Anda sedang berusaha keras menurunkan bobot tubuh? Yes! Jangan ragu, teruskan 'perjuangan' tersebut. Karena berdiet sehat dan seimbang itu tak hanya akan membuat Anda memiliki tubuh yang lebih keren, namun juga bisa menyelamatkan nyawa Anda. Fakta mengejutkan baru saja terungkap: semakin berat bobot tubuh Anda, maka semakin besar pula risiko terserang berbagai macam penyakit, termasuk kanker payudara.
Novi Audriana menderita kanker payudara di usianya yang terbilang sangat muda. Vonis itu jatuh pada tahun 2000 saat usianya baru menginjak 22 tahun. Setelah berjuang dan sembuh di tahun 2004, dan memiliki anak pertama, kanker tersebut timbul lagi. Hingga kini wanita muda ini masih berjuang melawan kanker stadium 2. "Kalau sedang kambuh, sakitnya luar biasa. Nyeri dari tangan hingga tulang belakang," ujar Novi. Penyakit ini menyebabkan ia kehilangan pekerjaannya. "Setiap kali usai mengonsumsi obat dan menjalani terapi, tubuh saya sangat lemah, tak kuat beraktivitas. Tapi sekarang saya lebih punya alasan kuat untuk sembuh. Saya harus sembuh demi anak," lanjutnya mantap.
Kanker payudara. Penyakit yang satu ini memang menjadi momok bagi wanita. Apalagi bagi wanita dengan sejarah salah satu anggota keluarga ada yang terkena kanker. Faktor genetik memang jadi salah satu risiko penyebab. Namun ini bukanlah faktor utama pemicu kanker. Karena sebenarnya kanker bisa dicegah bila Anda rajin menjalani gaya hidup sehat.
"Masih banyak di antara kita, wanita beranggapan kanker payudara sangat terkait dengan sejarah keluarga," jelas Melinda Irwin, Ph.D., profesor di Yale School of Medicine, AS. "Tetapi sebenarnya, faktor genetik hanya menyumbang 10% saja dari keseluruhan risiko. Sisanya 90% penyebab kanker payudara dipicu oleh faktor gaya hidup, lingkungan dan berat badan berlebih."
Berat Badan? Betul. Jadi salah satu risiko menjauhkan kanker payudara adalah menjaga berat badan dalam skala ideal. Studi yang dipublikasikan New England Journal of Medicine baru-baru ini menyatakan, para wanita yang kelebihan bobot tubuh lebih banyak meninggal akibat kanker payudara, mencapai angka 62% dibanding wanita dengan berat tubuh ideal.
Bukan hanya itu, hasil riset dari University of California, Berkeley As menyebutkan bahwa wanita gemuk cenderung malas melakukan mamogram yang padahal bisa mendeteksi dini munculnya kanker payudara. Jadi tunggu apalagi? Jika saat ini bobot tubuh Anda masih jauh di atas angka ideal, segera ikuti panduan gerak di FITNESS. Dan mulailah menjalani gaya hidup lebih sehat!
The Fat Trap
Lemak bukan hanya berarti naiknya berat badan, tetapi juga merupakan substansi biologi aktif yang memproduksi hormon seperti estrogen, yang menjadi salah satu pemicu pertumbuhan tumor. "Semakin banyak lemak terutama yang berada di sekitar abdomen (perut) maka semakin banyak pula estrogen yang diproduksi," kata Sharon Rosenbaum Smith, M.D., direktur Comprehensive Breast Center di New York, AS.
Dalam sebuah studi, para peneliti di Harvard menemukan wanita yang berat tubuhnya bertambah minimal sekitar 25 kilogram setelah menginjak usia 18, berisiko terkena kanker payudara pada saat nanti mengalami menopause. Tingkat risiko ini mencapai satu setengah kali lebih banyak dibanding wanita yang berat tubuhnya stabil. Selain itu, lemak juga sangat mungkin menimbulkan inflamasi kronis, yang bisa mencetuskan beragam penyakit kronis lainnya. "Jaringan lemak mempunyai koneksi langsung pada sistem kekebalan."
"Belum cukup? Kelebihan berat badan juga bisa membawa kepada gangguan metabolisme, kombinasi kondisi tingginya tekanan darah dan kolesterol, yang akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung, stroke, diabetes dan lagi-lagi kanker payudara. Namun tak berarti, situasi ini membuat Anda yang bertubuh cenderung kurus bisa melompat kegirangan. Ingat, walaupun Anda bertubuh kurus namun doyan menjalani gaya hidup tak sehat (merokok, gemar minuman beralkohol dan malas berolahraga) maka kanker payudara juga bisa mengintai!" Hal ini terjadi lantaran, pada tubuh wanita yang malas bergerak akan menyimpan glukosa sebagai lemak, bukan di otot," jelas Irwin.
Step It Up
Hmm, penjelasan di atas terdengar seram? Jangan khawatir, karena pemecahan masalahnya sangat mudah, semudah melakukan latihan jalan atau lari selama tiga kali seminggu!
"Penelitian kami menemukan wanita yang melakukan latihan aerobik rutin 60 menit, tiga kali seminggu secara signifikan menurunkan risiko terkena kanker saat mereka memasuki 30 tahun," ujar Losa Sprod Ph.D., peneliti dari University of Rochester, New York, AS.
Khasiat olah tubuh dalam memproteksi diri adalah karena aktivitas ini bisa memangkas kelebihan bobot tubuh dan lemak. Tetapi lebih dari itu, wanita yang aktif juga biasanya mempunyai kadar estrogen yang rendah. Bukan itu saja, olah tubuh juga mengurangi risiko inflamasi dan menurunkan level insulin. "Hormon insulin sangat sensitif kepada perubahan gaya hidup, sehingga merupakan faktor kuat pemicu kanker payudara." tambah Irwin.
Jadi setelah selesai membaca artikel ini, ayo segera bangkit dari sofa nyaman Anda! Berlarilah, bersepeda, bergabung ikut kelas kebugaran atau aerobik, daftar kelas dansa atau ikut kegiatan olah tubuh lain yang Anda suka. Dan terakhir, jauhi rokok serta banyak-banyak makan buah dan sayur yang kaya antioksidan. (kapanlagi)
Novi Audriana menderita kanker payudara di usianya yang terbilang sangat muda. Vonis itu jatuh pada tahun 2000 saat usianya baru menginjak 22 tahun. Setelah berjuang dan sembuh di tahun 2004, dan memiliki anak pertama, kanker tersebut timbul lagi. Hingga kini wanita muda ini masih berjuang melawan kanker stadium 2. "Kalau sedang kambuh, sakitnya luar biasa. Nyeri dari tangan hingga tulang belakang," ujar Novi. Penyakit ini menyebabkan ia kehilangan pekerjaannya. "Setiap kali usai mengonsumsi obat dan menjalani terapi, tubuh saya sangat lemah, tak kuat beraktivitas. Tapi sekarang saya lebih punya alasan kuat untuk sembuh. Saya harus sembuh demi anak," lanjutnya mantap.
Kanker payudara. Penyakit yang satu ini memang menjadi momok bagi wanita. Apalagi bagi wanita dengan sejarah salah satu anggota keluarga ada yang terkena kanker. Faktor genetik memang jadi salah satu risiko penyebab. Namun ini bukanlah faktor utama pemicu kanker. Karena sebenarnya kanker bisa dicegah bila Anda rajin menjalani gaya hidup sehat.
"Masih banyak di antara kita, wanita beranggapan kanker payudara sangat terkait dengan sejarah keluarga," jelas Melinda Irwin, Ph.D., profesor di Yale School of Medicine, AS. "Tetapi sebenarnya, faktor genetik hanya menyumbang 10% saja dari keseluruhan risiko. Sisanya 90% penyebab kanker payudara dipicu oleh faktor gaya hidup, lingkungan dan berat badan berlebih."
Berat Badan? Betul. Jadi salah satu risiko menjauhkan kanker payudara adalah menjaga berat badan dalam skala ideal. Studi yang dipublikasikan New England Journal of Medicine baru-baru ini menyatakan, para wanita yang kelebihan bobot tubuh lebih banyak meninggal akibat kanker payudara, mencapai angka 62% dibanding wanita dengan berat tubuh ideal.
Bukan hanya itu, hasil riset dari University of California, Berkeley As menyebutkan bahwa wanita gemuk cenderung malas melakukan mamogram yang padahal bisa mendeteksi dini munculnya kanker payudara. Jadi tunggu apalagi? Jika saat ini bobot tubuh Anda masih jauh di atas angka ideal, segera ikuti panduan gerak di FITNESS. Dan mulailah menjalani gaya hidup lebih sehat!
The Fat Trap
Lemak bukan hanya berarti naiknya berat badan, tetapi juga merupakan substansi biologi aktif yang memproduksi hormon seperti estrogen, yang menjadi salah satu pemicu pertumbuhan tumor. "Semakin banyak lemak terutama yang berada di sekitar abdomen (perut) maka semakin banyak pula estrogen yang diproduksi," kata Sharon Rosenbaum Smith, M.D., direktur Comprehensive Breast Center di New York, AS.
Dalam sebuah studi, para peneliti di Harvard menemukan wanita yang berat tubuhnya bertambah minimal sekitar 25 kilogram setelah menginjak usia 18, berisiko terkena kanker payudara pada saat nanti mengalami menopause. Tingkat risiko ini mencapai satu setengah kali lebih banyak dibanding wanita yang berat tubuhnya stabil. Selain itu, lemak juga sangat mungkin menimbulkan inflamasi kronis, yang bisa mencetuskan beragam penyakit kronis lainnya. "Jaringan lemak mempunyai koneksi langsung pada sistem kekebalan."
"Belum cukup? Kelebihan berat badan juga bisa membawa kepada gangguan metabolisme, kombinasi kondisi tingginya tekanan darah dan kolesterol, yang akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung, stroke, diabetes dan lagi-lagi kanker payudara. Namun tak berarti, situasi ini membuat Anda yang bertubuh cenderung kurus bisa melompat kegirangan. Ingat, walaupun Anda bertubuh kurus namun doyan menjalani gaya hidup tak sehat (merokok, gemar minuman beralkohol dan malas berolahraga) maka kanker payudara juga bisa mengintai!" Hal ini terjadi lantaran, pada tubuh wanita yang malas bergerak akan menyimpan glukosa sebagai lemak, bukan di otot," jelas Irwin.
Step It Up
Hmm, penjelasan di atas terdengar seram? Jangan khawatir, karena pemecahan masalahnya sangat mudah, semudah melakukan latihan jalan atau lari selama tiga kali seminggu!
"Penelitian kami menemukan wanita yang melakukan latihan aerobik rutin 60 menit, tiga kali seminggu secara signifikan menurunkan risiko terkena kanker saat mereka memasuki 30 tahun," ujar Losa Sprod Ph.D., peneliti dari University of Rochester, New York, AS.
Khasiat olah tubuh dalam memproteksi diri adalah karena aktivitas ini bisa memangkas kelebihan bobot tubuh dan lemak. Tetapi lebih dari itu, wanita yang aktif juga biasanya mempunyai kadar estrogen yang rendah. Bukan itu saja, olah tubuh juga mengurangi risiko inflamasi dan menurunkan level insulin. "Hormon insulin sangat sensitif kepada perubahan gaya hidup, sehingga merupakan faktor kuat pemicu kanker payudara." tambah Irwin.
Jadi setelah selesai membaca artikel ini, ayo segera bangkit dari sofa nyaman Anda! Berlarilah, bersepeda, bergabung ikut kelas kebugaran atau aerobik, daftar kelas dansa atau ikut kegiatan olah tubuh lain yang Anda suka. Dan terakhir, jauhi rokok serta banyak-banyak makan buah dan sayur yang kaya antioksidan. (kapanlagi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar