Jumat, 25 Mei 2012

Zat Penawar HIV Ada Pada ASI


Ada satu lagi alasan mengapa seorang ibu wajib memberikan air susu pada bayi yang baru dilahirkan, walaupun ibu bayi sedang terserang infeksi virus HIV. Para peneliti berusaha melindungi bayi dari ancaman HIV dengan cara mengisolasi antibodi yang ada pada ASI, ini adalah klaim terbaru dari penelitian.


Peneliti mengutarakan, jumlah dari sepuluh wanita yang terinfeksi Virus HIV, hanya ada satu wanita yang bisa menularkan virus tersebut kepada bayinya. Hasil dari penemuan ini telah diterbitkan oleh PLos One. Studi yang ada sebelumnya mengatakan, pemberian ASI ekslusif dari ibu yang sudah terinfeksi HIV tidak bisa mengurangi pertumbuhan AIDS atau mengurangi penyakit yang ada pada bayi.

“Itu luar biasa, karena bayi-bayi akan sangat sering kontak dengan ibu mereka hampir setiap hari selama satu tahun pertama kehidupan. Kami menduga ada respon imun yang 90 persen melindungi bayi. Dan kita bisa memanfaatkan respon imun tersebut untuk mengembangkan sistem kekebalan profilaksis selama menyusui untuk ibu terinfeksi HIV-1,” ujar peneliti senior Dr. Sallie Permar selaku pembantu professor pediatric dan penyakit yang menular.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC di Amerika tidak menyetujui adanya pemberian ASI dari ibu yang terinfeksi HIV pada bayi mereka. Tentu saja ini menjadi sangat menarik karena anggapan mereka, susu formula merupakan susu yang aman buat bayi. Tapi para peneliti yang telibat dalam riset ini memberikan kesimpulan bahwa hasil dari penelitian mereka dapat dijadikan pendekatan untuk membuat jalan dalam hal pembuatan vaksin untuk pengobatan HIV.

“Pekerjaan kami membantu menetapkan bahwa sel-sel B dalam ASI dapat menghasilkan antibodi penawar HIV sehingga meningkatkan respon atau dengan mendapatkan lebih banyak mukosa sel-B. Ini merupakan jalan bagi kita untuk mengeksplorasi pengembangan vaksin HIV-1,” ujar Permar.

Menurut Dr. Barton Haynes, selaku pemimpin nasional untuk studi HIV/AIDS mengatakan, “Ini adalah pekerjaan penting untuk berusaha memahami apakah pemberian vaksin harus dilakukan untuk melindungi bayi dari transmisi mukosa selama menyusui. Ini adalah isolasi antobodi HIV pertama yang didapat dari ASI yang bereaksi dengan HIV-1. Dan itu penting untuk memahami bagaimana mereka bekerja untuk menyerang HIV-1.”

Permar menambahkan, “Kami sangat gembira tentang temuan ini, karena sel-sel kekebalan pada mukosa kompartemen bisa menyeberang dan beraktivitas antara kompartemen. Jadi antibodi yang kami temukan dalam ASI menunjukkan kesamaan seperti yang ada pada jaringan lain.”

Pemberian ASI dari ibu yang terinfeksi HIV memang tidak direkomendasikan oleh CDC, namun WHO selaku Organisasi Kesehatan Dunia akan selalu mendorong agar pemberian ASI pada bayi tetap dilakukan oleh ibu yang terinfeksi HIV. Untuk mencegah adanya penularan pada bayi, ibu harus tetap mengkonsumsi obat antiretroviral. Yang jadi masalah, jika dalam ASI tidak terdapat nutrisi dan faktor imun, maka akan terjadi banyak bayi meninggal dikarenakan terserang gangguan pernapasan, diare berat dan beberapa penyakit yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar