Saat ini ada empat macam jenis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yang dapat membantu terapi penderita diabetes melitus tipe 2. Pertama, obat pemicu sekresi insulin seperti Sulfonylurea dan Glinid, obat penambah sensitifitas insulin seperti Metformin, Tiazolidindion. Kemudian obat penghambat glukoneogenesis seperti Metformin dan obat penghambat absorpsi glukosa yaitu penghambat Glukosidase alfa.
Namun, terapi pengobatan diabetes meliteus tipe 2 yang telah tersedia dirasa kurang efikasinya. Kondisi itu disebabkan oleh berkembangnya penyakit tersebut. Sehingga dibutuhkan obat yang lebih efektif. PT. Dexa Medica sebagai perusahaan pemasaran obat, akan meluncurkan obat sebagai terapi diabetes yang lebih efektif, yaitu Vildagliptin pada bulan oktober 2008.
Kepala Marketing dan Sales Sinergi Dexa Medica, Dorothy Maria Dharma menjelaskan, ada alasan kuat mengapa Dexa Medica memasarkan obat hipoglikemik oral yang diproduksi PT. Novartis ini ke seluruh Indonesia.
Dalam perkembangan diabetes melitus, terdapat dua proses patofisiologi primer yang berperan, yaitu berkurangnya respon jaringan tubuh terhadap insulin dan menurunnya fungi pankreas secara berkelanjutan, dimana hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnnya pola sekresi insulin dan glukogon.
Pada orang yang sehat, hormon kunci untuk mengontrol glukosa darah adalah glukagon dan insulin, dimana dihasilkan pada sel alfa dan sel beta serta bekerja secara seimbang. Penderita diabetes mengalami kerusakan pada fungsi sel beta pamkreas dan Vildagliptin memperlihatkan kemampuan memperbaiki funsi sel beta.
Vildagliptin adalah 'Dipeptidyl peptidase-4 Inhibitor (DPP-4 Inh) yang berpotensi, selektif dan reversibel. Melalui mekanisme ity, vildagliptin memperpanjang waktu kerja GLP-1 sehingga terjadi peningkatan insulin dan sekaligus menekan sekresi glukagon sehingga terjadi kontrol glukosa darah yang diinginka. Vildagliptin memperbaiki sensitivitas sel alfa dan beta terhadap glukosa, karena menigkatnya glucose-dependent insulin secretion dan menurunkan sekresi glukagon.
Meskipun obat ini cukup mahal, yaitu Rp 4.700/tablet, namun obat ini memiliki efek Farmakologik yang maksimal. Prof. Dr. Slamet Suyono, SpPD-KEMD, yang menjadi salah satu pembicara pada acara media edukasi diabetes melitus tipe 2 di Jakarta, hari ini (16/10), mengatakan obat ini berfungsi menghemat fungsi sel beta penkreas, memperbaiki fungsi sel beta, merupakan satu-satunya jenis OAD yang juga bekerja terhadap sel alfa, meminimalisir interaksi obat dan efektif terhadap obat pengobatan diabetes yang sudah gagal dengan terapi lain.
Pada kesempatan yang sama Dorothy Maria Dharma menjelaskan rencana launching Vildagliptin. " Tanggal 18 Oktober nanti kami akan launching di enam kota besar secara serempak. Kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Medan dan Palembang," paparnya.
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar