Selasa, 17 Mei 2011


PROFIL DBD PUSKESMAS WANASARI DAN PEMBENTUKAN SATGAS DBD

Oleh :Tim satgas DBD Puskesmas Wanasari


 Latar Belakang
            Penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan. Ditinjau dari penyebaran kasusnya, distribusi DBD semakin meluas pada wilayah kecamatan perifer, khususnya pada daerah industri dan pemukiman baru, seiring dengan semakin tingginya mobilitas di kawasan tersebut. Pada tahun 1990 ditemukan 68 kasus di 12 (52,2%) kecamatan, tahun 1995 ditemukan 106 kasus di 21 (91,3%) kecamatan dan masih sering.terjadi KLB DBD. Tahun 1995 KLB-DBD menempati urutan pertama dari wabah yang terjadi di KabupatenBekasi dan terjadi di 11 (47,8%) kecamatan, 36 (15,2%) desa. (Profil Kes )1996).Data di Dinkes Kabupaten Bekasi dari Januari hingga akhir Mei 2010 angka penderita DBD   hingga Mei 2009 berjumlah 1.325 pasien, sementara pada 2010 hingga Mei hanya tercatat 584 pasien dengan rincian pada bulan April sebanyak 135 kasus, Maret 105 kasus, Januari 103 kasus, dan Mei 34 kasus. (Kepala Dinkes Kab Bekasi Ari Muharman)

DATA KEJADIAN DBD PUSKESMAS WANASARI TAHUN 2010

BULAN
WANASARI
WANAJAYA
CIBUNTU

4
0
1
FEBRUARI
6
0
0
MARET
10
0
1
APRIL
8
1
0
MEI
5
0
0
JUNI
5
2
3
JULI
1
0
0
AGUSTUS
0
0
0
SEPTEMBER
0
0
0
NOVEMBER
0
0
0
DESEMBER
2
0
0
Jumlah
41
3
4
Jumlah keseluruhan tiga wilayah
48 Kasus


        Dari data di atas masih tingginya angka kesakitan DBD di wilayah Kerja Puskesmas Wanasari

DATA KEJADIAN DBD PUSKESMAS WANASARI TAHUN 2011

Tahun 2011
KELURAHAN/DESA
KEMATIAN
WANASARI
WANAJAYA
CIBUNTU
JANUARI
8
1
0
1  DESA Wanajaya
FEBRUARI
2
0
0
0


DEMAM BERDARAH

A. Pengertian
            Penyakit Demam Berdarah /  Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit menular yang disebabkan oleh virus “ dengue “ dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

B.           Tanda – tanda Demam Berdarah adalah sbb:
1.    Panas tinggi lamanya 2 – 7 hari
2.    Nyeri perut (ulu hati).
3.    Perdarahan berupa :
-          bintik-bintik merah dikulit, atau
-          mimisan, atau
-          gusi berdarah,
dan yang lebih parah lagi dapat disertai
-          muntah darah dan
-          berak darah.

C.           Pertolongan Pertama Pada Penderita
a.    Memberi minum sebanyak-banyaknya
Penderita Demam Berdarah mengalami kekurangan cairan tubuh oleh sebab itu pertolongan pertama yang palin penting ialah memberi minum sebanyak-banyaknya.
b.    Memberi obat penurun panas
Untuk menurunkan panas diberi obat penurun panas. Dapat pula dibantu dengan kompres menggunakan kain yang dibasahi air dingin atau es.
c.    Segera membawa penderita ke Dokter / Rumah Sakit.

D.           Cara Penularan Demam Berdarah
Demam Berdarah disebabkan oleh virus yaitu bibit penyakit yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop khusus. Anak yang sakit demam berdarah, didalam darahnya mengandung virus, apabila anak tersebut digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti maka bibit penyakit itu ikut terisap masuk kedalam tubuh nyamuk, dan bila nyamuk ini kemudian menggigit anak lain maka anak tersebut dapat ketularan penyakit ini.

E.           Tempat Berkembang Biak:
1. Luar Rumah
Di luar rumah nyamuk Aedes Aegypti dapat   berkembang biak di :
-          Drum, tangki penampungan air.
-          Kaleng-kaleng bekas, botol-botol pecah, ban bekas, potongan bamboo, tempurung kelapa, yang pada musim hujan berisi air.


2. Luar Rumah
Tempat bertelur yang paling disukai nyamuk aedes      Aegypti di dalam rumah adalah :
-          Bak mandi
-          Tempayan, dan tempat penampungan air lainnya.
Selain itu nyamuk tersebut sering pula bertelur di :
-          Vas bunga
-          Perangkap semut, dan
-          Tempat minum burung.

F.        Cara Pemberantasan
Untuk menghindari tertular penyakit demam berdarah, maka usaha yang harus dilakukan adalah memutus rantai siklus vektor nyamuk Aedes Aegypti, dengan jalan :
1.    Memberantasan telur dan jentik-jentik nyamuk dengan Gerakan Serentak (GERTAK) Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD), dengan pola 3 M ( Menguras, Menutup dan Menguburkan) tempat / bahan-bahan yang dapat membuat air tergenang. Dengan meliputi beberapa kegiatan :
-          Penyuluhan yang intensif
-          Kerja bakti secara serentak
-          Pemeriksaan jentik.
2.    Memberantas nyamuk dewasa dengan insektisida
3.    Memberantas jentik-jentik nyamuk dengan larvasida (bubuk abate).


Pembahasan

            Dari data-data yang diambil dari tahun 2010 Januari sampai dengan Desember 2010 Masih Tingginya angka kesakitan DBD, tahun 2011 yang baru berjalan dua bulan Januari sampai dengan Februari ditemukan  satu kasus positif DBD dirawat di RS Karya Medika  Cibitung dinyatakan meninggal oleh dr RS Karya Medika II dikarenakan DSS.Dari Kejadian demi kejadian kasus diwilayak kerja Puskesmas Wanasari perlukiranya untuk adanya penanganan yang serius untuk menekan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aides aegepty. Dengan adanya kasus kematian DBD ini merupakan ancaman bagi kita semua untuk waspada dan siaga dan dibayang-bayangi oleh ketakutan warga yang menuntut tindak lanjut penanganan kasus DBD. Kami sadar dengan padatnya jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Wanasari sepertinya tidak mungkin Puskesmas bergerak sendiri untuk menekan angka kesakitan dan kematian kasus DBD permasalahan ini harus dikerjakan bersama –sama aparatur pemerintahan dari tingkat RT, RW/Kader Posyandu, Desa/Kelurahan Dan Kecamatan oleh karena ini muncullah suatu pemikiran untuk penanganan penekanan kasus DBD salah satunya dibentuk suatu wadah yaitu SATGAS DBD. Karena kami rasa kasus DBD ini tidak bisa diatasi hanya petugas Puskesmas saja tapi harus adanya kerjasama dengan elemen Masyarakat dan unsur Pemerintahan setempat. Dengan harapan adanya kerjasama Lintas Sektoral Dan Lintas Program kinerja Puskesmas menjadi efektif.Adapun Langkah-langkah yang sudah diupayakan:

1.    PE
    PE (Pemantauan Epidemiologi),Dimaksudkan Adanya pemantauan jentik diarea penderita yang terkena DBD biasanya diperiksa satu titik kejadian 20 rumah kurang lebih 100 meter sesuai dengan sifat jarak terbang nyamuk aides aigepty adapun tempat-tempat yang diperiksa bak mandi dan kontainer-kontainer yang terdapat genangan air.
2.    Pembentukan Rematik
      Relawan pemantau jentik sesuai dengan tindak lanjut yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Terhadap Puskesmas Wanasari terpilihnya Puskesmas Wanasari sebagai percontohan Pailot Projek kader rematik yang pertama kali di Kabupaten Bekasi. Terpilih empat lokasi :
1.    Pondok Tanah Mas / Posyandu Sari indah I Wanasari
2.    Pondok Tanah Mas / Posyandu Sari Indah II Wanasari
3.    Perumahan Villa Mutiara RW 15/ Posyandu Cendrawasi Wanajaya
4.    Perumahan STTD Cibuntu
Dari empat lokasi yang sudah terbentuk kader rematik setelah dievaluasi ternyata dapat menekan angka kesakitan  DBD diwilayah tersebut. Dari empat percontohan Kader rematik tersebut lalu berkembang ke posyandu-posyandu yang lainnya dari jumlah keseluruhan kader rematik di wilayah kerja Puskesmas Wanasari sudah mencapai 15 titik. Tetapi yang diharapkan adalah kesadaran untuk merubah pola pikir masyarakat untuk selalu ber PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat) Menjadi Kader rematik dirumahnya masing-masing kalau ini terwujuk sepertinya akan tidak adalagi kasus DBD diwilayah Kerja Puskesmas Wanasari.

3.    Fogging
    Fogging adalah penyemprotan dilakukan apabila ada penderita positif DBD. Dan setelah dilakukan PE ditemukan jentik nyamuk aides aigepty di empat rumah positif jentik nyamuk.

4.    PSN
           PSN (Pembrantasan Sarang Nyamuk) PSN bisa dilakukan seminggu dua kali baik secara gotong royong atau melakukan PSN dirumah masing masing yang intinya membrantas sarang tempat berkembangnya nyamuk aides aigepty  adapun yang harus diperhatikan tempat-tempat yang dapat menampung air contoh : Bak mandi,tempat-tempat yang menampung air  Container-container rumah tangga tempat penampungan air dispenser, buangan air dibelakang kulkas, tampungan air AC, tempat-tempat menyimpan air yang tidak tertutup dan lingkungan sekitar Seperti ban mobil bekas yang menampung air,kaleng yang dapat menampung air dan yang lainnya yang dapat menampung air karena nyamuk aides aigepty dapat berkembangbiak walaupun air itu hanya 0.5 mm. Maksud dan tujuan PSN tidak memberikan kesempatan berkembang biaknya nyamuk aides aigepty berkembang biak

Anggota SATGAS DBD          : Puskesmas
                                                             : Aparat Pemerintah
                                                             : Tokoh Masyarakat dan PKK
        Tujuan dibentuk SATGAS DBD   : Masyarakat Menjadi Rematik Dirumah sendiri
        Tugas SATGAS DBD      : 1. Memberikan Sosialisasi DBD
                                                    : 2. Memberikan Apresiasi dan dukungan moral
                                                    : 3. Memberikan Fasilitas

RUMUSAN MASALAH

            Upaya dan langkah-langkah ke empat poin diatas sudah dilaksanakan tetapi tetap tidak menurunkan angka kesakitan dan kematian kasus DBD.Ini semua bukan karena kesalahan dari sistem yang diterapkan tetapi masih kurang maksimalnya kader rematik dilapangan contohnya pemantauan jentik dilakukan bukan dua kali seminggu tetapi satukali seminggu ditambah-tambah lagi kurang dukungan dari RT dan RW bahkan Kepala Desa hal tersebut yang masih menjadi dilema dilapangan. Sementara masyarakat kalau ada kasus entah penderita tersebut terkena dimana tetapi mereka ingin langsung dilakukan penyemprotan karena merka terasa terancam dan warga tidak maulagi dengan dengan gotong royong PSN menerapkan 3M. Walaupun upaya dari petugas Puskesmas sudah sering kali melakukan penyuluhan tetapi Masyarakat sepertinya ingin tindakan yang langsun eksen sepert foging. Mereka beranggapan setelah di FogGing sudah aman,mereka tidak paham kalau jentik nyamuk aides aigepty tidak mati walaupum di semprot.  


KESIMPULAN
Dalam menanggulangi permasalahan akan tingginya angka kesakitan dan angka kematian akibat DBD, maka diperlukan langkah-langkah penyadaran masyarakat. Langkah – langkah tersebut harus berasaskan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat .Penyadaran akan pentingnya kesehatan lingkungan dan melakukan PSN sendiri di rumah dan lingkungannya sendiri setiap minggu adalah sangat penting. Selain menghemat biaya juga menghemat sumber daya lainnya.Oleh karena itu diharapkan masyarakat menjadi remantik di rumah sendiri.
Kader remantik dan para tokoh masyarakat, aparat pemerintah setempat dan Puskesmas Wanasari tetap berperan sebagai pembina masyarakat, yang tergabung dalam SATGAS DBD. Berperan dengan memberikan contoh, mensupport, dan memfasilitasi kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk, baik berupa moril maupun materil bila diperlukan.

SARAN
Salah satu kunci keberhasilan suatu program adalah upaya yang tidak kenal lelah, strategi yang tepat sasaran, dan upaya yang kesinambungan. Diperlukan penyatuan kesamaan tujuan dan cara pandang dalam menghadapi permasalan DBD ini dan diperlukan niat yang kuat dalam memberantas DBD. Sosialisasi tentang DBD harus dilakukan agar informasi tentang DBD dan penanggulangannya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Strategi yang dipakai pada masalah ini adalah dengan pembentukan SATGAS DBD yang bertujuan pada akhirnya adalah mewujudkan masyarakat mandiri dalam memberantas DBD.

Semua itu tidak akan berhasil apabila tidak dilakuakn secara terus menerus, karena sekali saja lengah, maka nyamuk Aedes Aegypti sebagai pembawa virus DBD akan menyerang kembali.

Target yang diharapkan adalah menurunkan angka kematian dan angka kesakitan akibat DBD, oleh karena itu tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi diperlukan beberapa upaya lintas sektoral dan berkesinambungan.

Tim Satgas DBD Puskesmas Wanasari
dr. Erni Herdiani (Pembina)
Iwan Setiawan, AmK (Ketua)
Sumiyati, AmKeb
Linda Setiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar