Kamis, 24 Mei 2012

TRIGGER FINGER - JARI KAKU ATAU JARI MACET

Kelelahan jari-jari tangan mungkin terjadi pada para penulis, gitaris, pemanjat tebing, mengetik, atau gamers. Profesi yang menuntut jari-jari tangan bekerja keras secara ekstrim sangat rentan terhadap kelelahan jari tangan ini. Bila melewati batas kemampuan kerjanya, jari-jari tangan bisa menekuk terus dan tidak bisa diluruskan. Kondisi jari yang kaku ini biasa disebut trigger finger. Secara fisiologis, trigger finger terjadi karena pengapuran tendon otot jari tangan sehingga selubung tendonnya terjepit dan jari tak bisa diluruskan.

Karena faktor usia, orang tua lebih rentan terhadap pengapuran tendon otot jari tangan ini. Karena itu banyak orang tua menyebut gejala trigger finger ini dengan rematik jari tangan. Trigger finger ini biasanya terjadi pada keempat jari selain ibu jari karena kerja ibu jari biasanya lebih ringan dibandingkan jari-jari lain. Namun sekarang ini, aktifitas online di gadget mobile lebih banyak memperkerjakan jempol. Bila jempol terlalu sering digunakan untuk SMS-an, BBM-an, dan aktifitas mobile online lainnya di ponsel, maka jempol rentan dengan gejala jempol kaku yang biasa disebut trigger thumb.

Menurut dr Indra Tjahjono SpKFR, kondisi seperti itu disebut trigger finger (stenosing flexor tenosynovitis). "Kondisi itu biasanya terjadi pada jari tengah, jari manis, dan kelingking," ungkap dia.

Keluhan begitu terjadi karena gerakan berlebihan dan berulang-ulang pada jemari tangan. Gerakan tangan menggenggam berulang-ulang menimbulkan gesekan antara otot-otot jari tangan (tendon fleksor jari) dan first annular pulley (sendi antara jari dan telapak tangan). Gesekan itu mengakibatkan radang dan bengkak pada tendon-tendon jari tangan. "Karena meradang, otot-otot jari tangan tidak bisa melewati lubang first annular pulley. Akibatnya, jari tangan tidak bisa kembali lurus,"

Keluhan pertama yang biasanya dirasakan adalah nyeri pada first annular pulley saat meluruskan jari. Bahkan, jika sudah parah, sekadar menggenggam, jari sudah nyeri.

Keluhan seperti itu kebanyakan terjadi pada perempuan berusia 30 tahun ke atas. Aktivitas rumah tangga, seperti memasak, mencuci, menggunting rumput, atau menggendong bayi, sering disebut sebagai pemicu. Meski demikian, bukan tidak mungkin kondisi begitu terjadi pada perempuan yang lebih muda, bergantung aktivitasnya.

Laki-laki bisa saja mengalami trigger finger. Para pemain musik, terutama piano, trompet, dan gitar, lebih potensial mengalaminya. Umumnya, keluhan muncul setelah mereka berlatih keras. Bahkan, penggunaan mouse komputer yang berlebihan juga memicu keluhan itu. Pada anak-anak, trigger finger bisa terjadi pada ibu jari. Sebab, pada anak-anak, jemari lain belum cukup kuat untuk beraktivitas, Trigger finger menduduki peringkat keempat di antara sepuluh penyakit yang sering dikeluhkan.

Gejala ini muncul biasanya dimulai tanpa adanya cidera. Gejala gejala ini termasuk benjolan kecil, nyeri di telapak tangan, pembengkakan, rasa tidak nyaman di jari dan sendi. Kekakuan akan bertambah setelah tidak melakukan aktifitas, misalnya saat anda bangun pagi. Dan kadang kekakuan akan berkurang saat melakukan aktifitas.

Pada pemeriksaan, sering terdengar bunyi klik saat pasien meluruskan jari setelah menggenggam. Selain itu, ada benjolan di daerah tangan. Meski begitu, untuk membedakannya dengan penyakit lain, diperlukan pemeriksaan X-ray.

Untuk penanganan keluhan tersebut, Indra menyebut ada beberapa tahap. Saat merasakan keluhan, langkah pertama yang bisa ditempuh adalah istirahat. Tujuannya, mengurangi gerakan jari. Setelah itu, kompres jari dengan air dingin. Dianjurkan pula melatih kekuatan otot secara isometrik dengan gerakan menekan pada daerah lurus atau datar. Lakukan dengan hitungan sepuluh detik tiap berlatih, lalu rileks, dan seterusnya. "Tujuannya, otot-otot jari tidak mengecil, juga meningkatkan aliran darah," tegasnya. Tahap selanjutnya, diberikan obat NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drugs).

Jika penanganan tersebut tidak mengatasi masalah, ada terapi lain. Antara lain, laser, ultrasound, dan akupunktur. Langkah itu bertujuan menyembuhkan radang dan mikrosirkulasi darah. Bila kondisi belum membaik, biasanya diberikan injeksi steroid oleh dokter. Namun, efek samping langkah tersebut. Yakni, terjadi kerusakan jaringan ikat. "Jika tahap tersebut gagal, langkah terakhir adalah operasi," ujar Indra

Yang lebih dianjurkan tentu tindakan pencegahan. Salah satu caranya, mengurangi aktivitas dan melakukan pemanasan sebelum bekerja. "Jari ditekuk ke belakang dengan hitungan sepuluh detik, lalu rileks," jelasnya.

sumber :
http://fisioteraphy.blogspot.com/
http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2011/05/30/terlalu-sering-memencet-keypad-waspadai-trigger-finger/
http://giewahyudi.com/blogger-waspadai-trigger-finger/
http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=103180
http://www.infofisioterapi.com/penyebab-trigger-finger-dan-cara-mengatasinya.html#more-870

Tidak ada komentar:

Posting Komentar