Pernikahan adalah hal yang membutuhkan banyak persiapan karena menyangkut kepentingan dua keluarga. Tak heran akan mengundang perdebatan dari kedua pihak karena kemungkinan terbesar, masing-masing pihak memiliki keinginan yang bertentangan.
Stres berkepanjangan menjelang hari pernikahan bisa membuat jarak antara Anda dan si dia. Masalah sepele saja bisa mengiritasi perasaan Anda dan dia. "Perencanaan hari pernikahan adalah sebuah percobaan untuk lembaga pernikahan Anda nanti. Hal-hal yang menjadi perdebatan saat merencanakan pernikahan adalah tanda-tanda di pokok hal yang akan menjadi topik sensitif di masa mendatang," terang Tina B. Tessina, psikoterapis dan pengarang True Partners: A Workbook for Building a Lasting Intimate Relationship. Berikut adalah beberapa penyebab perdebatan antarpasangan.
Keluarga
Daftar undangan keluarga si dia makin lama makin panjang, namun dana yang dikucurkan dari pihaknya tak bertambah. Tessina mengatakan, argumen tipe ini adalah prototipe permasalahan finansial di masa mendatang. Sarannya: Cobalah untuk melihatnya dengan gaya bisnis. Katakan pada pasangan Anda, "Ini adalah daftar undangan dari pihak keluarga kamu beserta anggaran dananya, ini adalah daftar undangan keluargaku beserta data anggarannya. Maukah keluarga kamu mengeluarkan dana lebih?"
Dr. Patrick Gannon, psikolog, mengatakan, bahwa dalam sebuah permasalahan, apalagi yang menyangkut keuangan semacam ini, cobalah untuk mencari isu-isu tersembunyi di baliknya. Apakah Anda sensitif dengan isunya atau keseimbangan, atau keadilan? Apalah salah satu dari Anda memiliki obligasi yang lebih besar kepada orangtuanya hingga pelaksanaan acara pernikahan harus dilaksanakan dalam cara tertentu?
Keterlibatan pengantin pria
Sepertinya si dia tak peduli dengan acara pernikahannya? Kok bisa, sih? Tessina mengatakan, "Umumnya pria tak terlalu memusingkan masalah desain dan dekorasi. Jangan putus asa ketika ia tak terlalu memberikan kesan yang mengindikasikan bahwa ia ingin terlibat dalam hal penataan acara pernikahan." Pastikan bahwa tak ada masalah mendasar yang menjadi penyebabnya. Sebaiknya Anda mencari tahu sebenarnya ia akan lebih tertarik untuk mengurus hal apa, dan doronglah ia untuk berpartisipasi pada bagian tersebut. Kadang pria berpikir bahwa hari pernikahan adalah hari yang ditunggu para wanita, sehingga ia cenderung melepas acara tersebut agar si wanita puas mengerjakannya. Atau, mgkn ia merasa orangtuanya atau orangtua Anda sudah sangat mengambil alih.
Uang
Anda menghabiskan banyak dana pada pakaian pengantin dan perawatan tubuh, sementara ia ingin menyisihkan dana untuk berbulan madu di luar negeri. Untuk masalah klasik ini, sebaiknya sama-sama duduk dan berpikir rasional. Mengapa Anda butuh mengeluarkan banyak dana pada busana pengantin? Penggunaan uang sebaiknya seimbang dan untuk kepentingan kedua pihak. Setidaknya bulan madu adalah hal yang sama-sama dinikmati kedua pihak.
Adat dan tradisi
Pertanyaan-pertanyaan, seperti, "Mengapa si dia tak mau berusaha untuk mengerti tradisi di keluargaku?" Jika hal ini sering terjadi, sebaiknya pastikan si calon suami mengerti apa yang diharapkan darinya, dan ia mungkin tak mengerti adat yang Anda ingin jalankan. Disarankan untuk mengajaknya berdiskusi mengenai adat yang ingin dijalankan. Apa gunanya dan apa makna yang dikandung.
Estetika
Awalnya Anda ingin si dia lebih terlibat dalam perencanaan pesta resepsi, namun, tiba-tiba ia menjadi sangat pemilih dan memikirkan segalanya. Anda berdua perlu membicarakan wilayah kekuasaan dan siapa yang memegang keputusan akhir menyangkut perencanaan acara pernikahan. Putuskan mana yang menjadi prioritas dengan menuliskan hal-hal prioritas yang harus dipikirkan menyangkut pernikahan bagi masing-masing pihak. Adalah hal yang baik untuk masing-masing saling belajar bagaimana memprioritaskan, bernegosiasi, dan berkompromi dengan pasangan. Kemampuan ini akan menjadi hal penting di masa mendatang.
Lokasi
Coba tanyakan alasan ia ingin menikah di rumahnya. Apakah karena keluarga dan teman-temannya banyak di sekitar lokasi itu? Apakah keluarganya juga banyak yang berdomisili di sekitar wilayah itu? Jika tidak, mana yang lebih ia inginkan, banyak keluarga yang datang atau lebih banyak teman yang datang? Mengapa tidak melangsungkan pernikahan di tengah kota, yang bisa dijangkau dari berbagai lokasi?
Sikap perfeksionis berlebihan
Pernah mendengar istilah "bridezilla"? Ini adalah sebuah julukan untuk wanita yang bersikap seperti orang yang sangat terobsesi dengan acara pernikahannya. Kadang, "bridezilla" ini berlebihan dalam memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan pernikahannya. Jika tiba-tiba ia mengutarakan keberatannya mengenai sikap Anda yang seperti orang stres saat mengurus pernikahan, jangan anggap sepele. Hal ini bisa jadi merupakan tanda peringatan. Tentu, Anda ingin hari pernikahan Anda berlangsung indah dan menarik. Namun, jangan sampai sifat perfeksionis Anda tersebut mengorbankan hubungan Anda dan dia.
Perjanjian pranikah
Mungkin pertanyaan yang muncul saat istilah "perjanjian pra-nikah" muncul adalah, "Mengapa ia sangat ingin menyusun rencana perceraian padahal pernikahannya saja belum dimulai?" Jangan langsung berpikiran yang buruknya. Tessina berkata, "Jika Anda pikir kembali, perjanjian pranikah bisa menjadi aset yang besar untuk Anda, juga untuk dirinya." Hal ini adalah sebuah diskusi esensial mengenai masalah finansial sebelum masing-masing memutuskan untuk berkomitmen. Alaminya, perjanjian ini akan membawa lebih banyak isu ketimbang hanya soal keuangan untuk kebanyakan pasangan. Hal ini juga akan menyangkut masalah emosional di antara pasangan, yang seringkali berhubungan dengan kepercayaan, komitmen, dan keteguhan satu sama lain, dan masa depan pernikahan. Jangan biarkan masalah ini tak terpecahkan atau tidak disepakati bersama, karena bisa mengikis rasa kasih di antara pasangan.
Masa lalu
Bagaimana dengan mantan kekasihnya di masa lalu? Apakah harus diundang? "Coba bersikap dewasa. Anda sudah memenangkan pertarungan ini. Ia sudah memilih Anda sebagai pendamping hidupnya. Jangan memperkeruh suasana dengan menjadi orang yang cemburuan. Cobalah untuk menerimanya bahwa ia pernah ada di alur calon suami Anda," jelas Tessina. Anda perlu mendiskusikan hal ini dengan pasangan mengenai kehadiran para mantan di antara Anda berdua.
Sumber: The Knot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar