Minggu, 30 Oktober 2011

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu management yang berarti ketatalaksanaan atau pengelolaan. Asuhan kebidanan adalah bantuan yang di lakukan oleh bidan pada individu pasien atau kelien yg pelaksaan nya dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui suatu proses yang di sebut manajemen kebidanan.


Model asuhan kebidanan di Indonesia belum di rumuskan secara baku, baik oleh IBI maupun departemen kesehatan indonesia. Sejak tahun 1994 depkes RI telah menerbitkan buku manajemen kebidanan dan peraturan mentri kesehatan RI, NO 572/MENKES/Per/VI/1996, yang memberi kekuatan hukum yang pasti pada praktek bidan di indonesia. Namun, tugas bidan unt tetap meningkatkan kemampuan dan keterampilannya(kompetensi) sehingga dpt memberikan pelayanan yang aman dan bermutu.

Pelayanan bidan tidak hanya terbatas pada pemeriksaan kehamilan dan pertoongan persalinan, ttp juga meluas sampai kekonseling dan pendidikan kesehatan. Sasaran penddkn kesehatan kebidanan tdk hanya pd wanita saja, ttp juga keluarga dan komunitasnya. Asuhan kebidanan meliputi tindakan pencegahan, pendeteksian dini keadaan abnormal, menupayakan bantuan medik lain jika di perlukan, dan melakukan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lain. Lingkup praktek kebidanan adalah asuha primer pada bayi dan wanita dari masa pubertas sampai lanjut usia.

Praktek bidan adalah manajemen mandiri dan pemeliharaan kesehatan wanita dengan suatu sistem kesehatan yang memberikan manajemen konsultasi, kolaborasi, dan rujukan. Walaupun pada umumnya bidan menangani wanita atau bayi sehat, ttp jika wanita atau bayi mengalami komplikasi medic ginekologi, atau obstetric, bidan ttp dapat mmberikan pertolongan. Praktek mandiri tidak harus diartikan “sendirian” karena situasi klinis ketika seorang praktisi yang bijak akan meminta bantuan dari praktisi lain yang memenuhi syarat sehubungan dengan ini pola asuhan klien dngan resiko tinggi adalah ssb:
1. Konsultasi adalah proses apabila bidan yang bertanggung jawab dalam asuhan primer wanita atau bayi meminta nasehat atau pendapat dari dokter atau anggota tim kesehatan lain.
2. Kolaborasi adalah proses jika bidan secara bersama sama menangani asuhan wanita atau bayi yang mengalami k1
3. Rujukan merupakan merupakan ketika bidan menyerahkan atau mengirimkan klien ke dokter atau profesi kesehatan lainnya untuk manajemen masalah sebagai upaya pelayanan kebidanan yang berkelanjutan. Peran bidan dalam rujukan akan lebih baik pemahamannya apabila bidan dilihat sebagai pemberi asuhan primer. Fungsi bidan adalah menemukan tanda dan gejala awal masalah medik dan/ atau komplikasi kehamilan dan merujuk wanita yang membutuhkan keahlian khusus kepada ahli obstetri dan ginekologi, ahligenetik, kardiologi, urologi, ahli bedah, ahli penyakit dalam, dst. Oleh karena iti bidan adalah pemberi jasa pelayanan kebidanan primer, ia harus mengidentifikasi kebutuhan perawatan klien keseorang spesialis.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Proses manajemen adalah suatu proses pemecahan. Proses manajemen memberi suatu metode pengaturan/pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik pasien maupun petugas kesehatan.
Komponen asuhan kebidanan dalam proses manajemen asuhan kebidanan terdiri dari hal – hal berikut.
1. Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komrehensif terhadap kesehatan pasien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan interprestasi data dasar.
3. Bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual.
4. Melakukan konsultasi perencanaan dan malaksanakan manajemen dengan kolaborasi dan merujuk pasien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
5. Merencakan manajemen komplikasi tertentu dalam situasi darurat dan jika ada penyimpangan dari keadaan normal.
6. Melakukan evaluasi bersama pasien terhadap pencapaian asuhan sesuai dengan kebutuhan.

Langkah – langkah dalam manajemen kebidanan :
1. Langkah I: Pengumpulan data.
2. Langkah II: Interprestasi data.
3. Langkah III: Indentifikasi diagnosis dan masalah potensial.
4. Langkah IV: Indentifikasi kebutuhan yang perlu penanganan segera.
5. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh.
6. Langkah VI: Melaksanakan perencanaan
7. Langkah VII: Evaluasi

NOMENKLATUR DIAGNOSIS KEBIDANAN
1. Kehamilan normal
2. Partus normal
3. Syok
4. Denyut jantung janin tidak normal
5. Abortus
6. Solutio plasenta
7. Pielonefritis akut
8. Amnionitis
9. Anemia ringan/ berat
10. Apendisitis
11. Atonia uteri
12. Infeksi mamae
13. Pembengkakan mamae
14. Presentase bokong
15. Asma bronkiale
16. Presentase dagu
17. Disproposi sefalipelvik
18. Hipertensi kronik
19. Koagulopati
20. Presentase ganda
21. Sistitis
22. Pre-eklamsi ringan/ berat/ eklampsia
23. Kehamilan ektopik
24. Ensefalitis
25. Epilepsi
26. Hidramnion
27. Presentasi muka
28. Persalinan semu
29. Kematian janin
30. Hemoragik antepartum
31. Hemoragik postpartum
32. Gagal jantung
33. Inersia uteri
34. Infeksi luka
35. Inversio uteri
36. Bayi besar
37. Malaria berat dengan komplikasi
38. Malaria ringan tanpa komlikasi
39. Mekonium
40. Meningitis
41. Mastitis
42. Migren
43. Kehamilan mola
44. Kehamilan ganda
45. Partus macet
46. Posisi oksiput posterior
47. Posisi oksiput melintang
48. Kista ovarium
49. Abses pelvik
50. Peritonitis
51. Plasenta previa
52. Pneunomia
53. Hipertensi karena kehamilan
54. Ketuban pecah dini
55. Partus prematur
56. Prolapsus tali pusat
57. Partus fase laten lama
58. Partus kala II lama
59. Retensio plasenta
60. Sisa plasenta
61. Ruptur uteri, post-seksio sesaria
62. Bekas luka uteri
63. Luka episiotomi perineum
64. Presentase bahu
65. Distosia bahu
66. Robekan servik dan vagina
67. Tetanus
68. Letak lintang

Contoh masalah kebidanan
1. Ibu kurang informasi
2. Ibu tidak pernah ANC
3. Merasa nyeri pada luka episiotomi, luka pasca-seksio sesaria
4. Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman
5. Merasa sakit pada payudara yang bengkak
6. Merasa takut dan cemas menghadapi persalinan
7. Merasa pusing, mual, dan muntah pada kehamilan muda
8. Merasa pusing karena hipertensi, hipotensi, dan perdarahan
9. Perut merasa berat pada kehamilan sungsang
10. Merasa nyeri pada infeksi luka

Contoh diagnosis potensial
1. Anemia ringan, potensial ke anemia berat
2. Perdarahan potensial ke hipotensi potensial ke syok
3. Pre-eklapmsi ringan potensial ke pre-eklapmsi berat atau potensial ke eklampsia
4. Luka episiotomi, luka pasca-seksio sesaria potensial ke infeksi
5. Sisa plasenta potensial keinfeksi
6. Distosia bahu potensial ke persalinan macet
7. Letak sungsang potensial ke persalinan macet
8. Bayi besar potensial ke persalinan macet
9. Kehamilan dengan anemia ringan/ berat potensial ke infeksi, berat badan lahir rendah (BBLR),partus prematur,abortus.
10. BBLR potensial ke hipotermia, infeksi, asfiksia.

OLEH: KELOMPOK : VIII
PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T.A 2011/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar