Jumat, 10 Juni 2011

SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) HARAPAN BARU BAGI UPAYA BERHENTI MEROKOK

Oleh : dr. Erni Herdiani

Pada tanggal 9-10 juni 2011 di Hotel Grand Cikarang Bekasi, diselenggarakan Pelatihan Petugas Klinik Konseling Berhenti Merokok yang diprakarsai oleh Bidang Promosi Kesehatan Dinkes Kab Bekasi. Dihadiri oleh 30 orang peserta dari beberapa klinik konseling merokok yang ada di 12 Puskesmas, Klinik Kesehatan Kerja dan Klinik PEMDA dan beberapa staff  Bidang Promosi Kesehatan.

Acara dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dr. H. Ari Muharman ,SpJP dan dilanjutkan dengan laporan kegiatan oleh Ketua Pelaksana Acara yaitu Kepala Seksi Jajang C serta pembacaan do'a. Kemudian  dilanjutkan dengan pelatihan SEFT dengan fasilitator tunggal , Bapak Fuad Baradja, seorang artis ternama di Indonesia yang dikenal lewat perannya sebagai ayah dalam sinetron Jin dan Jun dan beberapa sinetron lainnya.Saat ini Fuad Baradja   adalah seorang praktisi SEFT, yang merupakan seorang SEFT er angkatan ke 48. Beliau sudah mengamalkan ilmunya serta mengabdikan dirinya bagi kesembuhan para pecandu rokok dalam kurun waktu 2 tahun belakangan ini. Setelah kiprah beliau dimuat dalam berita detik.com,maka mencuatlah peran aktif beliau dalam menangai pasien yang ingin berhenti merokok. Sudah ratusan orang yang ditangani beliau dengan hasil yang luar biasa efektif dan langsung terlihat nyata.Awalnya terselip kesangsian akan metode ini, apakah SEFT ini memang dapat efektif untuk menangani kecanduan merokok. Namun setelah dibuktikan dengan mata kepala sendiri, para peserta dibuat takjub dan sangat appreciate.

SEFT adalah perpaduan hypnoterapi dengan ilmu totok tubuh yang dicombine dengan kepasrahan dan keikhlasan sang pasien serta motivasi yang kuat dari diri pasien.Tanpa self motivation yang kuat, metode SEFT ini akan kurang efektif. Tahap pertama adalah SET UP, yaitu membangun sugesti dan memperkuat motivasi si pasien dan meningkatkan kepasrahan dan keikhlasan serta kepercayaannya kepada Yang Maha Penyembuh yaitu Allah SWT sambil menekan pada sore point  pada dada kiri pasien. Tahap ke dua adalah TUNE IN yang merupakan tahap pembangkitan emosi negatif seperti rasa nyeri yang dirasa atau kerugian yang didapat apabila merokok, dan membangkitkan efek buruk dan bahaya dari rokok apabila meneruskan kecanduan rokoknya. Tahap ke tiga adalah TAPPING yaitu mentotok 9 titik akupuntur penting yaitu di ubun2, di ujung dalam alis mata, sebelah ujung mata luar, di bawah mata, bawah hidung, bawah bibir/dagu, kanan kiri dalam clavicula, bagian bawah ketiak kanan kiri, dan dibawah payudara kanan kiri. Dalam proses tapping, terus dilakukan TUNE IN. Dilakukan beberapa kali set Tapping, dan setelah itu pasien diminta untuk menarik nafas dalam2 dan mengucapkan Hamdalah.


Selama proses tersebut, pasien diminta untuk terus menghisap batang rokok yang biasa dia konsumsi, dan efeknya sangat menakjubkan. Hisapan demi hisapan yang biasanya terasa nikmat bagi para perokok tersebut, lama2 menjadi rasa yang pahit, bahkan sangat tidak enak, sehingga sebagian besar para pasien yang ditherapi saat itu mengalami mual dan muntah. Dan semenjak itu sampai dengan nanti , menurut Fuad Baradja, sang pasien akan selalu merasakan ketidaknyamanan saat merokok dan otomatis menghentikan kebiasaannya itu.

Tekhnik SEFT ini membuka harapan baru yang luar biasa, karena selama kampanye bahaya merokok, masih terdapat beberapa kendala. Selain memang dukungan dari Pemerintah Pusat yang belum nyata, regulasi pemerintah terhadap rokok yang masih setengah2, serta kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah, menyebabkan upaya ini sepertinya sulit dilakukan. Selain itu juga disebabkan efek candu yang ditimbulkan oleh rokok membuat pasien sulit untuk berhenti.

Dinas Kesehatan kabupaten Bekasi sudah melakukan beberapa upaya, diantaranya memfasilitasi beberapa Klinik Konseling di Puskesmas dan mensuplai substitusi reseptor Nikotin dengan program Champix. Agar upaya ini menjadi paripurna, maka diupayakan pula dengan Metode SEFT dengan upaya promotif yang terus  digalakkan.

Puskesmas Wanasari yang saat pelatihan diwakili salah satunya oleh Kepala Puskesmas dr. Erni Herdiani, mengatakan bahwa  Puskesmas Wanasari  merasa beruntung sekali karena diberi kesempatan untuk mendapatkan ilmu tentang SEFT ini, dan harapan serta cita-cita untuk mewujudkan RW Bebas Rokok di wilayah kerja Puskesmas Wanasari menjadi bukan sekedar impian semata. Untuk langkah ke arah sana sudah dibuat beberapa Rencana Tindak Lanjut berikutnya, diantaranya adalah penyuluhan yang intens tentang bahaya rokok, advokasi kepada pejabat dan aparat setempat, dan mempraktekan dan mempertajam kemampuan SEFT methode ini agar lebih akurat dan nyata bagi para pasien yang ingin berhenti merokok. Dari Puskesmas Wanasari, hadir pula Seksi Promkes Puskesmas Wanasari Sumiyati, AmKeb yang menggantikan dr.Salim Jindan (Penanggung Jawab Klinik Konseling Berhenti Merokok PKM Wanasari) yang berhalangan hadir dikarenakan sedang mengikuti Pelatihan TKHI di Ciloto, Jawa Barat.

Kepala Bidang Promkes Dinkes Kab Bekasi dr.Hj.Sumarti,Mkes  pada pidato penutupannya mengatakan  bahwa setelah acara ini akan ada satu komunitas praktisi konseling berhenti merokok, agar apa yang kita kerjakan bersama2 dalam program ini dapat terarah dan serempak serta dapat saling membantu dan sharing serta memotivasi antar masing2 praktisi. Sekaligus juga dipilih secara aklamasi ketua Komunitas Praktisi Konseling Berhenti Rokok yaitu, dr.H.Adi Pranaya, yang berasal dari Puskesmas DTP Cibarusah yang kiprah dan dedikasinya sudah tidak diragukan lagi. Kami optimis dengan berbagai upaya yang ditempuh akan dapat memberikan hasil yang optimal. Setidaknya kita  masih bisa memberikan ruang bagi anak dan cucu kita agar bisa terbebas dari asap rokok dan menghirup udara segar serta membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar