Tidak semua orang berhasil menurunkan berat badannya usai melakukan diet. Banyak kejadian, berat badan kembali naik setelah berhenti program diet (diet yoyo). Ternyata ini penyebabnya.
Para ahli menemukan orang yang mengalami diet yoyo disebabkan oleh karakterteristik dari tingkat protein di dalam darahnya.
Peneliti menemukan perempuan yang berahsil menjaga berat badan dengan baik cenderung memiliki kadar enzim yang besar. Hal ini menunjukkan kadar dari enzim tersebut mempengaruhi seseorang dalam menjaga berat badannya.
Kemungkinan protein yang terkandung dalam enzim tersebut dapat mempengaruhi hormon-hormon yang berfungsi mengontrol bagaimana tubuh merasakan perut yang kenyang dan membuat tubuh menyimpan lemak ekstra dan air.
Kadar enzim yang besar itu ternyata tidak ditemukan pada perempuan yang mengalami diet yoyo.
"Diet yoyo bisa mengganggu psikologis seseorang karena ia akan merasa gagal dalam menurunkan berat badannya dan bisa mengurangi kepercayaan dirinya," ujar Dr Susan Jebb dari Medical Research Council’s nutrition centre di Cambridge, seperti dikutip dari Dailymail, Senin (28/2/2011).
Dr Jebb mengingatkan pentingnya mempelajari penyebab seseorang gagal dalam berdiet. Dengan begitu bisa ditentukan strategi apa yang perlu dilakukan orang untuk menjaga berat badannya dalam jangka panjang.
Penemuan ini nantinya akan memberikan petunjuk bagi seseorang untuk melakukan tes darah sederhana sebelum melakukan diet. Hal ini untuk memberinya bantuan dalam menjaga bentuk tubuh rampingnya.
Studi ini dilakukan oleh peneliti dari 8 negara di Eropa yang menganalisis darah dari 96 partisipan yang berhasil menurunkan berat badannya. Sekitar setengah dari partisipan berhasil menjaga berat badannya, sedangkan setengah lainnya justru bertambah berat badannya setelah berhenti diet.
Peneliti melakukan pengujian darah terhadap 34 protein yang menunjukkan kadar dari suatu zat yang disebut dengan angiotensin-converting enzyme. Zat ini sangat terkait dengan perempuan yang memiliki diet yoyo atau perempuan dengan berat badan tidak stabil.
detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar