SAIPUL Jamil mengaku, kandungan istrinya yang baru berusia tujuh minggu tak dapat diselamatkan lagi. Hal itu terjadi akibat mereka melakukan hubungan intim. Benarkah hubungan seksual dapat berbahaya bagi kelangsungan janin?
Elizabeth Stewart, MD, ginekolog dari Harvard Medical School menyebutkan, saat terjadi orgasme, wanita mengalami kontraksi di bagian uterine alias peranakan. Kontraksi ini disebabkan oleh prostaglandins, zat kimia yang terkandung dalam air mani dan beberapa jaringan tubuh. Di masa kehamilan, kontraksi terasa lebih intens karena uterus membengkak dan aliran darah meningkat.Dalam kehamilan normal, kontraksi ini tak akan menyebabkan keguguran karena janin dilindungi jaringan ketuban dan otot uterine yang amat kuat.
Dalam buku Coitus During Pregnancy: Is It Safe? (Klebanoff, 1984), dalam beberapa riset mengenai hubungan seks selama kehamilan di trimester pertama, para peneliti tak menemukan adanya kaitan antara hubungan intim dengan kelahiran premature, bahkan keguguran.
Namun dalam kondisi tertentu ibu hamil disarankan untuk menghindari hubungan seksual jika terjadi kondisi darurat seperti gangguan pada leher rahim dan placenta. Kondisi lainnya antara lain:
- Pernah mengalami keguguran
- Pernah melahirkan prematur atau mengalami gejala kelahiran prematur
- Pendarahan atau kram pada vagina
- Air ketuban pecah
- Placenta previa, kondisi dimana posisi plasenta merosot dan menutup area serviks.
- Incompetent cervix, kondisi dimana serviks melemah dan mengalami pembukaan lebih awal.
- Hamil kembar
- Pasangan memiliki penyakit seksual (STD – Sexually Transmitted Disease), seperti herpes, chlamydia, atau HIV. Penyakit-penyakit ini dapat tertular pada janin dan membahayakan tumbuh-kembangnya.
sumber :
http://www.tabloidbintang.com/gaya-hidup/kesehatan/12093-benarkah-hubungan-seks-dapat-mengganggu-kehamilan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar