HIV dan AIDS merupakan masalah global yang berkembang di setiap negara termasuk Indonesia. Jumlah penderita terbanyak di Jakarta, Papua dan Bali.
Perkembangan penularan HIV/AIDS didukung oleh semakin banyaknya seks bebas dan narkoba suntik. Paling tidak setengah dari pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum secara bersama-sama mengidap HIV.
Perilaku seks beresiko juga menjadi penyebab penularan utama HIV. Ini bisa dilihat dari perkembangan Penyakit Menular Seksual yang sangat tinggi. Dibeberapa kota berdasarkan data Depkes, PSK yang mengidap penyakit gonore dan klamidia mencapai 39% sampai 61%, itu artinya 2 sampai 3 dari 5 orang PSK mengidap penyakit tersebut. Itu belum termasuk penyakit menular seksual lainnya. Padahal adanya PMS memudahkan penularan HIV. Angka ini merupakan tertinggi di asia
Pengidap HIV terbanyak ada di kalangan pria. Dari tiga juta pria di Indonesia yang sering jajan PSK diperkirakan setengahnya mengidap HIV. Kebanyakan dari mereka memiliki pasangan tetap atau istri. Dari pria pengidap HIV ini bisa menularkan pada istrinya. Jika wanita yang mengidap HIV mengandung maka beresiko menularkan pada anaknya. Fenomena ini yang membuat jumlah penderita HIV semakin tinggi dan menjadi epidemi.
Kalau dulu HIV/AIDS terbanyak di Jakarta sekarang polanya mulai meningkat di banyak daerah di Indonesia. Prevalensi tertinggi berdasarkan data Ditjen PP & PL Kemenkes RI tahun 2011 ada di Papua kemudian diikuti oleh Bali, Jakarta dan Kalimantan barat.
Pemerintah dan mitranya telah melakukan intervensi untuk menekan angka penularan HIV/AIDS di Indonesia tetapi cakupannya yang masih dibawah 50% masih belum cukup. Semakin banyaknya anak muda sadar akan bahaya HIV sangat baik sebagai pencegahan primer sedangkan penggunaan kondom merupakan solusi terakhir jika perilaku seks beresiko sulit dikendalikan. Meskipun ketersediaan obat ARV cukup tetapi masih banyak yang harus dibenahi.
Menurut Unicef Indonesia yang masih perlu dibenahi antara lain kurangnya akses untuk konsultasi kesehatan reproduksi, mendapatkan pelayanan keluarga berencana, pelayanan HIV untuk anak-anak, test HIV secara sukarela serta pelayanan untuk mencegah transmisi virus dari ibu ke anak (mother to child transmission) yang masih belum menjangkau perempuan beresiko tinggi di usia produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar