Meski wajah tak lagi bebas dari kerutan, dan perut tak sekencang dulu, tapi setidaknya di usia ini libido wanita makin menggebu-gebu. Di usia berapakah itu?
Berdasarkan hasil suatu penelitian, memasuki gerbang usia kepala empat, umumnya wanita menjadi lebih lincah, lebih agresif dan memiliki lebih banyak fantasi bercinta.
Wanita di usia tiga puluhan dan awal empat puluhan memiliki dorongan seks lebih tinggi dibandingkan wanita yang usianya lebih muda, seperti dikutip dari laman Daily Mail. Para peneliti mengatakan, wanita pada usia tersebut lebih mungkin untuk menyadari bahwa jam biologis mereka berdetak dan berusaha menebus waktu hilang.
Fakta ini bisa menjelaskan bahwa tidak sedikit wanita berusia matang menikahi pria lebih muda. Aktris Desperate Housewives, Eva Longoria, misalnya. Longoria yang berusia kepala empat akhirnya menikah dengan pemain basket Tony Parker, yang baru berusia 28 tahun.
Para psikolog yang meneliti studi ini melakukan survei kepada 900 wanita, tentang sikap mereka terhadap seks. Termasuk, seberapa sering mereka berfantasi soal seks, dan kemungkinan berselingkuh dengan pria lebih muda.
Para wanita dibagi menjadi tiga kelompok, yang berusia 19 sampai 26, dianggap berada di puncak kesuburan. Sedangkan wanita berusia 27-45 tahun, dianggap kemampuan untuk memiliki bayi itu makin berkurang, dan usia 45 tahun ke atas merupakan masa wanita mendekati usia menopause.
Kelompok usia 27-45 tahun jelas memiliki kehidupan seks terbaik. Fakta ini pun telah dimuat dalam jurnal dan laporan 'Perbedaan Kepribadian Individu'. Rata-rata wanita usia 27-45 tahun berpikir tentang seks dan bercinta lebih sering daripada wanita lebih muda dan lebih tua.
Para peneliti di University of Texas di Austin, Texas, AS, mengatakan temuan ini menunjukkan, penurunan kesuburan wanita bisa menimbulkan motivasi seksual lebih besar dan meningkatkan perilaku seksual daripada wanita dengan tingkat fertilitas tinggi.
"Kesimpulan dari temuan ini adalah agar wanita bisa memanfaatkan masa-masa ini sebelum memasuki masa menaopause,” kata Dr Pam Spurr, seorang pakar seks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar