Rabu, 20 Januari 2010

INISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI

Apa itu Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Karena pada dasarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri.

Asalkan dibiarkan terjadinya kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara.

Sejak disadari bayi baru lahir dapat merangkak kearah payudara, menemukan puting susu, kemudian menyusu sendiri, kita semua- orang tua, ibu, ayah, bahkan tenaga kesehatan sangat terpesona menyaksikan keajaiban ini. Bayangkan, selama berpuluh-puluh tahun, baik tenaga kesehatan maupun orang tua berpendapat bahwa bayi baru lahir tidak mungkin dapat menyusu sendiri. Kita berpikir untuk mendapatkan ASI yang pertama kalinya, kita harus membantu bayi dengan memasukkan putting susu kemulut bayi atau menyusuinya. Padahal, bayi baru lahir belum siap menyusu sehingga jika ibu menyusui bayi untuk pertama kali, kadang ia hanya menjilat dan melihat putting susu, bahkan kadang menolak tindakan yang mengganggunya ini. Sebenarnya, saat dilahirkan, bayi mungkin lebih mengerti akan hal ini dari pada ibu dan kita.

Ada Beberapa ‘intervensi’ yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya, obat kimiawi yang diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai kejanin melalui ari-ari dan mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau tindaka, seperti operasi Caesar, vakum, forcep, bahkan perasaan sakit didaerah kulit yang digunting saat episiotomy dapat pula mengganggu kemampuan alamiah ini. Dianjurkan juga kepada tenaga kesehatan untuk menyampaikan informasi IMD pada orang tua dan keluarga sebelum melakukan IMD. Juga dianjurkan untuk menciptakan suasana yang tenang, nyaman dan penuh kesabaran untuk memberi kesempatan bayi merangkak mencari payudara ibu atau ‘The Breast Crawl’

Ada Beberapa Penelitian Tentang Inisiasi Menyusu Dini
1. DR. Lennart Righad dan seorang bidan Margareta Alade, 1990
Penelitian dilakukan terhadap 72 pasangan ibu-bayi baru lahir. Ke-72 ibu-bayi ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang lahir normal dan dengan obat-obatan (tindakan).
Kelompok yang lahir normal dibagi dua lagi. Berikut ini hasilnya :
a. Bayi yang begitu lahir, tali pusatnya dipotong, dikeringkan dengan cepat. Setelah itu, segera diletakkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi kekulit ibu dibirkan setidaknya 1 jam. Pada usia sekitar 20 menit, bayi mulai merangkak kearah payudara dan dalam usia 50 menit, ia menyusu dengan baik.
b. Kelompok bayi yang lahir normal tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur, dan dibersihkan, hasilnya 50% bayi tidak dapat menyusu sendiri.
c. Bayi yang lahir dengan obat-obatan atau tindakan, segera setelah lahir diletakkan didada ibu dengan kontak kulit kekulit, hasilnya tidak semuanya dapat menyusu sendiri. Yang mencapai payudara ibunya pun, umumnya menyusu dengan lemah.
d. Bayi yang lahir dengan obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya maka tidak ada satupun yang dapat menyusu sendiri.
e. Kemampuan bayi merangkak mencari payudara bertahan beberapa minggu.
f. Pada bayi yang dibirkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu baru dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan diukur. Pada usia 10 jam saat bayi diletakkan kembali dibawah payudara ibunya, ia tampak dapat menyusu dengan baik.

2. Sose dkk CIBA foundation,1978
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara saat kontak ibu-bayi pertama kali terhadap lama menyusui. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit kekulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Pada usia 6 bulan dan 1 tahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui diusia yang sama.

3. Fika dan Syafiq, journal Kedokteran Trisakti,2003
Penelitian di Jakarta-Indonesia ini menunjukkan bayi yang dibri kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI Ekslusif.

4. Dr.Karen Edmond,2006
Peneliti-peneliti dari inggris dibawah pimpinan Dr. Karen Edmond melakukan penelitian di Ghana terhadap hampir 11.000 bayi dipublikasikan di pediatrics (30 maret 2006). Judul penelitiannya “Menunda Permulaan/Inisiasi Menyusu Meningkatkan Kematian Bayi”.

Berikut hasil penelitiannya :
a. Penelitian di Ghana melibatkan 10.947 bayi yang lahir antara Juli 2003 sampai Juni 2004
b. Jika bayi diberi kesempatan menyusui pasa satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu (setidaknya selama satu jam) maka 22% nyawa bayi dibawah 28 hari dapat diselamatkan.
c. Jika mulai menyusu pertama, saat bayi berusia diatas dua jam dan dibawah 24 jam pertama, tinggal 16% nyawa bayi dibawah 28 hari yang dapat diselamatkan.

Menyelamatkan Satu Juta Bayi dengan Inisiasi Menyusu Dini
Dari hasil penelitian dalam dan luar negeri tersebut, ternyata inisiasi menyusu dini tidak hanya menyukseskan ASI Ekslusif. Lebih dari itu, terlihat hasil yang nyata, yaitu menyelamatkan nyawa bayi. Oleh karena itu menyusu di satu jam pertama bayi baru lahir sangat berperan dalam menurunkan angka kematian bayi maka tema perayaan pecan ASI Dunia (World Breasfeeding Week) tahun 2007 mengangkat tentang inisiasi menyusu dini. Menyusu pada satu jam pertama menyelamatkan satu juta nyawa bayi.

Faktanya dalam satu tahun, 4 juta bayi berusia 28 hari meninggal. Jika semua bayi didunia segera setelah lahir diberi kesempatan menyusu sendiri dengan membiarkan kontak kulit ibu kekulit bayi setidaknya selama satu jam maka satu juta nyawa bayi ini dapat diselamatkan.

Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu dan bayi Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi
1. Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi
2. Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan bisa diperkirakan :
a. Menstabilkan pernafasan
b. Mengendalikan temperature tubuh bayi
c. Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik
d. Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif
e. Meningkatkan kenaikan berat badan(kembali ke berat lahirnya lebih cepat)
f. Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi
g. Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama
h. Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu didalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi
i. Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir
j. Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya

Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu
1. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu
2. Oksitosin
a. Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan lebih rendah
b. Merangsang pengeluaran kolostrum
c. Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi
d. Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya

3. Prolaktin
a. Meningkatkan produksi ASI
b. Membantu ibu mengatasi stress. Mengatasi stress adalah fungsi oksitosin
c. Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu
d. Menunda ovulasi

Keuntungan menyusu dini untuk bayi
1. Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolestrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi
2. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi
3. Meningkatkan kecerdasan
4. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas
5. Meningkatkan jalinan kasih saying ibu dan bayi
6. Mencegah kehilangan panas
7. Merangsang kolostrum segera keluar

Keuntungan menyusu dini untuk ibu
1. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin
2. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
3. Meningkatkan jalinan kasih saying ibu-bayi

Memulai menyusu dini akan :
1. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah
2. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara ekslusif dan meningkatkan lamanya bayi disusui
3. Merangsang produksi susu
4. Memperkuat reflek menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir

Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat
Saat ini, umumnya praktek inisiasi menyusu dini sebagai berikut :
1. Begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering.
2. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat.
3. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
4. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan didada ibu ( tidak terjadi kontak dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan didada ibu(‘bonding’) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
5. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan putting susu ibu kemulut bayi.
6. Setelah itu, bayi dibawa kekamar transisi atau kamar pemulihan (recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan Vitamin K, dan kadang diberi tetes mata.

Langkah-langkah melakukan Inisiasi Menyusu Dini secara Umum
Berikut ini langkah-langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang dianjurkan :
1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan
2. Begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering.
3. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya.
4. Tali pusat dipotong, lalu diikat
5. Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
6. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dengan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
7. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksa bayi keputing susu.

Berikut ini lima tahap perilaku bayi tersebut :
1. Dalam 30 menit pertama : stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga (rest/quite alery stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan luar kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal ini meningkatkan kepercayaan diri ibu terhadap kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan diri ayah pun menjadi bagian keberhasilan menyusui dan mendidik anak bersama-sama ibu. Langkah awal keluarga sakinah.

2. Antara 30-40 menit : Mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.

3. Mengeluarkan air liur : Saat menyadari bahwa ada makanan disekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya

4. Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh kekanan dan kekiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya yang mungil.

5. Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan baik.
a. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau prilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan putting payudara ibunya dalam satu jam pertama, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
b. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.
c. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan di cap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasive, misalkan suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda
d. Rawat gabung-ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu-bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI ‘keluar’) dihindarkan.

Langkah-langkah melakukan Inisiasi Menyusu dini pada Operasi Caesar..
Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak dapat dilakukan pada persalinan operasi caesar. Namun, jika diberikan anastesi spinal atau epidural, ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi respons pada bayi. Bayi dapat segera diposisikan sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi. Usahakan menyusu pertama dilakukan dikamar operasi. Jika keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada ibu pada kesempatan yang tercepat.

Jika dilakukan anastesi umum, kontak dapat terjadi diruang pulih saat ibu sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu sadar, ayah dapat menggantikan ibuuntuk memberikan kontak kulit dengan kulit sehingga bayi tetap hangat.

Untuk mendukung terjadinya Inisiasi Menyusu dini pada persalinan Caesar, berikut ini tatalaksananya :
1. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang supportif
2. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 200-250 C. Disediakan selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
3. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana pada Inisiasi Menyusu dini secara Umum.
4. Jika Inisiasi Menyusu Dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi, atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan didada ibu ketika dipindahkan kekamar perawatan atau pemulihan. Menyusu Dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih.

Apa Penghambat Inisiasi Menyusu Dini...
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi :
Bayi Kedinginan – tidak benar
Bayi berada dalam dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Menakjubkan! Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan didada ibu. Menurut penelitian Dr.Niels Bergman dari Afrika Selatan, kulit dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan bayi. Jika bayi kepanasan, suhu kulit ibu otomatis turun satu derajat untuk mendinginkan bayinya. Kulit ibu bersifat termolegurator atau thermal synchrony bagi suhu bayi.

Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya – tidak benar
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenagkan ibu.

Tenaga Kesehatan Kurang Tersedia – tidak masalah
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil member dukungan pada ibu.

Kamar Bersalin atau kamar operasi sibuk – tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.

Ibu Harus dijahit – tidak masalah
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.

Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur – tidak benar
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.

Bayi Kurang siaga – tidak benar
Justru pada 1-2 jam pewrtama kelahirannya, bayi sangant siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam jangka waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.

Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan pre-laktal) – tidak benar
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.

Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi – tidak benar
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.

Sumber :
1. Roesli U, Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Ekslusif, cetakan ke-1, Pustaka Bunda, Jakarta. 2008:3-31.
2. Suradi R, Tobing P, Manajemen Laktasi, cetakan ke-2, Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia, Jakarta. 2004: 1-5.
3. Buku panduan Peserta,pelatihan asuhan persalinan Normal Bahan tambahan Inisiasi menyusu Dini, JNPK-KR/POGI dan IDAI dengan dukungan dari USAID. 2007.
4. Nakao Y, Moji K, Honda S, Oishi K. Diunduh 3 Maret 2009. Initiation of Breasfeeding within 120 minutes after birt is associated with breasfeeding at four month among Japanese women : A Self-administratered questionnaire survey. 2008. Tersedia dalam : http://www.internationalbreasfeedingjournal.com/content/3/1/1.
5. Khanna K, timely Initiation of Breasfeeding within 1 st hour of birth giving the best chance of life and health. International Baby Food Action Network (IBFAN)-Asia.2007:2-5.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar