Proses ereksi dan relaksasi alat kelamin pria sangat kompleks. Proses itu melibatkan hormon, kondisi psikologis, koordinasi pembuluh darah dan syaraf membuat diagnosis dari Impotensi menjadi rumit pula. Satu atau beberapa kondisi yang menganggu proses ereksi dapat mengakibatkan impotensi.
Dulu impotensi sering dikaitkan dengan umur dan masalah psikologis, sekarang pandangan tersebut sudah berubah dengan semakin majunya ilmu kedokteran meskipun memang ada kaitan antara umur dan impotensi tetapi kenyataannya penyebabnya cukup kompleks. Para ahli setuju bahwa masalah psikologis bisa menjadi penyebab 15%-20% kasus impotensi (disfungsi ereksi) sedangkan permasalahan pada organ memegang porsi 80%. Jika meneliti kasus impotensi mungkin akan ditemukan kombinasi antara masalah psikologis seperti rasa takut, stres sosial, rasa bersalah dan lain sebagainya dengan satu atau beberapa masalah organ.
Berikut ini adalah beberapa penyebab impotensi atau disfungsi ereksi:
1. Diabetes melitus
Diabetes menyebabkan masalah pada pembuluh darah yang membuat darah tidak mengalir dengan baik. sekitar 40% pengidap diabetes melitus mengalami impotensi.
2. Sirkulasi yang abnormal
Gangguan yang paling sering dalam sirkulasi darah ke mr. P dan pelvis adalah pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis). Bisa juga karena tindakan pembedahan, kecelakaan atau iradiasi. Pembedahan pada kelenjar prostat dapat juga merusak arteri dan syaraf yang menuju mr. P.
3. Syaraf
Benturan yang merusak syaraf, masalah pada tulang belakang, termasuk penyakit yang berhubungan dengan otak seperti alzheimer juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi.
4. Hormonal
Produksi hormon yang tidak seimbang terutama testosteron
5. Penyakit pada mr. P
Semua penyakit yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah.
6. Sedang dalam pengobatan
Beberapa obat anti depresan dan beberapa obat penurun tekanan darah. Obat lain yang mungkin dapat menurunkan fungsi ereksi diantaranya : obat yang ditujukan untuk menekan sistem syaraf pusat, anti-anxiety, penyalahgunaan obat (heroin), rokok dan alkohol.
7. Faktor psikologis yang dapat memicu disfungsi ereksi termasuk stres, kelelahan, depresi, rasa bersalah, rasa rendah diri dan perasaan negatif dengan pasangan seksual. Gejala depresi dan atau kesulitan mengatasi kemarahan mungkin sangat berpengaruh.
8. Gaya hidup
Kegemukan, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan alkohol yang berlebihan merupakan faktor risiko untuk perkembangan impotensi. Ini menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup mungkin merupakan aspek penting dari terapi dan pencegahan Disfungsi Ereksi.
Pria secara naluri sangat dekat pikirannya dengan seks, mengetahui faktor resiko apa saja yang menjadi penyebab impotensi tidak hanya berguna untuk penyembuhan tetapi juga berguna sebagai pencegahan. Menjauhi faktor penyebab impotensi akan membuat kehidupan seks seorang pria menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar