Supaya pertumbuhan bayi dapat optimal, sangat diperlukan asupan zat gizi mikro dan makro yang disesuaikan dengan jumlah dan kebutuhannya. ASI merupakan kebutuhan nutrisi yang paling baik yang diperlukan bayi antara usia 0 sampai 6 bulan.
Selama 6 bulan adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan ASI ekslusif, sekarang saatnya bayi memperoleh beberapa asupan nutrisi dari makanan pendamping ASI. Ada beberapa tahapan dalam pemberian makanan pendamping ASI.
Ketika usia bayi di atas 6 bulan, kebutuhan gizi yang diperoleh dari ASI sudah tidak mampu memenuhi 100% kebutuhan gizi. Makanan pendamping ASI harus mulai diperkenalkan pada bayi sejak usianya di atas 6 bulan, selain ASI ada makanan cair lain yang dapat diberikan pada bayi untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Menurut Dr Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC, “Standar emas atau golden standard untuk makanan bayi di urutan ketiga adalah makanan pendamping ASI (MPASI). MPASI disini adalah makanan keluarga dalam arti menghindari segala makanan olahan pabrik kecuali saat darurat seperti kebanjiran atau gempa bumi.” Yang dimaksud dengan makanan keluarga yakni makanan yang masih segar yang dikonsumsi oleh keluarga tersebut dan bukanlah makanan kaleng atau makanan dari olahan pabrik, kata Dr Utami.
Pada tahun 2003, majalah Lancet mempublikasikan hasil penelitian yang menyatakan bahwa risiko kematian balita dapat dikurangi dengan konsumsi makanan keluarga. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk memberikan makanan pendamping ASI, hal ini sangat membantu bayi dalam beradaptasi dengan rasa pada makanan yang akan diberikan, karena lidah bayi sudah sangat terbiasa dengan ASI eksklusif yang diberikan selama 6 bulan.
Cobalah memberikan bubur susu ketika usia bayi menginjak 6 bulan, gunakanlah beras untuk membuat bubur susu, ambil beberapa sendok saja lalu tumbuk sampai halus, tambahkan sedikit air hingga beras menjadi bubur. Sebelum diberikan pada bayi, tambahkan dulu ASI dan jangan mengganti ASI dengan susu sapi atau formula. Berikanlah pada bayi setelah menjadi bubur susu. “Saat usia 6 bulan ini, bayi juga bisa diberikan selingan berupa buah atau jus sayur. Misalnya seminggu ini sudah diberikan bubur susu saja, maka mulai minggu depan coba tambahkan buah sebagai selingan. Tapi hal ini tergantung dari kondisi bayinya,” kata Dr. Utami.
Ketika usia anak mencapai 7 bulan, proses menyusui ASI bisa dilakukan ketika masih pagi, setelah itu berikan bubur susu sebagai sarapan pagi, untuk siang harinya bayi bisa mengkonsumsi makanan tim yang disaring dengan halus, dan untuk malam harinya bisa memberikan ASI kembali. Selingan dapat diberikan ketika pagi dan sore, selingan yang diberikan seperti jus buah atau jus sayur. Pemberian jus ini dapat diberikan secara bergantian, misal pagi dengan jus buah maka untuk sore hari diberi jus sayur dan begitu juga sebaliknya.
“Untuk usia bayi diatas 7 bulan, maka bayi menerima 4 kali makanan cair yaitu ASI, bubur susu dan dua kali makanan tim saring. Saat usia 8 bulan, tekstur saringannya sudah agak lebih besar dan secara bertahap ukuran saringannya diperbesar,” jelasnya.
Jika usia bayi sudah menginjak 8 sampai 9 bulan, usahakan ketika malam hari jangan memberikan ASI tapi memberi bayi makanan tim saring. Jika di malam hari bayi terbangun, Anda dapat memberinya ASI kembali. Bayi yang menginjak usianya 8 bulan sebaiknya diberikan makanan pendamping ASI seperti, tim saring, bubur susu, dan ASI. Untuk tim saring dan ASI perlu disaring kembali ketika malam hari.
Untuk bayi yang usianya 9 bulan ke atas, disarankan untuk memberikan tim saring atau makanan yang lunak dan ukurannya dapat diperbesar lagi. Pada usia ini, makanan yang diberikan pada bayi sudah bisa ditambahkan sedikit zat lemak, diantaranya margarin atau minyak. Ketika bayi menginjak usia 1 tahun, bayi sudah diperbolehkan mengkonsumsi nasi dan beberapa jenis makanan yang dihidangkan dalam menu keluarga yang disesuaikan dengan keadaan bayi.
Makanan pendamping ASI yang diberikan pada bayi dapat disertai dengan penambahan makanan lain diantaranya wortel, ikan, ati ayam, dll. Ada baiknya untuk pemberian tambahan makanan diberikan satu per satu, ini dimaksudkan supaya bayi belajar mengenali setiap jenis makanan. Sebaiknya untuk wortel dan ati ayam jangan dicampur sekaligus, ini menyebabkan bayi jadi kesulitan dalam mencerna dan membedakan rasa wortel dan rasa ati.
Dr. Utami menjelaskan, “Jika sudah berusia di atas 2 tahun, maka makanan cair sudah tidak diperlukan lagi dalam arti bukan menjadi makanan utama. Kalau tidak mau makan nasi, coba ganti dengan karbohidrat lain seperti kentang, jagung, pasta, mie atau kuetiaw.”
Jika Anak menolak untuk makan, sebaiknya asupan nutrisinya jangan digantikan hanya dari asupan susu saja. Karena kebutuhan bayi akan zat gizi lain seperti protein, karbohidrat, buah, dan sayur sangat diperukan. Makanan pendamping ASI yang baik adalah makanan yang berasal dari makanan keluarga yang diolah sendiri, bukan dari makanan kaleng. Ini dimaksudkan supaya kandungan gizi dan kebersihannya dapat terjamin dengan baik.
Pemberian makanan pendamping ASI dapat dilihat dari tanda-tanda kesiapan bayi, seperti:
- Dapat duduk dengan tegak walaupun masih dibantu.
- Dapat menegakkan kepala secara baik.
- Mempunyai ketertarikan jika melihat makanan, garpu maupun sendok.
- Tidak mempunyai refleks menolak makanan dengan lidah ketika makanan yang padat disupakn ke mulut bayi.
- Dapat menerima makanan yang diberikan dengan sendok, kondisi ini sangat memungkinkan bila bayi sudah sanggup menggerakan lidahnya ke kiri-kanan dan maju-mundur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar