Konsumsi Asam Folat Sebelum Hamil
Asam folat atau juga dikenal dengan nama vitamin B9 adalah satu dari sedikit nutrisi yang diketahui mencegah kecacatan lahir pada otak dan sumsum tulang belakang.
Mengapa ibu hamil membutuhkan asam folat? Kekurangan asam folat pada ibu hamil, berdasarkan penelitian bias menyebabkan terjadinya kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Bayinya mengalami cacat pada otak dan sumsum tulang belakang. Kekurangan asam folat menyebabkan bayi lahir dengan bibr sumbing, bayi dengan berat badan rendah, Down Syndrome dan keguguran berulang. Kelainan lainnya adalah bayi mengalami gangguan buang air besar dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan emosi tinggi. Pada anak perempuan saat dewasa tidak mengalami menstruasi.
Pada ibu hamil kekurangan asam folat menyebabkan meningkatnya resiko anemia sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat. Diperkirakan separuh dari kelainan saat kelahiran dapat dicegah jika wanita hamil mengkonsumsi asam folat dengan jumlah tepat, apakah lewat makanan mengandung asam folat atau lewat suplemen.
Apa kecacatan akibat kekurangan asam folat? Biasanya kelainan berat yang terjadi pada bayi baru lahir akibat kekurangan asam folat selama kehamilan dikenal di dunia kedokteran sebagai Neutral Tube Defects/NTD/Kelainan Tabung saraf. Kelainan itu adalah akibat tidak terjadi penutupan tabung saraf pada ujung atas(Meningokel) atau ujung bawah (Spina Bifida) pada minggu ketiga atau keempat atau keempat (hari ke 16 sampai hari ke 28) setelah konsepsi.
Berapa besar angka kejadian NTD? Angka kejadian dan resiko kekambuhan empiris untuk NTD beragam dari angka 7,5 sampai 11,6 per 10000 kelahiran hidup. Di Indonesia sendiri belum ada data pasti berapa besarnya prevalensi adanya pekit kelainan sumsum tulang belakang. Untuk pencegahan kekambuhan NTD, pada penelitian klinis yang melibatkan 1195 wanita hamil beresiko tinggi dari 33 pusat penelitian, melaporkan 72% kasus NTD yang lebih rendah diantara anak-anak dalam kelompok pemberian asam folat daripada kelompok yang tidak diberikan asam folat. Angka kekambuhan turun dari 3,5% sampai 1% pada wanita yang secara acak diberikan asam folat 4 mg sebelum kehamilan dan selama 6 minggu pertama kehamilan. Hasil pada kelompok yang menggunakan vitamin tanpa asam folat serupa dengan hasil pada kelompok yang tidak menggunakan vitamin dengan resiko kekambuhan 3,5%.
Karena pentingnya zat yang satu ini, kebutuhan asam folat untuk ibu hamil harus disiapkan sejak sebelum hamil. Jika dimulai pada satu bulan sebelum kehamilan dan tiga bulan pertama kehamilan akan menurunkan beban resiko bayi lahir terhadap NTD lebih dari 70 persen.
Untuk mendapatkan asam folat, ibu hamil harus mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat dalam jumlah cukup. Hati sapi, brokoli, jeruk dan bayam di samping roti dan susu. Kebutuhan asam folat untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram/hari atau sama dengan dua gelas susu.
Bagaimana wanita yang beresiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan dengan NTD? Kelompok ini, meliputi wanita yang pernah memiliki anak atau janin dengan NTD, diabetes yang tergantung insulin (tipe I), epilepsy dan penggunaan asam valporik atau carbamazepin untuk mengatsai kejang-kejang dan ibu yang menggunakan antagonis asam folat (Amniopterin, metotrexate).
Asam folat dengan dosis rekomendasi 0,4 sampai 1,0 mg tidak memberikan efek berbahaya dalam perkembangan janin atau ibu yang mengandungnya. Asam folat dapat larut dalam air dan yang berlebihan akan dibuang melalui urin. Dampak penggunaan asam folat berlebihan (lebih 1 mg) belum diketahui, tetapi dapat menutupi diagnosa kekurangan vitamin B12. Asam folat jarang sekali memiliki respon alergi, tetapi reaksinya dapat berupa erythema, ruam, gatal-gata;, rasa tidak enak badan dan broncschospasm/rasa tercekik.
Bila dinilai asupan asam folat melalui makanan tidak mencukupi, biasanya dokter kandungan atau bidan tempat ibu berkonsultasi akan memberikan resep tambahan suplemen asam folat baik melalui makanan atau suplemen terbukti menurunkan atau meminimalisasi kecacatan lahir tertentu. Dosis asam folat harus disesuaikan dengan berdasarkan kebutuhan dan sejarah pasien.
Sumber : Menjawab Masalah Seputar Kehamilan , Dr. Pribakti B, SpOG(K)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar