Selasa, 12 Januari 2010
PENGERTIAN METODE ILMIAH
Penelitian memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh pengetahuan baru dalam memecahkan masalah. Penelitian akan menambah ragam pengetahuan lama dalam memecahkan masalah. Kerja memecahkan masalah tentunya akan sangat berbeda antara seorang ilmuwan dan seorang awam.
Seorang ilmuwan akan selalu menempatkan logika serta menghindarkan diri dari pertimbangan subjektif. Sebaliknya bagi orang awam, kerja memecahkan masalah dilandasi oleh campuran pandangan perorangan ataupun dengan apa yang dianggap masukan oleh banyak orang.
Dalam meneliti, seorang ilmuwan dapat saja mempunyai teknik, pendekatan ataupun cara yang berbeda dengan ilmuwan lainnya. Namun kedua ilmuwan itu tetap saja mempunyai satu falsafah yang sama dalam memecahkan masalah, yaitu menggunakan metode ilmuwan dalam meneliti.
Apakah yang dimaksud dengan METODE ILMIAH
Metode ilmiah bisa dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut Almack (1939):
Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Menurut Ostle (1975)
Metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
Kriteria METODE ILMIAH
Upaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, metode tersebut mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisis haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasarkan pada daya khayal, legenda, atau mitos.
2. Bebas dari prasangka (bias)
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks harus digunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari sebabnya serta pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis. Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Akan tetapi semua kejadian harus dicari sebab akibatnya dengan analisis yang tajam.
4. Menggunakan hipotesis
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan menggunakan analisis. Hipotesis merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan fikiran peneliti.
5. Menggunakan ukuran objektif
Kerja penelitian dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan fikiran yang waras.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali atribut-atribut yang tidak dapat dikuantifikasi. Ukuran-ukuran seperti ton, mm per detik, kilogram, mmhg, cm harus selalu digunakan. Jauhi ukuran-ukuran seperti sehitam rambut, sejauh memandang, sehitam aspal, dan sebagainya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, rangking dan rating.
Langkah-langkah dalam METODE ILMIAH
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu.
Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah:
1. Pemilihan topik, bidang atau judul penelitian.
2. Mengadakan survey lapangan untuk merumuskan masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hubungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang diperlukan tersedia atau tidak.
9. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
10. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisis.
11. Menganalisis data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
12. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
13. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
14. Menulis laporan penelitian.
Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya harus mengandung unsur sbb:
1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai kemana luas masalah yang akan dipecahkan. Sebutkan beberapa kata kunci (keywords) yang terdapat dalam masalah. Misalnya masalah yang dipilih adalah “bagaimana pengaruh pemberian ASI terhadap bayi baru lahir? Berikan definisi tentang ASI, tingkat keberhasilan ASI dan angka kejadiannya, dll.
2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan oleh seorang peneliti.
3. Memformulasikan hipotesis
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan, maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesis-hipotesis penelitian. Hipotesis tidak lain dari kesimpulan-kesimpulan sementara tentang hubungan sangkut-paut antar variabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesis merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum di uji.
4. Menentukan model untuk menguji hipotesis
Setelah hipotesis ditetapkan, selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesis tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang, pengujian hipotesis didasarkan pada kerangka analisis (analytical framework) yang telah ditetapkan.
5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesis. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulakan. Bergantung dari masalah yang dipilih dan metode penelitian yang akan digunakan, teknik pengumpulan data akan berbeda-beda.
6. Menyusun, menganalisis, dan memberikan interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisis. Sebelum analisis dilakukan, data tersebut disusun lebih dahuklu untuk mempermudah analisis. Penyusunan data dapat dalam bentuk tabel ataupun membuat coding untuk analisis dengan komputer. Sesudah data di analisis, maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesis. Apakah hipotesis benar untuk diterima, ataukah hipotesis tersebut ditolak. Saran-saran apa yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan bagaimana implikasinya untuk kebijakan?
8. Membuat laporan ilmiah
Langkah akhir dari suatu penelitian adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri pula. Berdasarkan atas langkah serta kriteria dari metode ilmiah.
Sumber
Nazir M. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia;Bogor;2005.
Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran. EGC; Jakarta;2004.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar