Rabu, 04 Juli 2012

Diabetes: Ditemukan Hormon Untuk Mempertahankan Produksi Insulin

Diabetes
Para peneliti di Duke University Medical Center telah menemukan sebuah hormon yang bersifat pelindung, hormon anti-diabetes yang diproduksi oleh sel-sel pulau dalam pankreas. Salah satu fungsi dari pankreas untuk menghasilkan hormon insulin yang berfungsi merubah glukosa menjadi energi.


Hormon baru tersebut telah diujicobakan terhadap sel islet manusia dan tikus. Hormon baru ini terbukti dapat meningkatkan produksi insulin pada tikus dan memberikan pelindungan pada sel islet manusia.

Penelitian ini didukung oleh JDRF, pemimpin global dalam penelitian diabetes tipe 1 dan dipublikasikan dalam edisi 3 Juli jurnal Cell Metabolism.

Penemuan ini bisa membuka jalur untuk penelitian lebih lanjut terhadap pencegahan dan pengobatan untuk diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 serta menambah wawasan tentang kesehatan dan kelangsungan hidup sel beta dalam pakreas yakni sejenis sel islet yang memproduksi insulin untuk mengatur kadar gula.

Para peneliti memberikan hormon yang diberi nama TLQP-21 pada tikus yang memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Setelah pemberian itu terlihat perbaikan yang signifikan dalam produksi insulin dan kadar glukosa (gula) dan kematian sel beta berkurang.

"Kami pikir temuan ini penting karena merupakan demonstrasi pertama bahwa TLQP-21 mencegah kerusakan sel beta dan merangsang sekresi insulin dalam saat glukosa naik" kata penulis senior Christopher B. Newgard, Ph.D., direktur dari Sarah W. Stedman Nutrition and Metabolism Center.

Meskipun para peneliti baru hanya menguji TLQP-21 dalam model diabetes tipe 2, mereka berencana untuk menguji hormon dalam tipe 1 dalam penelitian selanjutnya.

Kedua jenis diabetes baik itu tipe 1 dan tipe 2 ditandai dengan hilangnya massa sel beta yang berfungsi. Tipe 1 adalah disebabkan karena penyakit autoimun (sistem imun merusak sel beta). Tipe 2 adalah penyakit yang ditandai oleh disfungsi sel beta serta ketidakmampuan tubuh untuk memproses insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi. Kebanyakan orang dengan diabetes tipe 2 akhirnya membutuhkan suntikan  insulin.

"Temuan ini menarik dan memberikan wawasan baru bagaimana kesehatan dan kelangsungan hidup sel beta dapat diatur dalam tubuh," kata Patricia Kilian, Ph.D., direktur program regenerasi sel beta di JDRF. "Kami berharap untuk studi yang lebih lanjut aseberapa hormon baru ini mempengaruhi fungsi sel beta pada model T1D (diabetes tipe 1)."

"Apa yang menarik adalah bahwa dalam studi hewan dari TLQP-21, kami tidak melihat efek samping," kata pemimpin penulis Samuel B. Stephens, Ph.D., kata seorang peneliti di Stedman center. "Tikus-tikus memiliki selera khas dan makan porsi normal dan tidak menunjukkan perubahan denyut jantung atau pola pencernaan ketika mereka diberi hormon dosis besar."

Langkah berikutnya adalah menemukan molekul kecil yang bisa merangsang sel-sel islet untuk menghasilkan lebih banyak hormon TLQP-21, atau untuk mengembangkan versi yang lebih kuat atau stabil yang bisa disuntikkan. Penelitian terhadap obat ini akan membantu mempercepat pengujian pada diabetes tipe 1, kata Newgard, yang juga seorang profesor Farmakologi dan Biologi Kanker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar