Sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini mengungkap, obesitas akan meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Hasil penelitian tersebut dilapoorkan dalam journal Fertility and Sterility.
"Obesitas digambarkan sebagai epidemi global yang terjadi di seluruh dunia. Sejalan dengan meningkatkan angka penderita obesitas, demikian juga angka wanita produktif yang menjadi kelebihan berat badan dan obesitas," ujar Dr Mostafa Metwally and colleagues dari University of Sheffield Inggris.
Para peneliti melakukan sebuah peninjauan ulang terhadap artikel berdasarkan studi yang dipublikasikan di jurnal kesehatan selama beberapa tahun terakhir, yang membandingkan wanita dengan berat badan normal dan berat badan berlebih yang mengalami keguguran. Hasil yang diperoleh, keguguran biasanya terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu. sebanyak 16 penelitian diikutsertakan dalam analisis tersebut. Penemuan terbaru mengungkap, wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas lebih berisiko 67% mengalami keguguran dibandingkan wanita dengan berat badan normal. Risiko yang sama juga terjadi kepada para wanita kelebihan berat badan atau obesitas yang mengikuti terapi kesuburan.
"Bukti terbaru menyarankan, orang yang menderita obesitas yang kemungkinan memiliki risiko tinggi keguguran, baik yang belum atau yang sudah pernah melakukan terapi kesuburan," ujar Metwally dan tim peneliti.
Namun, penelitian ini masih melalui proses lanjutan mempertimbangkan perbedaan dari berbagai studi serta kurangnya bahan penelitian tentang terapi yang paling tepat.
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar