Selasa, 12 Oktober 2010

Mengenal penyakit ACA pada ibu hamil

Sampai saat ini nama penyakit ACA memang masih asing di telinga masyarakat awam seperti kita. Akibatnya kepedulian terhadap sindrom ACA pun masih amat rendah. Padahal penyakit ini amat membahayakan terutama jika terjadi pada ibu hamil.

Menurut dokter ahli hematology, ACA (Anti Cardiolipin Syndrome) adalah penyakit kekentalan darah yang biSA menyerang siapa saja, pria, wanita dan juga ibu hamil, dan penderitanya kini tidak hanya kalangan manula.

ACA atau juga disebut sindrom anticardiolipin terjadi karena darah lebih cepat membeku dibandingkan dengan kondisi normal pada umumnya. Mengentalnya darah yang terlalu cepat ini akan menyebabkan gangguan pada metabolisme tubuh dan dapat menyebabkan gagal jantung ataupun stroke. Bahkan akibat ACA yang tidak terpantau akan berujung pada kematian karena peredaran darah yang tidak lancar atau tidak tersuplai ke seluruh tubuh sebagaimana mestinya.
Gejala ACA yang paling menonjol : sering merasa pusing, mual dan kesemutan.

Sampai sekarang penyebab ACA belum diketahui secara pasti bahkan ACA bukanlah penyakit keturunan dan juga tidak menular. Namun menurut ahli hematology, ACA diduga kuat akibat pola hidup yang tidak sehat : terlalu banyak mengkonsumsi makanan instant, kolesterol, makanan berlemak, merokok dan juga akibat polusi.

Beberapa decade silam, penyakit ini umumnya menyerang kalangan lansia, namun belakangan sudah muncul pada mereka yang usianya masih relative muda, usia 30-an dan banyak diderita ibu yang sedang hamil.

Bagaimana jika ibu hamil terserang sindrom ACA?


Ibu hamil harus mendapat pengawasan yang ketat dari dokter obgyn dan dokter ahli hematology. Sebab hamil dengan sindroma ACA termasuk kehamilan berisiko tinggi, yang membuat ibu harus ekstra hati-hati.

Apa yang harus dilakukan ?

* ibu harus cukup istirahat

* sedikitnya tidur delapan jam sehari

* hindari stress

* makan teratur dengan nutrisi yang baik dari sisi kualitas maupun jumlahnya

* banyak minum air putih minimal dua liter sehari

* hindari makanan dan minuman yang mengandung pengawet termasuk junk food dan yang memakai penyedap rasa

* bebas beraktivitas namun harus dibatasi tidak terlalu melelahkan


Jika selama ini ibu hamil menderita kolesterol tinggi atau menderita diabetes maka ancaman ACA akan lebih mudah menyerang. Dengan terjadinya kekentalan darah yang tidak normal, akan berakibat pada terhambatnya pasokan oksigen sekaligus nutrisi yang dibutuhkan janin untuk kelangsungan hidupnya. Seringkali menyebabkan keguguran yang tidak diharapkan. Pasalnya semakin kental darah maka pasokan oksigen dan suplai makanan ke janin makin minim dan itulah yang menyebabkan kematian pada janin.

Bukan hanya janin saja yang terancam jiwanya, ibu hamil itu sendiri pun bias bernasib sama.
Itu pula sebabnya, pada ibu yang sudah telanjur hamil, maka pengawasan ketat dari dokter hematology mutlak harus dilakukan. Selain obat yang diminum, jika kasusnya cukup berat biasanya obat diberikan bukan dengan oral melainkan dengan suntikan.

Nah suntikan itu sendiri dilakukan di sekitar pusar ibu yang gunanya untuk mengencerkan darah. Sebab jika tidak dilakukan pengobatan yang tepat, ibu bisa kehilangan pendengaran, penglihatan berkurang atau mengalami stroke. Meski demikian, ibu hamil dengan sindroma ACA tidak akan menyebabkan bayi lahir cacat.

Karena penyuntikan ini harus dilakukan setiap hari, maka perlu bantuan pihak suami atau calon ibu harus bisa menyuntikkan sendiri cairan obat di sekitar pusar. Obat ini diharapkan dapat mengencerkan darah dan membuat ibu tetap sehat selama menjalani kehamilannya.

Calon ibu dapat melahirkan dengan normal jika tidak ada keluhan lain. Namun tim medis harus tetap mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya pembekuan darah saat proses persalinan sedang berlangsung. Sehingga dengan cepat bias dilakukan tindakan bedah Caesar sebagai pertimbangan alas an keselamatan nyawa ibu dan bayinya. Apalagi kalau proses persalinan berjalan lebih dari delapan jam.

Pada ibu penderita ACA, tubuh mengeluarkan antibody yang digubnakan untuk menyerang anticardiolipin yang dianggap musuh. Padahal sebenarnya dia merupakan bagian membrane. Timbulnya antibody anticarduiolipin inilah yang menjadikan darah lebih kental. Antobodi ACA juga memicu timbulnya trombosis yaitu pembekuan darah didalam pembuluh darah.

Jadi kalau teertimpa ACA, maka organ penting : pembuluh darah arteri, pembuuh vena atau pun jantung bias terganggu. Pada ibu hamil, jika pembekuan ini terjadinya di bagian plasenta, maka pasokan makanan dan oksigen untuk janin otomatis terganggu yang dapat menyebabkan keguguran atau mati janin.

Gejala yang dirasa ibu hamil memang layaknya ikeluhan ibu hamil biasanya : mengantuk, mudah lelah, pusing, sulit konsentrasi.

Gejala lain yang cukup menonjol : tekanan darah meningkat tanpa penyebab yang jelas. Gejala ini patut dicurigai jika selama ini tensi ibu selalu dalam batas normal.

Apa yang Perlu dilakukan ?

Ibu sebaiknya melakukan Tes ACA untuk mengetahui kadar IgG dan IgM. Penderita ACA ada tiga kategori :

* dibilang sedang jika IgG antara 15 – 20

* dibilang cukup berat jika antara 20 – 80

* tergolong berisiko tinggi jika di atas 80


Umumnya darah membeku normalnya pada ukuran waktu 25-40 detik, sedangkan pada penderita ACA bias kurang dari 25 detik.

Calonibu yang positif menderita ACA harus duka kali lebih sering memeriksakan kandungannya ke dokter. Tes laboratorium pun harus dijalani enam minggu sekali. Dengan begitu dokter akan mengetahui kadar antibody anticardiolipin si calon ibu yang berkaitan dengan pemberian obat.
Kalau antibody anticardiolipin masih dalam batas sedang, pengobatan cukup dengan tablet oral yang mampu mempertahankan kehidupan janin sampai 40%. Pemberian obat oral dan suntikan juga ditujukan menjaga agar antibody tidak menyebabkan trombosis. Suntikan termasuk aman karena tidak akan sampai menembus plasenta, sehingga tak akan terserap oleh janin. Suntkan pun biasanya diberikan sampai setelah melahirkan agar kekentalan darah ibu tetap terjaga dengan baik.

Dari hasil penelitian yang dikutip dari jurnal Kesehatan, terapi obat dan suntik di Indonesia sudah mampu meningkatkan peluang kesembuhan ACA sampai 74%-96% dan terbukti 97% ibu hamil dengan sindroma ACA mampu melahirkan bayi secara normal. 9months ysm/berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar