harus sejalan dengan pelayanan kesehatan lainnya dan dengan kerjasama antar program. Idealnya program skrining merupakan bagian dari pelayanan kesehatan kanker yang dikembangkan dalam struktur pelayanan kesehatan umum.
Di semua negara tempat program ini telah dilaksanakan 20 tahun atau lebih, angka kejadian kanker serviks dan angka kematian karenanya turun sampai 50-60%. Tidak dapat disangkal bahwa sejak dilakukan skrining massal terdapat peningkatan yang nyata dalam penentuan lesi prakanker serviks, sehingga dapat menurunkan insidens kanker serviks. Meskipun telah sukses mendeteksi sejumlah besar lesi prakanker, namun sebagian program yang dijalankan belum dapat dikatakan berhasil. Hasil yang kurang memadai agaknya disebabkan beberapa faktor, antara lain tidak tercakupnya golongan wanita yang mempunyai risiko (high risk group) dan teknik pengambilan sampel untuk pemeriksaan sitologi yang salah. Pemecahan masalah yang menyangkut golongan wanita dengan risiko tinggi dan teknik pengambilan sampel, berkaitan dengan strategi program skrining, serta peningkatan kemampuan laboratorium. Pengadaan laboratorium sentral sangat bermanfaat untuk pengendalian kualitas (quality control) terhadap pemeriksaan sitologi.
Masalah lain dalam usaha skrining kanker serviks ialah keengganan wanita diperiksa karena malu. Penyebab lain ialah kerepotan, keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan, takut terhadap kenyataan hasil pemeriksaan yang akan dihadapi, ketakutan merasa sakit pada pemeriksaan, rasa segan diperiksa oleh dokter pria atau pun bidan dan kurangnya dorongan keluarga terutama suami. Banyak masalah yang berkaitan dengan pasien dapat dihilangkan melalui pendidikan terhadap pasien dan hubungan yang baik antara dokter/bidan. Di samping itu, inovasi skrining kanker serviks dalam pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilakukan bersamaan. Interval pemeriksaan sitologi (screening interval) merupakan hal lain yang penting dalam metode skrining.
Strategi program skrining kanker serviks harus memperhatikan golongan usia yang paling terancam (high risk group), perjalanan alamiah penyakit (natural history) dan sensitivitas tes Pap. The American Cancer Society menyarankan pemeriksaan ini dilakukan rutin pada wanita yang tidak menunjukkan gejala, sejak usia 20 tahun atau lebih, atau kurang dari 20 tahun bila secara seksual sudah aktif. Pemeriksaan dilakukan 2 kali berturut-turut dan bila negatif, pemeriksaan berikutnya paling sedikit setiap 3 tahun sampai berusia 65 tahun. Pada wanita risiko tinggi atau pernah mendapat hasil abnormal harus diperiksa setiap tahun. Frekuensi yang lebih sering tidak menambah faedah.
Kanker Leher Rahim
Jenis kanker yang paling banyak terjadi pada perempuan. Terdapat paling banyak pada perempuan berusia 31-60 tahun. Banyak menyebabkan kematian karena terlambat ditemukan & diobati.
Gejala Kanker Leher Rahim
1. Tahap awal tanpa gejala,tidak sakit
2. Tahap lanjut :
a. Keputihan yang berbau
b. Pendarahan dari liang senggama
c. Pendarahan setelah senggama
d. Nyeri panggul
e. Pendarahan pasca menopause
Faktor risiko kanker leher rahim :
a. Hubungan seksual pada usia muda
b. Berganti-ganti pasangan seksual
c. Kurang menjaga kebersihan daerah kelamin
d. Sering menderita infeksi daerah kelamin
e. Anak lebih dari tiga
f. Kebiasaan merokok
g. Infeksi virus Herpes dan Human Papilloma Virus tipe tertentu
Dengan begitu banyaknya angka kejadian kanker serviks, sepatutnya bidan sebagai tenaga kesehatan terdepan dalam kesehatan wanita, ikut serta dalam menurunkan angka kejadian kanker serviks dengan metode yang sederhana yaitu IVA tes.
Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya..
1. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
2. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah
3. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
4. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
5. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.
6. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
Syarat ikut IVA TEST :
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
Pelaksanaan skrining IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan
Teknik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.
Kategori pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
1.IVA negatif = Serviks normal.
2.IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
3.IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4.IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
Dimana Ada IVA TEST
1. IVA TEST akan hadir di puskesmas-puskesmas dengan jadwal yang akan disampaikan melalui PKK, kelurahan dan kecamatan terdekat.
2. Bila anda memenuhi persyaratan yang ditentukan, segera periksakan diri anda.
3. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
berbagai sumber
Minggu, 14 Maret 2010
DIARY BIDAN MENCARI CINTA (4)
bid foka
Diantara mereka berempat, anne yang paling tidak bisa ditebak isi hatinya. Rekam jejaknya dengan pria selama ini juga tidak pernah terungkap, apalagi tertangkap kamera pengintai ketiga sahabatnya. Tapi getar asmaranya sempat terbaca oleh puja, kala itu anne tampak sangat antusias meceritakan perihal diko, matanya menyala-nyala penuh gairah. Diko, katanya adalah sosok yang penuh wawasan dan sangat menarik.
Anne memang menyukai pria-pria pintar secara akademis, mungkin karena dia juga punya otak yang cemerlang. Tapi sayang diko memilih maya........hidup memang kejam..........
Sekejam hari ini..........
“Hari ini ujian...............” jerit sebuah suara yang gaungnya sedemikian jelas menembus dinding kamar asrama. Masih jam 6.30 pagi, tapi informasi yang terdengar ganjil memancing reaksi sebagian besar mahasiswa di asrama itu, membuat suasana menjadi kacau....semua mahasiswa berlomba untuk melewati pintu kamar terlebih dahulu , tujuannya hanya satu....memastikan berita yang baru saja dikumandangkan.
“Hey.........ujian apa?” tanya kandita, tangannya mencegah langkah sahabatnya, gita namanya.
“Askeb 5.........jam 8 pagi ini....” jawabnya terengah-engah.
“Bukannya lusa....................” tanya kandita, dan diamini oleh suara-suara yang lain.
“Lusa bu yola pelatihan di luar kota.....” jelasnya. Gita menyerahkan kertas yang berisi pesan dari ibu asrama sebagai bukti fisik bahwa informasi ini benar adanya.
“Siapa yang kasi info.....” tanya kiki, sahabat kandita satu kamar, yang masih berada di singgasananya alias di tempat tidur paling atas.
“Ibu asrama......barusan di telpon bu yola....!”, putus gita. Gita menarik kertas itu dari tangan kandita dan mempercepat langkahnya menuju kamar yang letaknya paling sudut. Kegaduhan terus berlanjut, teriakan terjadi dimana-mana. Bagai kerasukan setan masing-masing mahasiswa sibuk dengan pikirannya masing-masing. Ada yang membuka buku, ada yang duduk termenung...tapi mayoritas mereka hanya berceracau serta membahas info tadi berulang-ulang saling sahut menyahut.....sedikit terdengar menyumpah dan mengutuk.....
Sementara Kandita segera bergegas mengganti piyamanya dengan seragam putihnya. Kandita memang terkenal paling cepat sampai di kelas, terutama pada saat ujian. Tugasnya hanya meletakkan buku di masing-masing kursi incarannya. Biasanya kandita tepat meletakkan 4 buah buku, dengan tokoh sentral anne yang diletakkan di tempat strategis. Lagi-lagi posisi yang menentukan prestasi. Semua orang tidak mau mati konyol pada saat ujian. kandita ahlinya menyusun strategi dan itu disebutnya sebuah kepintaran yang lain.
“Kandita...aaaaaaa....aaaaaa....” teriak puja dari ujung kamarnya. Piyama bercorak bunga matahari kuning melindungi kulitnya yang kuning langsat. Rambutnya masih acak-acakan, kelihatan baru bangun tidur..matanya terlihat segaris..
“Cariin tempat duduk yang deket kamu ya....” tangannya masih memegang sikat gigi dan sabun. Mereka terpisah dua kamar. Sementara anne dan maya berada di kamar yang paling ujung......
“Kok cepet banget sih, nggak mandi lagi ya....” ejek puja sambil nyengir...
“Cepetan....!” jawab kandita. Tangannya mengepalkan tinju ke arah puja. Sejak peristiwa riski lalu, kandita tidak lagi pernah lupa mandi kalau sedang kuliah, kejadian itu benar-benar mengusik rasa malunya. Kandita bertekad tidak akan menegur riski selama seminggu dinas di ruang bersalin, meski riski sering menggodanya dengan canda-canda garing......Ia melangkah cepat, kalaupun ruangan kelas belum di buka ia bersedia mengambil kunci di ruang ibu asrama dan membukakannya..dengan satu tujuan..tiba pertama kali dan misinya beres.
“Senjata kamu apa hari ini...” kandita menodong puja sambil melotot. Puja tersenyum penuh arti, sambil tangannya memegang tempat pensilnya.
“Ada deh, sudah aku persiapkan sejak 3 hari yang lalu.......” jawab puja dengan mimik lucu, seakan sudah siap tempur hari ini. Sebagian besar mahasiswa yang masih berada di semester 4 itu menduduki posisinya masing-masing. Hanya beberapa orang saja yang kelihatan mondar-mandir melihat situasi.
“Bu karina......!!!” pekik dora kencang yang tiba-tiba masuk kelas. Dari kejauhan terlihat bu Karina berjalan cepat menuju kelas.. Bu karina terkenal tanpa ampun bila mengawas mahasiswa ujian, sedikit saja gerakan yang mencurigakan sudah memancing reaksinya. Masih muda memang, baru 2 tahun tamat dari pendidikan strata D4, tapi luar biasa galaknya.
“Kayanya bakal kiamat hari ini......”bisik puja sambil melirik kandita yang berjarak satu meter di sebelahnya. Puja mengamati perilaku kandita yang terlihat tanpa beban, tangannya menuliskan sesuatu di sebuah kertas berukuran mini...
“Sssttt......” maya yang berada di belakang kandita juga bereaksi... Puja memperhatikan anne yang tampak sangat tenang sekali. Anne adalah sosok teman yang baik, suka memberi, dan suka menabung....tapi kalau sedang menghadapi situasi ujian, kebaikannya seakan menguap. Cenderung pelit dalam berbagi jawaban soal-soal ujian. Bicara soal prestasi akademis, anne jagoannya....wanita manis memakai jilbab itu selalu mendapatkan peringkat 1 di kelasnya..bahkan beasiswa penuh selalu menjadi haknya. Posisi anne tepat di belakang puja...
Suasana hening saat bu karina memasuki ruangan kelas. Langkahnya pasti. Matanya menyapu seluruh sisi kelas....sejenak wanita bertubuh tinggi semampai itu berjalan diantara lorong-lorong kursi berbaris tiga yang tersusun rapi. Pandangannya mengarah tepat ke arah buku-buku yang berserakan di bawah kursi. Selama beberapa detik bu karina berada di barisan kursi paling belakang...membuat mahasiswa salah tingkah.
“buku semua diletakkan di luar....” perintah bu karina disambut teriakan lemah sebahagian besar mahasiswa...yang ntah kenapa bisa dengan kompak menyebutkan salah satu huruf vokal UUUUU yang berkepanjangan.
Kertas dibagikan ke masing-masing mahasiswa......100 soal pilihan ganda, waktu satu jam. Puja melirik ke tiga sahabatnya. Kandita masih tampak tenang, pasti dia mempersiapkan sesuatu..karena mustahil kandita belajar tadi malam..mereka berdua adalah fans berat belajar semalam sebelum ujian. Sementara anne terlihat sangat santai, tapi kalau sudah berjalan ujian...keningnya sering berkerut, mungkin biar disangka yang lain dia juga berfikir keras. Sedang maya, cukup pintar tapi malas belajar, dengan kepintarannya bersilat lidah jawaban bisa dengan mudah di dapatnya. Pasti sedikit diiming-imingi sesuatu, maklum maya berasal dari keluarga lumayan....
Anne tidak bergeming meski puja berkali-kali mendesiskan namanya. Anne sibuk dengan hapalannya dan mencoba mencocokkan apa yang dipikirannya dengan lembar jawaban soal. Puja mengalihkan pandangannya ke arah kandita yang dengan sengaja mengarahkan lembar jawabannya agar bisa terlihat puja. Memang cuma kandita yang bisa diharapkan, bathin puja. Tapi sudah 30 menit berlalu, baru 30 soal yang mampu dijawab puja..waktu berjalan sedemikian cepat..detaknya nyaris terdengar. Keributan kecil terjadi dimana-mana. Kegelisahan merasuki sebagian besar mahasiswa.
“Hey.....puja, lama-lama kepala kamu patah.......kalau lihat ke samping dan belakang terus....!” bentak bu karina, kontan membuat seisi kelas terdiam. Puja tertunduk.....tidak berani menatap bu karina, tapi dalam keadaan tertundukpun puja masih sempat melirik lembar jawaban kandita dari sudut matanya. Merasa tidak ada kesempatan melirik kiri dan kanan, perlahan ia mulai mengeluarkan senjata rahasianya dari kotak pensilnya. Sebuah catatan kecil tertulis rapi...secepatnya puja meremas kertas kecil itu dan menyelipkannya di kantongnya. Sedemikian asyik puja dengan catatannya sampai ia tidak menyadari ada yang mengamatinya dari jarak 20 meter.
“Eh, bu karina....”puja meringis ....wajah bu karina sekarang berada tepat di depan puja. Tangannya meraih kotak pensil puja, dibukanya dan dikeluarkannya catatan kecil berbagai bentuk. Lipatannya rapi sekali....
“di kantong kamu....” perintah bu karina. Puja enggan merogoh kantong seragamnya sampai bu karina berusaha mengambil sesuatu...dikeluarkannya catatan kecil...
“yang kamu duduki....” tanya bu karina lagi...... dan lagi sebuah catatan kecil yang sudah kusut disana...Puja memandang teman-temannya yang pura-pura sedang mengerjakan soal meski ada senyum di sudut bibir mereka. Terutama kandita yang berada di samping puja, senyumnya tertahan....
“Kamu pindah ke depan.......” putus bu karina.
“Tapi bu, saya tidak bisa berpisah dari kandita...........kami kembar bu...!” mohon puja.
“kembar darimana.......dari hongkong!!!” mata bu karina melotot, segera bu karina memaksa puja pindah tempat.
“Masih untung kamu tidak saya keluarkan dari ruangan ini....” mata bu karina seakan mengunci bibir puja. ..
bersambung...
Diantara mereka berempat, anne yang paling tidak bisa ditebak isi hatinya. Rekam jejaknya dengan pria selama ini juga tidak pernah terungkap, apalagi tertangkap kamera pengintai ketiga sahabatnya. Tapi getar asmaranya sempat terbaca oleh puja, kala itu anne tampak sangat antusias meceritakan perihal diko, matanya menyala-nyala penuh gairah. Diko, katanya adalah sosok yang penuh wawasan dan sangat menarik.
Anne memang menyukai pria-pria pintar secara akademis, mungkin karena dia juga punya otak yang cemerlang. Tapi sayang diko memilih maya........hidup memang kejam..........
Sekejam hari ini..........
“Hari ini ujian...............” jerit sebuah suara yang gaungnya sedemikian jelas menembus dinding kamar asrama. Masih jam 6.30 pagi, tapi informasi yang terdengar ganjil memancing reaksi sebagian besar mahasiswa di asrama itu, membuat suasana menjadi kacau....semua mahasiswa berlomba untuk melewati pintu kamar terlebih dahulu , tujuannya hanya satu....memastikan berita yang baru saja dikumandangkan.
“Hey.........ujian apa?” tanya kandita, tangannya mencegah langkah sahabatnya, gita namanya.
“Askeb 5.........jam 8 pagi ini....” jawabnya terengah-engah.
“Bukannya lusa....................” tanya kandita, dan diamini oleh suara-suara yang lain.
“Lusa bu yola pelatihan di luar kota.....” jelasnya. Gita menyerahkan kertas yang berisi pesan dari ibu asrama sebagai bukti fisik bahwa informasi ini benar adanya.
“Siapa yang kasi info.....” tanya kiki, sahabat kandita satu kamar, yang masih berada di singgasananya alias di tempat tidur paling atas.
“Ibu asrama......barusan di telpon bu yola....!”, putus gita. Gita menarik kertas itu dari tangan kandita dan mempercepat langkahnya menuju kamar yang letaknya paling sudut. Kegaduhan terus berlanjut, teriakan terjadi dimana-mana. Bagai kerasukan setan masing-masing mahasiswa sibuk dengan pikirannya masing-masing. Ada yang membuka buku, ada yang duduk termenung...tapi mayoritas mereka hanya berceracau serta membahas info tadi berulang-ulang saling sahut menyahut.....sedikit terdengar menyumpah dan mengutuk.....
Sementara Kandita segera bergegas mengganti piyamanya dengan seragam putihnya. Kandita memang terkenal paling cepat sampai di kelas, terutama pada saat ujian. Tugasnya hanya meletakkan buku di masing-masing kursi incarannya. Biasanya kandita tepat meletakkan 4 buah buku, dengan tokoh sentral anne yang diletakkan di tempat strategis. Lagi-lagi posisi yang menentukan prestasi. Semua orang tidak mau mati konyol pada saat ujian. kandita ahlinya menyusun strategi dan itu disebutnya sebuah kepintaran yang lain.
“Kandita...aaaaaaa....aaaaaa....” teriak puja dari ujung kamarnya. Piyama bercorak bunga matahari kuning melindungi kulitnya yang kuning langsat. Rambutnya masih acak-acakan, kelihatan baru bangun tidur..matanya terlihat segaris..
“Cariin tempat duduk yang deket kamu ya....” tangannya masih memegang sikat gigi dan sabun. Mereka terpisah dua kamar. Sementara anne dan maya berada di kamar yang paling ujung......
“Kok cepet banget sih, nggak mandi lagi ya....” ejek puja sambil nyengir...
“Cepetan....!” jawab kandita. Tangannya mengepalkan tinju ke arah puja. Sejak peristiwa riski lalu, kandita tidak lagi pernah lupa mandi kalau sedang kuliah, kejadian itu benar-benar mengusik rasa malunya. Kandita bertekad tidak akan menegur riski selama seminggu dinas di ruang bersalin, meski riski sering menggodanya dengan canda-canda garing......Ia melangkah cepat, kalaupun ruangan kelas belum di buka ia bersedia mengambil kunci di ruang ibu asrama dan membukakannya..dengan satu tujuan..tiba pertama kali dan misinya beres.
“Senjata kamu apa hari ini...” kandita menodong puja sambil melotot. Puja tersenyum penuh arti, sambil tangannya memegang tempat pensilnya.
“Ada deh, sudah aku persiapkan sejak 3 hari yang lalu.......” jawab puja dengan mimik lucu, seakan sudah siap tempur hari ini. Sebagian besar mahasiswa yang masih berada di semester 4 itu menduduki posisinya masing-masing. Hanya beberapa orang saja yang kelihatan mondar-mandir melihat situasi.
“Bu karina......!!!” pekik dora kencang yang tiba-tiba masuk kelas. Dari kejauhan terlihat bu Karina berjalan cepat menuju kelas.. Bu karina terkenal tanpa ampun bila mengawas mahasiswa ujian, sedikit saja gerakan yang mencurigakan sudah memancing reaksinya. Masih muda memang, baru 2 tahun tamat dari pendidikan strata D4, tapi luar biasa galaknya.
“Kayanya bakal kiamat hari ini......”bisik puja sambil melirik kandita yang berjarak satu meter di sebelahnya. Puja mengamati perilaku kandita yang terlihat tanpa beban, tangannya menuliskan sesuatu di sebuah kertas berukuran mini...
“Sssttt......” maya yang berada di belakang kandita juga bereaksi... Puja memperhatikan anne yang tampak sangat tenang sekali. Anne adalah sosok teman yang baik, suka memberi, dan suka menabung....tapi kalau sedang menghadapi situasi ujian, kebaikannya seakan menguap. Cenderung pelit dalam berbagi jawaban soal-soal ujian. Bicara soal prestasi akademis, anne jagoannya....wanita manis memakai jilbab itu selalu mendapatkan peringkat 1 di kelasnya..bahkan beasiswa penuh selalu menjadi haknya. Posisi anne tepat di belakang puja...
Suasana hening saat bu karina memasuki ruangan kelas. Langkahnya pasti. Matanya menyapu seluruh sisi kelas....sejenak wanita bertubuh tinggi semampai itu berjalan diantara lorong-lorong kursi berbaris tiga yang tersusun rapi. Pandangannya mengarah tepat ke arah buku-buku yang berserakan di bawah kursi. Selama beberapa detik bu karina berada di barisan kursi paling belakang...membuat mahasiswa salah tingkah.
“buku semua diletakkan di luar....” perintah bu karina disambut teriakan lemah sebahagian besar mahasiswa...yang ntah kenapa bisa dengan kompak menyebutkan salah satu huruf vokal UUUUU yang berkepanjangan.
Kertas dibagikan ke masing-masing mahasiswa......100 soal pilihan ganda, waktu satu jam. Puja melirik ke tiga sahabatnya. Kandita masih tampak tenang, pasti dia mempersiapkan sesuatu..karena mustahil kandita belajar tadi malam..mereka berdua adalah fans berat belajar semalam sebelum ujian. Sementara anne terlihat sangat santai, tapi kalau sudah berjalan ujian...keningnya sering berkerut, mungkin biar disangka yang lain dia juga berfikir keras. Sedang maya, cukup pintar tapi malas belajar, dengan kepintarannya bersilat lidah jawaban bisa dengan mudah di dapatnya. Pasti sedikit diiming-imingi sesuatu, maklum maya berasal dari keluarga lumayan....
Anne tidak bergeming meski puja berkali-kali mendesiskan namanya. Anne sibuk dengan hapalannya dan mencoba mencocokkan apa yang dipikirannya dengan lembar jawaban soal. Puja mengalihkan pandangannya ke arah kandita yang dengan sengaja mengarahkan lembar jawabannya agar bisa terlihat puja. Memang cuma kandita yang bisa diharapkan, bathin puja. Tapi sudah 30 menit berlalu, baru 30 soal yang mampu dijawab puja..waktu berjalan sedemikian cepat..detaknya nyaris terdengar. Keributan kecil terjadi dimana-mana. Kegelisahan merasuki sebagian besar mahasiswa.
“Hey.....puja, lama-lama kepala kamu patah.......kalau lihat ke samping dan belakang terus....!” bentak bu karina, kontan membuat seisi kelas terdiam. Puja tertunduk.....tidak berani menatap bu karina, tapi dalam keadaan tertundukpun puja masih sempat melirik lembar jawaban kandita dari sudut matanya. Merasa tidak ada kesempatan melirik kiri dan kanan, perlahan ia mulai mengeluarkan senjata rahasianya dari kotak pensilnya. Sebuah catatan kecil tertulis rapi...secepatnya puja meremas kertas kecil itu dan menyelipkannya di kantongnya. Sedemikian asyik puja dengan catatannya sampai ia tidak menyadari ada yang mengamatinya dari jarak 20 meter.
“Eh, bu karina....”puja meringis ....wajah bu karina sekarang berada tepat di depan puja. Tangannya meraih kotak pensil puja, dibukanya dan dikeluarkannya catatan kecil berbagai bentuk. Lipatannya rapi sekali....
“di kantong kamu....” perintah bu karina. Puja enggan merogoh kantong seragamnya sampai bu karina berusaha mengambil sesuatu...dikeluarkannya catatan kecil...
“yang kamu duduki....” tanya bu karina lagi...... dan lagi sebuah catatan kecil yang sudah kusut disana...Puja memandang teman-temannya yang pura-pura sedang mengerjakan soal meski ada senyum di sudut bibir mereka. Terutama kandita yang berada di samping puja, senyumnya tertahan....
“Kamu pindah ke depan.......” putus bu karina.
“Tapi bu, saya tidak bisa berpisah dari kandita...........kami kembar bu...!” mohon puja.
“kembar darimana.......dari hongkong!!!” mata bu karina melotot, segera bu karina memaksa puja pindah tempat.
“Masih untung kamu tidak saya keluarkan dari ruangan ini....” mata bu karina seakan mengunci bibir puja. ..
bersambung...
Langganan:
Postingan (Atom)