Kamis, 24 November 2011

Alkohol Ganggu Kesehatan Janin

Bagi para wanita hamil sebaiknya menghindari alkohol selama kehamilan. Mengingat zat itu dapat mengakibatkan risiko terhadap pertumbuhan janin hingga mengakibatkan kerusakan pada sistem otak pusat, yang dikenal dengan sindrom alkohol pada janin atau Fetal Alcohol Syndrome (FAS).

Para ahli dari Amerika Serikat yang tergabung dalam American College of Obstetricians and Gynecologists dan the American Academy of Pediatrics merekomendasikan, ibu sama sekali tidak mengonsumsi alkohol dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan bayi dalam kandungan.

Menurut Pam Phipps dari fetal alcohol and drug unit di Department of Psychiatry and Behavioral Sciences at the University of Washington, ketika seorang ibu mengonsumsi alkohol maka zat tersebut akan diteruskan melalui aliran darah kepada bayi didalam kandungan. Kemungkinan bayi terebut akan memiliki kadar alkohol yang lebih tinggi dibandingkan sang ibu.

Minuman beralkohol dapat membahayakan janin yang sedang berkembang dalam kandungan dengan berbagai cara, pertama yaitu dapat meningkatkan resiko keguguran. Jika bayi minum setiap hari, maka kemungkinan akan meningkatkan kemungkinan untuk memiliki berat badan lahir rendah pada saat lahir. Hal tersebut dapat mengakibarkan gangguan saat anak belajar, berbicara, memusatkan perhatian, bahasa dan hiperaktif.

”Efek yang paling serius dari alkohol ialah fetal alcohol syndrome (FAS), kondisi permanen yang dikenali dengan gejala pertumbuhan yang terhambat, ciri-ciri wajah yang tidak normal dan kerusakan pada sistem otak pusat,” jelas Phipps.

Para bayi yang mengalami FAS, mengalami pertumbuhan yang sangat lambat dalam kandungan, bahkan setelah lahir. Kemudian, mereka juga memiliki ciri-ciri wajah yang tidak normal misalnya kepada dan ukuran otak yang kecil atau kekurangan dari sistem anatomi lainnya.

”Untuk kerusakan pada sistem otak pusat, termasuk keterbelakangan mental, gangguan pada pertumbuhan fisik, gangguan pada penglihatan dan pendengaran serta berbagai gangguan perilaku,” tegasnya.

Frekuensi konsumsi alkohol tujuh kali atau lebih per minggu, termasuk wine dan bir, dan minum lima atau lebih minuman pada satu waktu, sangat memperbesar resiko bayi akan mengalami FAS. Namun, para ibu yang mengonsumsi alkohol kurang dari ukuran tersebut juga kemungkinan dapat mengalami hal serupa atau gangguan laiannya sesudah lahir seperti gangguan mental, fisik dan perilaku.

Sindrom alkohol pada janin atau Fetal Alcohol Syndrome (FAS) adalah kumpulan dari penyakit dan kelainan yang diderita sejak lahir termasuk pertumbuhan yang terhambat, ketidakmampuan untuk belajar dan ciri-ciri wajah yang tidak normal.

Baru-baru ini para peneliti di Amerika Serikat menemukan, kondisi bayi saat mengedip atau eye blink condition (EBC), dapat mengidentifikasikan anak-anak yang mengalami kondisi FAS. ”Penelitian terhadap binatang bahwa konsumsi alkohol selama kehamilan dapat memperlemah atau merusak kemampuan berkedip atau EBC,” ujar Dr. Sandra W.Jacobson dari Wayne State University School of Medicine di Detroit, Amerika Serikat. ”Kami ingin melihat apakah dapat menggunakan paradigma EBC untuk mengidentifikasi memperlemah atau mengurangi subcortical pada otak, yang secara khususnya dipengaruhi oleh asupan alkohol semasa kandungan pada anak,” pungkasnya.
republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar