Minggu, 13 Desember 2009

Nyeri dalam Persalinan


Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus. Rasa sakit dalam persalinan dialami oleh seorang wanita dalam persalinan adalah disebabkan oleh kontraksi uterus, pembukaan serviks dan pada akhir kala I oleh peregangan vagina dan dasar panggul karena janin sudah berada di dasar panggul.

Rangsangan-rangsangan yang menyakitkan ini dikirimkan oleh syaraf-syaraf thoracic, lumbal dan sakral. Ujung-ujung syaraf uterus meneruskannya ke kedua syaraf thoracic yang berakhir T 11 dan T 12, melalui paraservical pexus. Syaraf-syaraf ini mengirimkan rasa sakit yang disebabkan oleh pembukaan leher rahim. Pada akhir kala I T 10 dan syaraf lumbal yang pertama, L 1 juga terlibat. Syaraf pudendal merelay impuls rasa sakit tersebut dari dasar pangul yang meregang menuju syaraf sacral S2, S3 dan S4.

♦ Pengurangan Rasa Nyeri Dalam Persalinan
Kebutuhan seorang wanita dalam proses persalinan adalah:
1. Pemenuhan kebutuhan fisisk
2. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus
3. Keringanan dari rasa sakit
4. Penerimaan atas sikap dan perilakunya
5. Pemberian informasi tentang kemauan proses persalinan dan hasil persalinannya.

Persepsi Rasa Nyeri
Cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Rasa takut atau kecemasan
Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual terhadap rasa sakit. Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa takut ditinggal sendiri pada saat proses persalinan (tanpa pendamping) dan rasa takut atas kegagalan persalinan dapat meningkatkan kecemasan. Pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan.

2. Kepribadian
Kepribadian ibu berperan penting terhadap rasa sakit, ibu yang secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stres dibanding wanita yang rileks dan percaya diri.

3. Kelelahan
Ibu yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh ketidaknyamanan dari akhir masa kehamilannya akan kurang mampu mentolerir rasa sakit.

4. Faktor sosial dan budaya
Faktor sosial dan budaya juga berperan penting dalam reaksi rasa sakit. Beberapa budaya mengharapkan stooicisme (sabar dan membiarkannya) sedang budaya lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan.

5. Pengharapan
Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya dan tanggapannya terhadap hal tersebut mungkin adalah persiapan yang terbaik sepanjang ia merasa percaya diri bahwa ia akan menerima pertolongan dan dukungan yang diperlukannya dan yakin bahwa ia akan menerima analgesik yang sesuai.

Metoda Pengurangan Rasa Nyeri
1. Metode Alami
Prinsipnya pengurangan rasa nyeri dengan metode alami, yaitu mengurangi ketegangan ibu sehingga bisa merasa nyaman dan relaks menghadapi persalinan. Metode ini juga bisa meningkatkan stamina untuk mengatasi rasa nyeri dan tidak berdampak pada bayi yang dilahirkan.

Metode pereda nyeri alami bisa digabungkan dengan metode pereda nyeri dengan obat. Bila ingin menggunakannya, ada baiknya mendiskusikan terlebih dulu dengan dokter jauh-jauh hari sebelum menghadapi persalinan.

Metode pengurangan rasa nyeri secara alami terdiri dari :


Metode Panas Dingin
Memang tak menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman. Botol air panas yang dibungkus handuk dan dicelup ke air dingin mengurangi pegal di punggung dan kram bila ditempel di punggung. Menaruh handuk dingin di wajah juga bisa mengurangi ketegangan.

Gerakan
Teruslah bergerak agar sirkulasi darah meningkat, nyeri punggung berkurang, dan perhatian teralih dari rasa nyeri. Cobalah berbagai posisi persalinan, gunakan bantal untuk menyangga sampai diperoleh posisi paling nyaman.

Pijat
Pijatan pada bahu, leher, wajah, dan punggung bisa meredakan ketegangan otot serta memberi rasa relaks. Sirkulasi darah juga menjadi lancar sehingga nyeri berkurang.

Terapi Aroma
Mengirup aroma minyak esensial bisa mengurangi ketegangan, terutama pada persalinan tahap awal. Dapat juga untuk mengharumkan ruang persalinan karena dapat memberikan efek menenteramkan.

Teknik bernapas yang benar
Disebut juga psikopropilaksis. Metode ini menekankan teknik bernapas yang benar selama kontraksi. Berkonsentrasi pada napas dapat mengalihkan Anda dari nyeri, membuat otot-otot relaks serta ketegangan mengendur.

Dilakukan oleh ahli/ dibantu Terapis
Jika ingin menggunakan salah satu metode berikut, Anda harus meminta bantuan terapis/ahli agar semuanya berjalan baik. Hubungi seorang terapis dan cobalah dulu sebelum persalinan. Pastikan juga ia bisa mendampingi Anda selama proses persalinan.

Akupunktur
Dalam filosofi Cina, rasa sakit dan nyeri terjadi akibat ketidakseimbangan aliran energi dalam tubuh. Keseimbangan itu dikendalikan dengan menusukkan jarum-jarum kecil atau menggunakan tekanan jari tangan ke titik-titik tertentu di tubuh. Banyak wanita hamil yang merasakan manfaatnya untuk mengatasi keluhan selama hamil, seperti mual atau sakit kepala. Metode ini kemudian juga dipakai untuk meringankan nyeri persalinan.

Refleksiologi
Menekan titik di kaki untuk mengurangi nyeri. Pijatan lembut di kaki juga membuat nyaman.

Hypnobirthing
Hipnotis saat menghadapi persalinan memberi sugesti lewat relaksasi pikiran. Dengan dibimbing terapis hipnotis, Anda bisa mengontrol pikiran, rasa nyeri pun akan hilang. Banyaklah berlatih dengan terapis sebelum Anda memilih metode ini. Bagi yang sudah menguasai metodenya, hipnotis diri sendiri/self hypnosis bisa dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan. Caranya, setelah mata terpejam sejenak, buka mata perlahan-lahan sambil memandang satu titik tepat di atas mata, makin lama kelopak mata makin relaks, berkedip, dan pada hitungan ke-5, mata akan menutup. Pada saat ketiga unsur jiwa (perasaan, kemauan, pikiran) dan raga beristirahat, masukkan pikiran positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar.

2. Penggunaan Obat
Rasa sakit juga dapat dihilangkan dengan menggunakan beberapa metode atau pemberian obat-obatan penghilang rasa sakit, misalnya pethidine, anestesi epidural, entonox, TENS atau ILA (Intrathecal Labour Analgesia). Namun, belum semua metode dan obat ada di Indonesia.

Pethidine
Pemberian pethidine akan membuat tenang, rileks, malas bergerak dan terasa agak mengantuk, tetapi tetap sadar. Obat ini bereaksi 20 menit, kemudian akan bekerja selama 2 - 3 jam dan biasanya diberikan pada kala I. Obat biasanya disuntikkan di bagian paha atau pantat. Penggunanaan obat ini juga menyebabkan bayi mengantuk, tetapi pengaruhnya akan hilang setelah bayi lahir. Pethidine tidak diberikan secara rutin, tetapi diberikan pada keadaan kontraksi rahim yang terlalu kuat.

Anestesi epidural
Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat anestesi disuntikkan pada rongga kosong tipis (epidural) diantara tulang punggung bagian bawah. Spesialis anestesi akan memasang kateter untuk mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah mati rasa selama sekitar 2 jam, sehingga rasa sakit tidak terasa. Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak ada pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak maka ibu akan mengedan lebih lama.

Entonox
Metode ini menggunakan campuran oksigen dan nitrous oxida, dapat menghilangkan rasa sakit, efeknya lebih ringan daripada epidural dan dapat digunakan sendiri. Jika kontraksi mulai terasa, pegang masker di muka, lalu tarik nafas dalam-dalam. Rasa sakit akan berkurang dan kepala terasa lebih ringan.

TENS
Metode penghilang rasa sakit menggunakan mesin TENS (transcutaneous Electrical Nerves Stimulation) dipilih jika rasa sakit ingin hilang tanpa menggunakan obat. Mesin ini merupakan suatu sensor elektronik yang membantu tubuh menahan rasa sakit dengan mengirim pulsa arus listrik ke punggung. Beberapa elektroda ditempelkan diatas saraf punggung menuju rahim dan dihubiungkan denagn panel kontrol yang dipegang untuk menambah atau mengurangi arus listrik. Alat ini mudah digunakan dan tidak membahayakan.
Intrathecal Labour Analgesia.

Intrathecal Labour Analgesia (ILA) adalah suatu teknik baru untuk menghilangkan nyeri persalinan yang hampir mirip dengan epidural, tetapi berbeda pada lokasi dan cara pemberian obat anestesinya. Pada ILA, obat anestesi disuntikan intratekal, suatu daerah sedikit di atas epidural dan dosis obat yang diberikan lebih sedikit dibanding epidural. Keuntungan dari teknik ILA dibanding epidural adalah lebih aman karena dosis obat lebih sedikit, lebih mudah dilakukan, dan biayanya realtif lebih murah.

♦ Teknik Relaksasi
Perkembangan lain dari tehnik psychophylaxis adalah tehnik relaksasi. Manfaat relaksasi dalam persalinan sama dengan manfaat relaksasi yang didapat dalam kehidupan sehari – hari.
 Mencegah otot – otot dari kelelahan, khususnya otot besar pada rahim
 Menolong ibu mengatasi stress persalinan sehingga lebih menikmati pengalamannya
 Menolong menghemat energi
 Membantu ibu berkomunikasi lebih efektif dengan orang – orang disekitarnya
 Membantu bayi dalam kelahirannya
 Jika ibu rilex, ibu tidak akan mengalirkan hormon stress ke sistem tubuh bayi

Memang tidak mudah untuk betul – betul rileks dalam persalinan. Namun, dapat dilakukan dengan tehnik dan bantuan sederhana, khususnya dari pendamping persalinan. Mendapat dukungan dalam persalinan merupakan factor penting dalam menciptakan pengalaman persalinanyang positif bagi ibu. Selain itu, menghasilkan hasil yang positif bagi bayi.
Kebanyakan ibu terbebas darui rasa sakit dan rasa tidak nyaman diantara dua kontraksi. Inilah saat yang tepat memeriksa tubuh, khususnya dibagian yang tegang. Pendamping dapat membantu memijat atau jika suami, memeluk dan mencium ibu agar lebih tenang. Tetap focus pada latihan pernapasan, baik saat terjadi kontraksi atau diantara kontraksi juga dapat membantu.

Berikut ini beberapa langkah menuju relaksasi :
1. Memilih lingkungan yang tepat
Langkah pertama menuju relaksasi adalah memilih lingkungan bersalin yang benar – benar nyaman bagi ibu. Hingga kini, belum ada penelitian menyebuitkan tempat bersalin teraman adalah rumah sakit modern dengan pengawasan ahli. Justru bukti – bukti menunjukkan ibu dan bayi lebih sedikit mendapat intervensi dan secara fisik maupun psikologis lebih sehat ketika bersalin di lingkungan yang tidak terlalu canggih. Jadi pilihlah dengan jujur tempat bersalin yang nyaman bagi ibu. Tempat itu dapat di rumah sakit, klinik bersalin, atau di rumah.

2. Memahami tubuh
Setiap kali stress ketika hamil, coba amati tubuh yang bereaksi. Apakah ibu mengerat gigi, sakit perut, leher dan bahu jadi tegang dan sakit, atau merengut. Ini semua tanda, otot – otot dalam keadaan tegang sehingga tubuh sakit dan letih. Tarik nafas dalam – dalam, saat menghembuskan, lemaskan otot sehingga kendur dan lunak, tidak kaku, latih tehnik ini secara teratur. Dengan demikian, otomatis ibu dapat mengidentifikasi ketegangan tubuh dan segera mengistirahatkannya saat bersalin. Ini juga berefek positif bagi tekanan darah.
Dalam persalinan, tarik nafas dalam – dalam ketika kontraksi dimulai. Saat menghembuskan napas, cobalah rilex. Selanjutnya, focus pada kata – kata atau kalimat pengalih perhatian.

3. Komunikasikan dengan jelas
Jika ibu tidak memiliki gambaran yang akan terjadi pada tubuh selama persalinan, tidak mengerti yang akan dilakukan petugas medis, atau percakapan mereka tidak melibatkan ibu, ibu akan sulit rileks. Oleh karena itu, jika ibu tidak yakin mengenai berbagai aspek dalam persalinan atau menyimpan kekhawatiran bahwa sesuatu akan menimpa ibu atau bayi, tanyakan hal itu pada petugas medis. Setelah itu mendengar dari mereka segalanya baik – baik saja, biasanya ibu segera rileks. Pastikan pendamping persalinan mengerti. Perannya yang terpenting adalah senantiasa membuat ibu cukup informasi.

gambar http://lifestyle.indiainfo.com/2009/10/11/images/5351_443.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar