Oleh : dr. Erni Herdiani
Dalam mendiagnosa TB pada anak, tidak hanya dengan menggunakan foto rontgen saja , tetapi dengan menggunakan sistem skoring seperti di bawah ini. Over Diagnosa TB pada anak hanya dengan berdasarkan Rotngen, akan merugikan pasien dikarenakan obat TB yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dapat berefek samping pada organ tubuh hati dan ginjal terutama lagi apabila ternyata diagnosanya bukanlah TBC tetapi penyakit lain yang tidak membutuhkan obat TBC.
Parameter | 0 | 1 | 2 | 3 |
Kontak TB | Tidak jelas | Laporan keluarga, BTA (-) atau tidak tahu | Kavitas (+) BTA tidak jelas | BTA (+) |
Uji Tuberkulin | Negatif | Positif | ||
Status Gizi | BB/TB < 90% atau BB/U < 80 % | Klinis gizi buruk atau BB/TB< 70 % atau BB/U < 60% | ||
Demam tanpa sebab jelas | > 2 minggu | |||
Batuk | > 3 minggu | |||
Pembesaran kelenjar limfe leher,aksila,inguinal | > 1 cm, jumlah > 1 tidak nyeri | |||
Pembengkakan tulang/sendi panggul,lutut,falang | Ada pembengkakan | |||
Foto | Normal/tidak jelas | · Infiltrat · Pembesaran kelenjar · Konsolidasi segmental/lobar · Ateletaksis | · Kalsifikasi + infiltrat · Pembesaran kelenjar + infiltrat |
Catatan :
· Kategori anak adalah usia < 14 tahun
· Diagnosis dengan system scoring ditegakkan oleh dokter
· Jika dijumpai scrofuloderma langsung didiagnosis TB
· Berat badan dinilai saat datang
· Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi sesuai baku
· Foto rontgen bukan alat diagnosis utama pada TB anak
· Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi dengan system scoring TB anak
· Didiagnosis TB jika jumlah skor > 6 (skor maksimal 14). Cut off point ini masih bersifat tentative/sementara, nilai definitive menunggu hasil penelitian yang sedang dikerjakan.
· Bila skor 5 dan anak < 5 th dengan dugaan yang kuat, rujuk ke RS
· Pemberian profilaksis INH bila kontak BTA (+) dg skor < 6
Sumber : Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak, UKK Pulmonologi PP IDAI 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar