Berdasarkan data, infertilitas karena faktor istri mencakup 45% yang mempunyau masalah pada saluran telur, ovulasi, perotenium/ endometriosis, mulut rahim dan rahim. Sedangkan infertilitas karena faktor suami sekitar 40%, meliputi kelainan pengeluaran sperma, kelainan produksi dan pematangan sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan, faktor imunologik/antibodi, antisperma, serta faktor gizi. Sementara akibat faktor tidak terjelaskan sekitar 10-15%. Demikian penjelasan dr. Indra NC Anwar, Sp.OG., dan dr. Irsal. Yan, Sp.OG., dari Klinik Fertilitas Teratai RS Gading Pluit, dalam acara jumpa
&s beberapa waktu lalu. Theresia Puspayanti
1. GAYA HIDUP PENUH STRES
Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya frekuensi hubungan suami istri.
2. KEGEMUKAN
Timbunan lemak dapat mengganggu kinerja organ tubuh, termasuk organ-organ reproduksi. Kadar kolesterol yang tinggi akan mengusik keseimbangan hormonal yang antara lain bermuara pada terganggunya siklus haid; bisa berupa haidnya terlambat, tidak datang sama sekali dalam beberapa bulan meski tidak hamil, atau sebaliknya justru keluar terus tapi tidak teratur. Padahal gangguan haid berpengaruh langsung pada perhitungan matangnya sel telur, sedangkan hubungan seks di luar masa subur berpeluang tipis menghasilkan pembuahan.
Pada pria gemuk terjadi penumpukan lemak di mana - mana, termasuk di daerah
pubis (bagian atas kemaluan), sehingga penisnya tampak pendek dan kecil. Akibatnya, dapat menghambat kontak seksual. Selain itu, obesitas juga berpengaruh pada metabolisme testosteron. Padahal hormon ini menjamin berkembangnya organ reproduksi, timbulnya ciri-ciri seks sekunder laki-laki sebelum pubertas dan berlangsungnya spermatogenesis (pembentukan sperma) serta mempertahankan fungsi seksual setelah pubertas.
3. KELEWAT KURUS
Gangguan siklus haid umumnya dialami oleh wanita yang sangat kurus, misalnya pada wanita atlet lari jarak jauh, model, penari balet, ataupun mereka
yang mengalami pengurangan berat badan secara signifikan dan mendadak. Bisa dimengerti karena dalam tubuh, lemak
antara lain berfungsi melancarkan metabolisme.
4. LINGKUNGAN POLUTIF
Salah satunya, polusi udara akibat kebiasaan merokok maupun buangan timbal dari kendaraan bermotor. Mereka yang terpapar zat-zat polutan terbukti mengalami penurunan kualitas sperma. Begitu juga pemakaian ganja, kokain, dan heroin disinyalir menyebabkan gangguan sekresi hormon gonadotropin dan prolaktin yang berujung pada terhambatnya pelepasan sel telur pada wanita.
5. AKRAB DENGAN MINUMAN BERALKOHOL
Konsumsi alcohol pada wanita akan menekan produksi hormon estrogen dan progesteron namun meningkatkan prolaktin yang akan menghambat proses
ovulasi. Pada pria, alkohol akan menurunkan ukuran testis, volume semen (air mani), maupun konsentrasi (kepekatan), mobilitas (kecepatan bergerak), serta morfologi normal spermatozoa.
6. OBAT-OBATAN
Obat-obatan tertentu yang termasuk golongan narkotik
maupun obat-obatan kedokteran, seperti beberapa jenis antibiotik, obat darah tinggi, obat sakit
mag, obat antikejang, maupun obat-obatan yang digunakan dalarn, terapi melawan kanker, dapat menurunkan kesuburan wanita dan memengaruhi kualitas sperma.
7.FAKTOR USIA
Pada wanita, begitu masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat menopouse. Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma” akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya normal.
8.OLAHRAGA BERLEBIHAN
Pada wanita, olahraga berlebihan bisa menyebabkannya sulit hamil karena mengganggu siklus haid. Diduga akibat penurunan produksi gonadotropin serta peningkatan produksi endorphin dan kortisol.
9.SUMBATAN PADA VAGINA
Sumbatan ini membuat terhambatnya penyampaian air mani. Sumbatan jenis pertama adalah sumbatan psikogen yang disebut juga vaginismus/ dispareunia. Yang kedua adalah sumbatan anatomis berupa vaginitis atau radang pada vagina yang bisa disebabkan oleh Candida albicans atau trikomonas—sejenis kuman yang hidup di dalam vagina ini dapat menghambat gerak spermatozoa.
10.KELAINAN MULUT RAHIM
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kondisi inilah yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam saluran mulut rahim yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan dari posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke belakang), bisa menghambat terjadinya kehamilan.
11. KELAINAN RAHIM
Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip; peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.
12.KELAINAN SALURAN TELUR
Paling sering ditemukandalam masalah infertilitas.
Di antaranya tuba yang membesar seluruhnya ataupun yang menebal karena adanya kerusakan dinding tuba akibat infeksi atau endometriosis, tuba yang memendek akibat peradangan sebelumnya, fibrosis/pembentukan jaringan ikat, serta perlekatan tuba yang mengganggu pergerakan fimbria( (bentuk seperti rumbai-rumbai yang tak teratur dan terdapat pada bagian ujung saluran rahim.
13.KELAINAN OVARIUM
Gangguan pada ovarium (indung telur), seperti adanya tumor atau kista endometriosis bisa mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi. Bagaimana mau terjadi kehamilan bila tak ada sel telur yang siap dibuahi?
14. GONDONGAN
Meski kemungkinannya relatif kecil (sekitar 20‑30%), gondongan tak boleh dianggap sepele karena dapat menyebabkan gangguan kesuburan pada pria. Berat tidaknya gangguan kesuburan tergantung seberapa parah kerusakan pada testis sebagai “pabrik” sperma. Jika rusak berat, yang bersangkutan bisa mengalami asthenozoopermia, yakni jumlah spermanya nihil. Kerusakan ini bersifat permanen alias tak bisa dikoreksi dengan cara apa pun.
15.INFEKSI
Umumnya ditandai dengan munculnya keputihan yang mesti mendapat perhatian serius. jika dibiarkan berlanjut dan tak mendapat pengobatan semestinya, infeksi ini akan merambat naik ke rahim atau bahkan ke adneksa yang terdiri dari saluran telur, indung telur, dan ligamentum atau otot-otot penyangga rahim. Terapinya cukup dengan pemberian obat-obatan golongan antibiotik yang tepat. Namun butuh kesabaran dari pasien untuk menjalani terapi ini agar infeksinya benar-benar sembuh. Pencegahan infeksi dapat dilakukan antara lain dengan menjaga kebersihan diri saat buang air. Terutama kala terpaksa buang air di tempat umum yang kurang terjaga kebersihannya, sedapat mungkin segera bilas begitu menemukan air bersih. Perhatikan pula pola membasuhnya, yakni dari atas ke bawah. jangan pernah sebaliknya, dari anus ke vagina, karena berpeluang “membawa” kuman yang mungkin bercokol di anus ke vagina.
16.ENDOMETRIOSIS
Seorang wanita dikatakan terkena endometriosis bila jaringan endometrium/lapisan dalam uterus tumbuh bukan di tempat semestinya. Diduga kemunculan endometriosis distimulasi oleh hormon estrogen yang berlebihan, hingga pengobatan dasarnya adalah pengobatan hormonal, yakni pemberian hormon progesteron anti-estrogen minimal 2 bulan. Dengan diberi antinya, diharapkan pertumbuhan jaringan endometrium bisa dihambat hingga tak berkembang ke mana-mana. Celakanya, ovarium menjadi sasaran empuk yang paling sering ditumbuhi jaringan endometrium. Akibatnya, bisa terjadi perlengketan ke usus, rahim, saluran telur, atau ke organ-organ di sekitarnya. Bila dengan pemberian hormon tak ada perbaikan, biasanya disarankan tindakan operasi laparoskopi dengan sayatan seminimal mungkin atau laparotomi yang mirip dengan operasi sesar.
17.KURETASE BERULANG
Bila dilakukan berulang kali dalam jangka waktu dekat diduga bisa memicu timbulnya perlengketan pada rahim, terlebih bila kuretnya tidak steril. Endometrium yang seharusnya berbentuk rongga jadi menutup, sehingga yang bersangkutan jadi susah punya anak atau bahkan mandul.
18.KELAINAN PLASENTA
Normalnya, plasenta akan keluar dengan sendirinya kirakira 30 menit setelah kelahiran bayi. jika setelah ditunggu 30 menu tidak keluar, mau tak mau harus diambil tindakan manual untuk mengeluarkannya, meski salah satu risikonya adalah perdarahan karena pembuluh darah yang ikut terjebol pasti lebih banyak dibanding bila tak ada perlengketan. jika kondisinya parah, alternatif yang ditempuh adalah pengangkatan rahim untuk meminimalkan perdarahan. Inilah yang kemudian membuat kondisi rahim jadi carut-marut, sehingga menyebabkan infertilitas.
19.RIWAYAT OPERASI
Terutama operasi sesar dan operasi usus buntu yang sudah parah, karena setiap tindakan operasi pasti menyisakan luka terbuka. perlengketan sangat berpeluang terjadi pada sesar yang tidak benar, banyak menyisakan darah, atau yang penyembuhan lukanya kurang bagus, semisal dalam seminggu belum kering. Di sinilah pentingnya kontrol ke dokter yang menangani. Sementara sesar kedua dan seterusnya memperbesar peluang terjadinya perlengketan antara rahim dengan dinding perut, maupun dengan usus dan kandung kencing.
20.VARIKOKEL
Yakni varises atau pelebaran pada katup-katup vena (pembuluh darah balik) yang terjadi di kantung kemaluan. Melebarnya pembuluh darah di lokasi pembuluh darah balik dari testis ini tentu akan mengganggu fungsi testis sebagai “pabrik” sperma, baik dari segi jumlah maupun kualitas produksinya.
(Nakita, nop 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar