Diare merupakan suatu penyakit yang menyebabkan tinja atau feses menjadi cair atau lembek dan dalam waktu 24 jam dapat terjadi sedikitnya 3 kali diare. Diare di Negara berkembang menjadi penyebab kematian yang paling sering terjadi pada balita, diperkirakan setiap tahunnya membunuh 2,6 juta orang lebih.
Gejala terkena diare dapat dilihat dari buang air besar secara terus menerus, diikuti dengan mulas yang lama, muntah, mual dan dehidrasi. Gejala lain yang menyertai biasanya pegal di punggung dan perut sering mengeluarkan bunyi.
Diare yang biasa kita alami terkadang tidak cocok disembuhkan dengan obat-obatan diare. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengetahui penyebab diare, apakah karena gangguan makan, infeksi atau konsumsi antibiotik.
Pengobatan diare akan lebih efektif bila kita mengetahui penyebabnya terlebih dulu. Diare yang disebabkan infeksi belum tentu cocok jika diobati dengan obat-obatan yang membuat diare mampet, hal ini karena kotoran yang seharusnya dikeluarkan malah jadi tertahan. Sebaiknya gunakan antibiotik untuk menangani diare yang disebabkan infeksi.
Menurut dr Rino Alvani Gani, SpPD-KGEH, bahwa “Orang dikatakan diare jika frekuensi pengeluaran feses lebih sering dari biasanya, misal jika BAB sekali dalam sehari tapi yang terjadi lebih dari sekali, serta diikuti oleh perubahan konsistensi kotoran misalnya menjadi lebih encer atau cair dan kadang seperti air.”
Penyebab diare sangat beragam, bisa diakibatkan oleh infeksi, konsumsi antibiotik, dan gangguan makan. Oleh karena itu, penanganannya pun harus disesuaikan penyebabnya.
Berikut ada beberapa cara untuk mengetahui penyebab diare:
1. Diare yang di akibatkan oleh infeksi
Biasanya, diare ini akan disertai dengan demam, dan kotoran yang berlendir dan keluar darah (bukti adanya peradangan yang terjadi di dalam perut).
2. Diare yang di akibatkan gangguan makan
Diare ini disebabkan oleh alergi terhadap makanan maupun makanan yang tidak dapat tercerna dengan sempurna. Tipe diare ini tidak diikuti dengan demam, kotoran yang encer serta tidak diikuti sakit perut.
3. Diare yang di akibatkan penggunaan antibiotik
Terdapat 2 jenis dari diare ini, yakni yang diikuti dengan mulas karena penggunaan antibiotik yang dapat merangsang gerakan usus. Yang kedua adalah diare berlendir karena pemakaian antibiotic yang sudah lama (lebih dari 10 hari).
Pengobatan akan lebih tepat jika sudah mengetahui jenis diare. Kebanyakan obat antidiare yang dijual hanya diperbolehkan untuk digunakan pada diare yang tidak diakibatkan oleh infeksi. Dan sebaliknya obat antibiotic sangat dibutuhkan jika mengalami infeksi bakteri maupun parasit.
“Sebagian besar diare yang baru terjadi pada umumnya bisa sembuh sendiri. Tapi jika diare sudah berlangsung lebih dari dua minggu, maka sudah masuk ke dalam kategori diare kronik,” kata dr Rino.
Menurut Dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM, mengatakan bahwa fungsi dari obat anti diare berbeda-beda, yakni:
1. Obat diare yang berfungsi untuk melambatkan gerakan peristaltik pada usus. Kondisi ini akan menyebabkan feses menjadi lambat untuk keluar serta berkurangnya frekuensi buang air besar, dan kondisi ini terkadang mengakibatkan perut kembung.
2. Obat diare yang mempunyai fungsi mengeraskan feses. Feses menjadi padat dikarenakan zat-zat yang tidak berguna diserap oleh obat ini.
Dr Ari menjelaskan, “Sedangkan obat antibiotik pada umumnya tidak hanya membunuh kuman yang jahat, tapi juga kuman-kuman baik yang ada di dalam perut. Karenanya jika digunakan terlalu lama bisa menyebabkan diare. Untuk mengatasinya bisa dengan cara memberikan probiotik yang berguna untuk menambah kuman-kuman baik di perut.”
Obat-obatan tidak perlu digunakan apabila diare yang terjadi hanya sesaat dan setelah itu tidak muncul lagi, kata Dr Ari.
“Tapi kalau diarenya berlendir, mencret-mencert atau bahkan disertai dengan muntah, maka perlu obat-obatan,” jelasnya
Perawatan
Pastinya jika seseorang mengalami diare sebaiknya mengkonsumsi banyak cairan supaya tidak mengalami dehidrasi. Oralit adalah cairan yang sangat baik dalam mengganti cairan tubuh. oralit berguna untuk menggantkan cairan tubuh serta beberapa elektrolit yang hilang terbawa feses. Namun oralit ini tidak termasuk dalam obat diare, fungsi dari oralit hanyalah untuk menggantikan cairan serta elektrolit tubuh. Janganlah heran jika sudah minum banyak oralit tapi belum sembuh juga diarenya.
Diare yang perlu mendapatkan pengawasan medis:
1. Diare yang terjadi pada balita
2. Diare yang menengah maupun berat yang terjadi pada anak-anak.
3. Diare dengan bercampur darah.
4. Diare yang diikuti dengan sakit perut, hilangnya berat badan dan demam.
5. Diare yang terjadi terus-menerus selama 2 minggu lebih
6. Diare yang terjadi pada orang bepergian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar