Komplikasi diabetes bukan satu-satunya risiko yang harus ditanggung ketika gula darah seseorang tidak terkontrol. Ketika seseorang sudah didiagnosis diabetes, maka orang tersebut juga lebih rentan mengalami infeksi Tuberculosis (TBC).
Peningkatan risiko infeksi TBC pada penyandang diabetes cukup signifikan, yakni mencapai 300 persen dibandingkan risiko pada orang sehat. Fakta ini mencadi ancaman tersendiri, mengingat jumlah penyandang diabetes dari waktu ke waktu cenderung meningkat pesat.
"Pertumbuhan kasus diabetes yang sangat pesat menjadi tantangan tersendiri dalam memberantas TBC," ungkap Dr Anthony Harries, pakar kesehatan dari International Union Against Tuberculosis and Lung Disease seperti dikutip dari Health24, Kamis (27/10/2011).
Sepintas kedua penyakit ini tidak saling berhubungan, sebab TBC adalah penyakit menular sedangkan diabetes adalah gangguan metabolisme yang tidak bisa ditularkan. Dr Harries mengakui belum tahu mekanismenya secara pasti, namun ada beberapa spekulasi yang bisa menjelaskannya.
Salah satunya menyebutkan bahwa diabetes secara langsung maupun tidak langsung dapat membuat sistem imun atau kekebalan tubuh menlemah. Akibatnya, berbagai infeksi mudah menyerang termasuk bakteri TBC yang memang ditularkan melalui droplet atau bercak dahak.
Selain meningkatkan risiko tertular TBC, diabetes juga menkjadi masalah tersendiri dalam upaya deteksi dini infeksi TBC. Pada penyandang diabetes, infeksi TBC sering salah diagnosis karena dikira pneumonia sehingga tidak tertangani dengan baik.
Umumnya, infeksi TBC di paru-paru terjadi mulai dari bagian atas. Sementara pada penyandang diabetes, infeksi TBC lebih sering terjadi di bagian bawah paru-paru sehingga sulit terdeteksi dan kadang-kadang hanya diberi obat biasa karena dikira pneumonia.
Hubungan antara TBC dengan diabetes ini diungkap Dr Harries dalam 42nd Union World Conference on Lung Health yang saat ini tengah berlangsung di Lille, Prancis.
source: detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar