Kamis, 24 Mei 2012

HIV-AIDS Sudah Masuk ke Separuh Kabupaten se Indonesia

PENULARAN virus HIV/AIDS kini semakin gawat dan serius  di Indonesia. Bahkan Menko Kesra Agung Laksono menilai virus dan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini makin cepat menyebar sehingga memerlukan penanganan seluruh komponen masyarakat, terutama kaum muda.

“Masalah penularan virus HIV/AIDS sudah begitu serius. Kaum muda saya harap berada di garis depan untuk mengkampanyekan pentingnya setia pada pasangan hidup, hindari jarum suntik narkoba, taat agama, menggalakkan pemakaian kondom, dll,” tandas Agung saat  penandatangan nota kesepakatan bersama di acara peresmian Pekan Kondom Nasional (PKN) 2009 yang digelar bersamaan dengan Seminar Nasional AIDS di Jakarta, Senin (30/11).

Hadir sebagai pembicara seminar : Nafsiah Mboi (Sekretaris KPA Nasional), Sugiri Syarief (Kepala BKKBN), Evodia A. Iswandi (Country Manager Indonesian Business Coalition on AIDS), dan Nancy Fee (UNAIDS).

Menko Kesra yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional itu menambahkan, saat ini di Indonesia hampir tidak ada provinsi yang dinyatakan bebas HIV dan AIDS.
Dia menyebutkan, lima provinsi dengan jumlah penderita AIDS tertinggi yakni Papua 17,9 kali angka nasional, Bali (5,3), DKI Jakarta (3,8), Kepulauan Riau (3,4), dan Kalimantan Barat (2,2). Bahkan, HIV dan AIDS diprediksi telah ditemukan di lebih dari separuh jumlah kabupaten dan kota di Indonesia.
”Semua elemen masyarakat harus melakukan tindakan nyata untuk mencegah HIV dan AIDS. Kami harap kaum muda berada di garis depan menyosialisasikan pencegahan penularan,” tegas mantan Ketua DPR RI periode 2004-2009 tersebut.

Agung mengakui, kendala dalam penanggulangan HIV dan AIDS yakni belum memadainya cakupan dan efektivitas program untuk mencapai target universal. Kendala lain, sistem pelayanan kesehatan yang belum merata di seluruh daerah.

Menurut Menko Kesra, epidemi HIV telah berkembang sangat pesat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kasus ini telah mengakibatkan kematian 25 juta orang dan saat ini telah terdapat lebih dari 33 juta orang yang hidup dengan HIV.

Sementara itu, berdasarkan data Departemen Kesehatan, hingga September 2009, total kasus AIDS yang dilaporkan mencapai 18.442 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.654 pria, 4701 perempuan, dan 87 lainnya tidak diketahui.

 NAFSIAH MBOI: WANITA RENTAN TERTULAR


Pada kesempatan sama, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Nafsiah Mboi mengatakan, jumlah wanita Indonesia terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) meningkat tajam.

“Bukan karena mereka pelacur, tapi karena menikah dengan laki-laki yang kena HIV. Suami mereka ternyata pengguna narkoba suntik. Masyarakat harus tahu bahwa angka AIDS saat ini sudah sangat tinggi. Pendidikan agama, seks dan penggunaan kondom harus diprioritaskan,” tandas Nafsiah Mboi  yang sangat menganjurkan penggunaan kondom sebagai langkah preventif penularan HIV/AIDS.

Berdasarkan data Depkes 2009, sebanyak 8,2 juta lelaki membeli seks dan 6,1 juta perempuan menikah dengan lelaki yang terinveksi HIV. Penularan HIV/AIDS kini lebih banyak akibat penggunaan jarum suntik narkoba secara bergantian. Kaum istri mendapat getahnya akibat berhubungan dengan suami mereka yang pecandu narkoba pakai alat suntik.

“Jadi bisa dibayangkan betapa besar kemungkinan virus HIV penyebab AIDS menyebar. Yang paling kasihan adalah perempuan-perempuan yang positif HIV, tapi notabene bukan pelacur atau PSK. Jadi epidemi ini harus dimengerti secara mendalam, jangan hanya memberikan stigma buruk untuk penderita HIV/AIDS,” jelas Mboi.

Mboi menjelaskan bahwa faktor pencegahan HIV dan AIDS yang utama adalah dengan pendidikan agama. “Itu sebabnya Menteri Agama juga jadi bagian dari anggota penanggulangan AIDS,” ujar Mboi.
Kedua adalah pendidikan dan pemberdayaan remaja untuk say no to drugs dan free sex. Ketiga adalah penjangkauan di tempat kerja dengan fokus lelaki dan yang terakhir adalah perlindungan perempuan dan remaja putri, serta penggunaan kondom.

“Saya sudah sering dicaci maki dan difitnah menyebarluaskan seks bebas karena menyosialisasikan kondom, tapi kita harus realistis, angka-angka tentang HIV/AIDS sudah semakin tak terbendung,” ujar Mboi.
“Kondom adalah cara efektif menghindari HIV AIDS,” serunya. “Jika kampanye kami mencapai target, maka pada 2010 ada 1,2 juta orang bisa diselamatkan dari AIDS,” cetusnya.

PRINSIPIL KONDOM DUKUNG

Terkait soal ini, prinsipal kondom di Indonesia sepakat mendukung program Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional dalam mencegah penyebaran virus HIV yang diakibatkan kegiatan seksual berisiko.
Para prinsipal kondom swasta itu, bersama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Departemen Kesehatan RI dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) menandatangani nota kesepakatan bersama.

Mereka mendukung program Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional dalam mencegah penyebaran virus HIV dengan memperluas sosialisasi dan akses masyarakat pada penggunaan kondom pada setiap hubungan seksual berisiko. Hal itu juga sebagai tanggapan terhadap tema Hari AIDS Sedunia 2009 yakni “Akses Universal dan Hak Asasi Manusia”.

Penandatangan nota kesepakatan bersama tersebut dilakukan dalam acara peresmian Pekan Kondom Nasional (PKN) 2009 yang digelar bersamaan dengan Seminar Nasional AIDS di Jakarta, Senin (30/11). Pembukaan PKN 2009 dilakukan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.

Dalam sambutannya, Panitia PKN 2009 Todd Callahan yang juga Country Director DKT Indonesia mengatakan PKN diadakan setiap tahun sejak tahun 2007 untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai manfaat penggunaan kondom bagi kesehatan pribadi maupun pasangan untuk mencegah infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV.

“Penggunaan kondom termasuk cara termudah dan termurah dalam mencegah IMS termasuk HIV,” kata Todd Callahan.

Untuk meningkatkan akses publik dalam mencegah HIV dan penyakit menular seksual lainnya,  para produsen  kondom Indonesia bersepakat untuk mendukung program Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional.

Peningkatan akses untuk pencegahan termasuk salah satu sasaran dari tema Hari AIDS Sedunia 2009, yang bermakna akses universal untuk pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan merupakan hak asasi manusia.

Menurut Sekretaris KPA Nasional Nafsiah Mboi, akses universal upaya pencegahan HIV dan AIDS termasuk sangat penting karena kini penyebaran virus HIV telah memasuki ranah keluarga. Kini ibu rumah tangga termasuk kelompok yang rentan tertular virus HIV dari suaminya yang menggunakan narkoba suntik, dan/atau yang melakukan hubungan seks berisiko tanpa menggunakan kondom.

Saat ini penyebaran HIV di Indonesia terus meningkat termasuk untuk perempuan.  Departemen Kesehatan mencatat per September 2009 total kasus AIDS yang dilaporkan mencapai 18.442 dengan perincian 13.654 pria, 4701 perempuan, dan 87 tidak diketahui.

Jumlah tersebut termasuk untuk perempuan naik tajam dibandingkan per Maret 2008 yang tercatat total ada 11.868 kasus AIDS terdiri dari 9.337 pria, 2.466 perempuan, dan 65 tidak diketahui. Namun kasus HIV dan AIDS merupakan fenomena gunung es, dimana jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang sebenarnya.

“Jika tidak ada upaya pencegahan serius dan komprehensif maka kasus HIV dan AIDS akan terus meningkat termasuk di kelompok ibu rumah tangga,” kata Nafsiah Mboi.

Karena itu kesepakatan produsen kondom untuk turut serta mendukung program Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional sangat dihargai dan patut dipuji.

Saat ini penggunaan kondom di Indonesia masih kurang signifikan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang besar dan laju penyebaran IMS termasuk HIV yang tinggi. Pada 2008, sebanyak 46,2% penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual. Sedangkan pada Januari-September 2009, berdasarkan laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional penularan HIV melalui hubungan seksual mencapai 54%.

KAMPANYE PENGGUNAAN KONDOM


Pada PKN 2009 mulai 30 November – 7 Desember akan digelar beragam kegiatan antara lain pembagian materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) di kampus-kampus dan tempat hiburan untuk mengkampanyekan manfaat penggunaan kondom laki-laki dan perempuan pada kegiatan seksual berisiko untuk mencegah IMS, termasuk HIV, maupun mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
Melalui kegiatan-kegiatan di PKN Nasional diharapkan publik mulai melakukan tindakan nyata untuk mencegah penularan HIV dengan salah satunya meningkatkan penggunaan kondom.

KPA DIBAWAH PRESIDEN


Tentang Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional Sebuah lembaga yang mempunyai kewenangan untuk memimpin, mengelola dan melakukan koordinasi seluruh upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. KPAN berada dibawah dan bertanggungjawab kepada presiden.
Didirikan sejak 1994; landasan hukumnya kemudian diperbaharui dengan Peraturan Presiden No.75 tahun 2006. Selain di tingkat nasional, KPA juga berada di tingkat provinsi (ketua gubernur) dan di tingkat kabupaten/kota (ketua bupati/walikota).

DKT INDONESIA


Yayasan DKT Indonesia merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pemasaran sosial untuk pencegahan HIV/AIDS dan penyelenggaraan Keluarga Berencana. DKT didanai oleh pemerintah Jerman melalui KfW.

Misi utama dari Yayasan DKT Indonesia adalah peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat dan kelompok resiko tinggi dengan cara mencegah penularan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV, dan kehamilan yang tidak direncanakan.

Dalam kegiatannya, DKT Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan berbagai LSM guna mempromosikan perubahan perilaku, melalui pemberian informasi dan peningkatan ketersediaan serta penggunaan kondom dengan harga terjangkau bagi masyarakat umum dan kelompok risiko tinggi. Beberapa produk DKT Indonesia yang telah dikenal luas oleh masyarakat adalah kondom Sutra, Fiesta dan Andalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar