KEHAMILAN
Lama kehamilan rata-rata terhitung mulai hari pertama menstruasi terakhir untuk wanita yang sehat kurang lebih 280 hari atau 40 minggu. Sudah menjadi hal yang lazim untuk membagi kehamilan dalam tiga bagian yang sama atau trimester atau masing- masing 13 minggu atau 3 bulan kalender (Pritchard, 1991 ).
Dalam kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis di dalam tubuli, seperti perubahan sistem kardiovaskular, hematologi, respirasi dan endokrin. Kadang-kadang disertai dengan perubahan sikap, keadaan jiwa ataupun tingkah laku (Salim, 1980; Scully dan Cawson, 1993; Sonis dkk, 1995).
Pada trimester pertama, wanita hamil biasanya merasa lesu, mual dan kadang- kadang mengalami muntah-muntah (Burket,1971; Adyatmaka,1992).
Selama trimester kedua pembesaran perut mulai terlihat dari gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh ibu.
Rasa lesu,mual dan muntah-muntah biasanya menghilang. Akhir trimester ini detak jantung janin dapat didengar dengan menggunakan stetoskop (Burket, 1971). Selain itu, pada trimester ini merupakan saat terjadinya perubahan hormonal yang dapat mempengaruhi rongga mulut (Adyatmaka,1992). Pada trimester ketiga, pembesaran perut, pergerakan janin dan detak jantung janin menjadi lebih jelas (Burket, 1971).
Perubahan vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya volume darah sekitar 30% dan kardiac output sekitar 20 -40%. Terjadi sedikit penurunan tekanan darah dengan kemungkinan terjadinya kehilangan kesadaran dan postural hipotension pada trimester pertama (Scully dan Cawson,1993; Sonis dkk,1995). Pada akhir kehamilan 1.0% wanita hamil mengalami syndrom supine hypotension yang diakibatkan karena janin menekan vena cava inferior dan terhalangnya venous return ke jantung pada waktu posisi terlentang. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran (Scully dan Cawson,1993; Sallis dkk, 1995).
Perkembangan janin selama tiga bulan pertama dari kehamilan merupakan suatu proses yang kompleks dari organogenesis. Pada masa ini semua sistem utama organ terbentuk dan janin sangat sensitif terhadap injuri. Pada trimester ini pemberian obat dan , radiograph harus dipertimbangkan dan sebaiknya konsultasi ke dokter ahli untuk menghindari terjadinya kecacatan (Scully dan Cawson,1993; Sonis dkk,1995;Salim, 1980). Trimester kedua dan ketiga adalah untuk pertumbuhan selanjutnya dan kematangan janin (Scully dan Cawson,1993; Sallis dkk,1995), tetapi masih dapat dipengaruhi oleh obat-obatan seperti tetrasiklin (Lynch, 1984).
MANIFESTASI KEHAMILAN DI RONGGA MULUT
Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh dan termasuk juga di rongga mulut. Hal ini terutama terlihat pada gingiva. Perubahan ini dipengaruhi oleh perubahan pada sistem hormonal dan vaskular bersamaan dengan faktor iritasi lokal dalam rongga mulut (Burket, 1971 :Barber dan Graber, 1974; Sallis dkk,1995).
1. Gingivitis kehamilan (pregnancy gingivitis).
Istilah gingivitis kehamilan dibuat untuk menggambarkan keadaan klinis peradangan gingiva yang terjadi pada kebanyakan wanita hamil (Lynch,.l984). Keadaan ini terjadi kira-kira 5 -25 % dari wanita hamil (Barber dari Graber,1974). Perubahan gingiva ini biasanya mulai terlihat sejak bulan kedua dari kehamilan dan mencapai puncaknya pada bulan kedelapan (Barber dan Graber,1974; Pin borg, 1994; Scully dan Cawson, 1995). Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya hormon sex wanita dan vaskularisasi gingiva sehingga memberikan respon yang berlebihan terhadap faktor iritasi lokal (Barber dan Graber,1974; Lynch,1984; Sallis dkk,1995). Dalam hal ini faktor iritasi lokal dapat berupa rangsangan lunak, yaitu plak bakteri dan sisa-sisa makanan, maupun berupa rangsang keras seperti kalkulus, tepi restorasi yang tidak baik, gigi palsu dan permukaan akar yang kasar (Mustaqimah,1988). Hal ini menunjukkan bahwa kehamilan bukanlah menjadi penyebab langsung dari Tingivitas kehamilan, tetapi juga tergantung pada tingkat kebiasaan kebersihan mulut pasien (Burket, 1971; Barber dall Graber, 1974; Sonis dkk,1995).
Kenaikan jumlah estrogen dan progesteron pada masa kehamilan mempengaruhi rongga mulut (gingiva) yang secara mikroskopis terlihat adanya peningkatan proliferasi kapiler, dilatasi pembuluh darah, kenaikan permiabilitas vaskular, edema, infiltrasi , lekosit, degenerasi jaringan ikat sekitar serta proliferaso dan degenerasi sel-sel epitelitum(Mustaqimall, 1988).
Secara klinis, gingivitis kehamilan ditandai dengan warna merah pada tepi gingiva dan papilla interdental. Pada waktu yang sama, ginggiva membesar, disertai pembengkakan yang terutama memyerang papilla interdental . Gingiva memperlihatkan kecenderungan yang meningkat terhadap pendarahan terutama pada saat menyikat gigi. Kadang-kadang penderita mengalami sedikit rasa sakit (Adyannaka,1992; Pinborg,1994; Scully dan Cawson,1995; Sallis dkk,1995).
2. Tumor kehamilan (pregnancy tumor).
Kehamilan dapat pula menimbulkan suatu pembentukan pertumbuhan pada gingiva yang seperti tumor. Istilah yang digunakan untuk keadaan ini adalah pregnancy tumor atau tumor kehamilan, epulis gravidarum ataupun granuloma kehamilan (Barber dan Graber,1974; Pinborg,1994; Sonis dkk,1995).
Tumor kehamilan biasanya berkembang di sekitar daerah papilla interdental dan pada daerah-daerah yang terdapat iritasi lokal, seperti tepi restorasi yang tidak baik, tepi dari gigi yang mengalami karies atau pada paket periodontal (Burket,] 971; Barber dan Graber, 1974). Tampilan klinis terlihat warna gingiva merah keunguan sampai merah kebiruan (Killey dkk,1975; Adyatmaka,1992; Pinborg,1994). Lesi ini lebih sering terjadi pada rahang atas terutama disisi vestibtuar pada daerah anterior (Pinborg,1994) dan dapat membesar sampai menutupi mahkota gigi (Barber dan Graber,1974; Adyatmaka,1992). Tumor kehamilan mudah berdarah terutama apabila terkena injuri (Barber dan Graber, 1974).
3. Karies Gigi
Kehamilan tidaklah langsung menyebabkan karies gigi. Meningkatnya karies gigi atau menjadi lebih cepatnya proses karies yang sudah ada pada rnasa kehamilan lebih disebabkan karena perubahan lingkungan di sekitar gigi dan kebersihan mulut yang kurang (Burket, 1971 ; Forest, 1995).
Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses karies yang sudah ada pada wanita hamil seperti pH saliva wanita hamil lebih asam jika dibandingkan dengan yang tidak hamil (Burket, 1971). Kemudian waktu hamil biasanya sering memakan-makanan kecil yang banyak mengandung gula (Forest,1995). Adanya rasa mual dan muntah membuat wanita hamil malas memelihara kebersihan rongga mulutnya, akibatnya serangan asam pada plak yang dipercepat dengan adanya asam dari mulut karena mual atau muntah tadi dapat mempercepat proses terjadinya karies gigi (Forest,1995).
Lama kehamilan rata-rata terhitung mulai hari pertama menstruasi terakhir untuk wanita yang sehat kurang lebih 280 hari atau 40 minggu. Sudah menjadi hal yang lazim untuk membagi kehamilan dalam tiga bagian yang sama atau trimester atau masing- masing 13 minggu atau 3 bulan kalender (Pritchard, 1991 ).
Dalam kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis di dalam tubuli, seperti perubahan sistem kardiovaskular, hematologi, respirasi dan endokrin. Kadang-kadang disertai dengan perubahan sikap, keadaan jiwa ataupun tingkah laku (Salim, 1980; Scully dan Cawson, 1993; Sonis dkk, 1995).
Pada trimester pertama, wanita hamil biasanya merasa lesu, mual dan kadang- kadang mengalami muntah-muntah (Burket,1971; Adyatmaka,1992).
Selama trimester kedua pembesaran perut mulai terlihat dari gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh ibu.
Rasa lesu,mual dan muntah-muntah biasanya menghilang. Akhir trimester ini detak jantung janin dapat didengar dengan menggunakan stetoskop (Burket, 1971). Selain itu, pada trimester ini merupakan saat terjadinya perubahan hormonal yang dapat mempengaruhi rongga mulut (Adyatmaka,1992). Pada trimester ketiga, pembesaran perut, pergerakan janin dan detak jantung janin menjadi lebih jelas (Burket, 1971).
Perubahan vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya volume darah sekitar 30% dan kardiac output sekitar 20 -40%. Terjadi sedikit penurunan tekanan darah dengan kemungkinan terjadinya kehilangan kesadaran dan postural hipotension pada trimester pertama (Scully dan Cawson,1993; Sonis dkk,1995). Pada akhir kehamilan 1.0% wanita hamil mengalami syndrom supine hypotension yang diakibatkan karena janin menekan vena cava inferior dan terhalangnya venous return ke jantung pada waktu posisi terlentang. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran (Scully dan Cawson,1993; Sallis dkk, 1995).
Perkembangan janin selama tiga bulan pertama dari kehamilan merupakan suatu proses yang kompleks dari organogenesis. Pada masa ini semua sistem utama organ terbentuk dan janin sangat sensitif terhadap injuri. Pada trimester ini pemberian obat dan , radiograph harus dipertimbangkan dan sebaiknya konsultasi ke dokter ahli untuk menghindari terjadinya kecacatan (Scully dan Cawson,1993; Sonis dkk,1995;Salim, 1980). Trimester kedua dan ketiga adalah untuk pertumbuhan selanjutnya dan kematangan janin (Scully dan Cawson,1993; Sallis dkk,1995), tetapi masih dapat dipengaruhi oleh obat-obatan seperti tetrasiklin (Lynch, 1984).
MANIFESTASI KEHAMILAN DI RONGGA MULUT
Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh dan termasuk juga di rongga mulut. Hal ini terutama terlihat pada gingiva. Perubahan ini dipengaruhi oleh perubahan pada sistem hormonal dan vaskular bersamaan dengan faktor iritasi lokal dalam rongga mulut (Burket, 1971 :Barber dan Graber, 1974; Sallis dkk,1995).
1. Gingivitis kehamilan (pregnancy gingivitis).
Istilah gingivitis kehamilan dibuat untuk menggambarkan keadaan klinis peradangan gingiva yang terjadi pada kebanyakan wanita hamil (Lynch,.l984). Keadaan ini terjadi kira-kira 5 -25 % dari wanita hamil (Barber dari Graber,1974). Perubahan gingiva ini biasanya mulai terlihat sejak bulan kedua dari kehamilan dan mencapai puncaknya pada bulan kedelapan (Barber dan Graber,1974; Pin borg, 1994; Scully dan Cawson, 1995). Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya hormon sex wanita dan vaskularisasi gingiva sehingga memberikan respon yang berlebihan terhadap faktor iritasi lokal (Barber dan Graber,1974; Lynch,1984; Sallis dkk,1995). Dalam hal ini faktor iritasi lokal dapat berupa rangsangan lunak, yaitu plak bakteri dan sisa-sisa makanan, maupun berupa rangsang keras seperti kalkulus, tepi restorasi yang tidak baik, gigi palsu dan permukaan akar yang kasar (Mustaqimah,1988). Hal ini menunjukkan bahwa kehamilan bukanlah menjadi penyebab langsung dari Tingivitas kehamilan, tetapi juga tergantung pada tingkat kebiasaan kebersihan mulut pasien (Burket, 1971; Barber dall Graber, 1974; Sonis dkk,1995).
Kenaikan jumlah estrogen dan progesteron pada masa kehamilan mempengaruhi rongga mulut (gingiva) yang secara mikroskopis terlihat adanya peningkatan proliferasi kapiler, dilatasi pembuluh darah, kenaikan permiabilitas vaskular, edema, infiltrasi , lekosit, degenerasi jaringan ikat sekitar serta proliferaso dan degenerasi sel-sel epitelitum(Mustaqimall, 1988).
Secara klinis, gingivitis kehamilan ditandai dengan warna merah pada tepi gingiva dan papilla interdental. Pada waktu yang sama, ginggiva membesar, disertai pembengkakan yang terutama memyerang papilla interdental . Gingiva memperlihatkan kecenderungan yang meningkat terhadap pendarahan terutama pada saat menyikat gigi. Kadang-kadang penderita mengalami sedikit rasa sakit (Adyannaka,1992; Pinborg,1994; Scully dan Cawson,1995; Sallis dkk,1995).
2. Tumor kehamilan (pregnancy tumor).
Kehamilan dapat pula menimbulkan suatu pembentukan pertumbuhan pada gingiva yang seperti tumor. Istilah yang digunakan untuk keadaan ini adalah pregnancy tumor atau tumor kehamilan, epulis gravidarum ataupun granuloma kehamilan (Barber dan Graber,1974; Pinborg,1994; Sonis dkk,1995).
Tumor kehamilan biasanya berkembang di sekitar daerah papilla interdental dan pada daerah-daerah yang terdapat iritasi lokal, seperti tepi restorasi yang tidak baik, tepi dari gigi yang mengalami karies atau pada paket periodontal (Burket,] 971; Barber dan Graber, 1974). Tampilan klinis terlihat warna gingiva merah keunguan sampai merah kebiruan (Killey dkk,1975; Adyatmaka,1992; Pinborg,1994). Lesi ini lebih sering terjadi pada rahang atas terutama disisi vestibtuar pada daerah anterior (Pinborg,1994) dan dapat membesar sampai menutupi mahkota gigi (Barber dan Graber,1974; Adyatmaka,1992). Tumor kehamilan mudah berdarah terutama apabila terkena injuri (Barber dan Graber, 1974).
3. Karies Gigi
Kehamilan tidaklah langsung menyebabkan karies gigi. Meningkatnya karies gigi atau menjadi lebih cepatnya proses karies yang sudah ada pada rnasa kehamilan lebih disebabkan karena perubahan lingkungan di sekitar gigi dan kebersihan mulut yang kurang (Burket, 1971 ; Forest, 1995).
Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses karies yang sudah ada pada wanita hamil seperti pH saliva wanita hamil lebih asam jika dibandingkan dengan yang tidak hamil (Burket, 1971). Kemudian waktu hamil biasanya sering memakan-makanan kecil yang banyak mengandung gula (Forest,1995). Adanya rasa mual dan muntah membuat wanita hamil malas memelihara kebersihan rongga mulutnya, akibatnya serangan asam pada plak yang dipercepat dengan adanya asam dari mulut karena mual atau muntah tadi dapat mempercepat proses terjadinya karies gigi (Forest,1995).
Sumber : http://rumahkusorgaku.multiply.com/journal/item/16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar