Google.com |
mungkin dibenak anda banyak sekali pertanyaan yang berlalu lalang dikepala. dari yang inilah atau yang itulah dan belum mendapat jawaban yang cukup atas pertanyaan itu. berikut ini ada beberapa jawaban dari beberapa pertanyaan yang mungkin sedang ada dipikiran ayah dan bunda sekalian. semoga dapat menjawab "kegelisahan" atas pertanyaan bunda sekalian.
Jawabannya diberikan secara gamblang oleh Dr. Jahja Zacharia, SpA dari RS Mitra Internasional, Jakarta. semoga bermanfaat.
1. Perlukah bayi disunat dan di usia berapa?
Sunat secara medis dianjurkan dengan alasan kebersihan. Bayi usia berapa pun boleh disunat. Sunat berarti membuang penutup kepala penis/preputium atau kulup. Bila tak dibuang dan lubang kulup itu sempit, sekitar kepala dan leher penis bisa menjadi tempat berkumpulnya kotoran yang mengendap dan menyebabkan bau tak sedap bahkan menjadi sarang kuman penyebab infeksi. Jika preputium penis sejak lahir sudah bisa terbuka, aliran urine bagus dan lancar, kepala dan leher penis mudah dibersihkan, sunat boleh ditunda sampai si anak siap atau kalau ada indikasi lain seperti tradisi-kewajiban agama. Sebaliknya kalau bayi baru lahir kulupnya menutup rapat, panjang dan sempit sehingga urine tak lancar keluar, bahkan ujung preputiumnya menggelembung, anak menangis/mengejan saat BAK, sunat tidak bisa ditunda. Sunat di usia berapa pun tak akan mempengaruhi fungsi dan ukuran alat vital.
2. Bagaimana dengan sunat pada bayi perempuan?
Klitoris pada perempuan sama dengan penis pada laki-laki. Pada bagian kepala klitoris juga terdapat kulit kulup penutup yang sebenarnya bisa lepas sendiri. Bila memang belum lepas, bisa dibantu untuk melepasnya. Nah, ini mungkin yang disebut dengan sunat wanita. Dengan begitu, sebenarnya kalau kulit tersebut sudah lepas, tak perlu diapa-apakan lagi. Sebagian masyarakat memberlakukan sunat pada bayi perempuan. Biasanya, ujung kulup klitoris sedikit dilukai sampai mengeluarkan darah. Mereka juga bilang secara agama harus sama antara sunat penis dan vagina. Karena banyaknya praktik sunat bayi perempuan yang salah kaprah sehingga merugikan, petugas medis sudah tidak melakukannya lagi. Kalau secara agama, ya, itu pilihan masing-masing.
3. Kok bayiku sering ngiler?
Yang jelas tidak ada kaitan dengan mitos ibu ngidam yang tak kesampaian kok. Air liur diproduksi secara teratur dan akan ditelan, lewat kerongkongan sampai akhirnya masuk ke lambung. Jika air liur sampai keluar ada beberapa penyebab :
- Bayi tertidur dengan posisi miring atau tengkurap dengan mulut terbuka.
- Bayi sedang tumbuh gigi. Karena gusinya teriritasi secara alamiah ia akan memproduksi air liur lebih banyak.
- Perkembangan fase menggigit-gigit. Gerakan otot rahang saat menggigit-gigit otomatis akan memproduksi air liur berlebih.
- Ada radang tenggorokan atau radang mulut yang menimbulkan banyak sariawan, sehingga bayi sakit menelan.
- Kelainan bawaan, seperti kerongkongan tidak terbentuk dengan sempurna atau ada sumbatan. Umumnya kondisi ini memerlukan tindakan operasi.
- Gangguan saraf pusat yang menyebabkan refleks menelan pada bayi tidak bekerja dengan baik, begitu pun dengan koordinasi otot-otot mulutnya.
4. Bolehkah tidur tengkurap?
Posisi tidur terbaik bagi bayi adalah dengan posisi perut di bawah/tengkurap, atau miring ke kanan ataupun ke kiri. Dengan begitu bila ia gumoh, cairan langsung mengalir ke luar dan tidak tertelan lagi atau tersedak masuk saluran napas bayi. Namun bayi yang ditengkurapkan haruslah cukup bulan. Artinya, dia harus sudah bisa memindahkan kepalanya. Bila kemampuan ini belum dimiliki, bisa-bisa mukanya tertelungkup tertutup kasur dan menyebabkannya sulit bernapas. Perhatikan juga tempat tidurnya. Taruh bayi di atas kasur yang padat dengan seprai rapi dan tidak mengerut. Lepaskan kain bedong dari tubuh bayi saat akan ditengkurapkan. Jangan lupa, bayi masih bernapas melalui perut, dibedong hanya akan mengganggu gerak pernapasan perutnya, apalagi bila sedang tidur tengkurap.
Posisi tidur tengkurap tidak disarankan bagi bayi yang lahir prematur (berkaitan dengan fungsi organ tubuhnya yang belum matang) dan bayi yang mengalami sindrom gangguan pernapasan (sering mengalami sesak kala bernapas).
5. Bayi baru lahir sering BAB, apakah diare?
Tinja cair yang dikeluarkan bayi baru lahir bisa wajar dan tak berbahaya. BAB bayi, sangat dipengaruhi oleh susu yang dikonsumsinya. Konsumsi susu formula biasanya dapat menyebabkan konsistensi tinja jadi lebih liat. Kalau dibiarkan berkepanjangan, bayi mengalami susah buang air besar, tinjanya bisa jadi keras, berbentuk bulat-bulat (merongkol-merongkol), dan berwarna cokelat tua.
Sebaliknya, "bayi ASI" akan mengeluarkan tinja lembek, dengan konsistensi pasta bahkan bisa lebih cair berwarna kuning dengan sedikit busa. Terkadang disertai kotoran berupa biji-bijian kecil. Tampilannya memang seperti mencret namun jangan buru-buru mengasumsikannya sebagai diare. Karena ini normal saja. Lain hal Jika ada masalah di saluran pencernaannya. Biasanya selain BAB cair, juga disertai gejala lain seperti demam, muntah, serta mencret dalam jumlah banyak dan mancur. Jika itu yang terjadi, bayi harus segera dibawa ke dokter.
6. Kenapa bayi pipis sambil bergidik-gidik?
Kondisi ini wajar asalkan pancaran air pipisnya normal (tidak tersendat). Waspadai jika urine keluar tersendat/sedikit-sedikit. Khususnya pada bayi laki-laki. Gejala ini merupakan indikasi "pintu keluar" pada ujung penisnya sempit. Pada keadaan fimosis (kulup yang sempit) bila ia BAK, air seninya tak bisa memancar keluar dengan baik, kulupnya akan mengelembung karena pancaran urine tertahan lubang kulup yang sangat kecil itu. Pertimbangkan untuk dilakukan sunat. Kalau ada gejala lain seperti demam, rewel, sulit tidur (dan kalau berkepanjangan, mengalami gangguan pertumbuhan), bisa jadi bayi tersebut mengalami masalah pada saluran kemihnya. Karena itu sebaiknya periksakan ke dokter.
7. Mengapa perlu mengukur lingkar kepala bayi?
Karena ukuran lingkar kepala bisa mencerminkan proses pertumbuhan otak bayi. Ukuran lingkar kepala bayi yang normal sekitar 34 cm pada saat lahir. Selanjutnya akan bertambah 2 cm pada 3 bulan pertama, 1 cm pada 3 bulan kedua, dan 0,5 cm pada 6 bulan selanjutnya. Disarankan agar orangtua memantau perkembangan ukuran lingkar kepala secara rutin setiap 1 atau 2 bulan sekali sampai anak 2 tahun.
Bandingkan hasil ukuran yang didapat dengan grafik ukuran lingkar kepala dari Nelhaus yang selalu terdapat dalam buku catatan bayi. Bila kurva-nya masih dalam range yang ada, dan lebih kurang "sejajar" dengan kurva yang normal, berarti perkembangan kepalanya normal. Pengukuran ini bisa digunakan sebagai deteksi dini adanya kelainan. Namun demikian, ukuran lingkar kepala tak dapat diterapkan pada semua bayi, terlebih pada bayi prematur karena ukuran lingkar kepalanya memang kecil.
8. Bahayakah bila bayi terjatuh?
Parah tidaknya dipengaruhi oleh ketinggian, keras tidaknya ia terkena benturan, serta bagian tubuh mana yang terkena benturan. Yang jelas benturan keras yang mengenai bagian lunak kepala atau otak bisa berbahaya. Tanda-tanda yang perlu diwaspadai adalah adanya penurunan kesadaran (gejalanya bisa bayi tampak seperti mengantuk), terjadi mual dan muntah, serta perubahan pola aktivitas. Gejala-gejala tersebut merupakan alarm bagi orangtua untuk segera membawa bayinya ke dokter.
9. Vitamin bisa untuk penambah nafsu makan?
Orangtua umumnya memang percaya vitamin bisa menambah nafsu makan sehingga dapat melesatkan berat badan bayi. Padahal, tak ada satu pun vitamin yang berkhasiat menambah nafsu makan secara langsung. Jadi kalau si kecil tak mau makan lantaran sakit dan dokter memberinya vitamin, itu bukan karena vitamin tersebut bisa menambah nafsu makan, melainkan agar asupan gizi si kecil selama sakit tidak kurang.
10. Apa benar bayi tak perlu lagi pakai gurita?
Sebenarnya tidak perlu. Kalau pun mau, gunakan gurita selama tali pusat bayi belum puput untuk menghindari gesekan pada proses penyembuhan bekas lukanya. Namun ikatannya jangan terlalu kencang. Ikatan gurita yang terlalu ketat akan mengganggu gerak pernapasan perut bayi yang masih lemah. Pertumbuhan organ-organ dalam rongga dada dan perutnya yang masih terus tumbuh dan berkembang, juga bisa terhambat.
11. Perlukah bayi dibedong?
Tidak. Bedong apalagi bila diikat sangat kuat malah bisa membuat peredaran darah bayi terganggu. Bisa juga menghambat perkembangan motorik si kecil karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan untuk bergerak. Gunakan bedong dengan ikatan longgar setelah bayi dimandikan atau kala cuaca dingin untuk menghangatkan tubuhnya. Pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. Semua kaki bayi yang baru lahir memang bengkok dan akan lurus sendiri seiring pertumbuhannya.
12. Mengapa pada badan bayi ada tanda biru seperti lebam?
Tanda tersebut bisa merupakan tanda lahir yang dapat muncul dalam berbagai bentuk, warna, dan tekstur. Ada yang seperti stroberi yang teksturnya lunak dengan bentuk menonjol. Biasanya karena pembuluh darah melebar. Ada yang kebiruan/merah kebiruan dan rata. Tanda itu bisa muncul di bokong, punggung, tungkai atau pundak. Tanda pada kulit ini juga bisa disebabkan karena proses kelahiran, seperti trauma lahir. Bahaya atau tidak, harus dilihat dulu dari perkembangan tanda lahir ini. Umumnya tanda lahir ini tak membahaya.
Cortesy : Tambah Asi tambah Cinta Forum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar