Ingin miliki tubuh indah tanpa banyak usaha? Kuncinya, lakukan sarapan secara teratur sebelum Anda beraktivitas.
Apakah lingkar pinggang Anda terlalu lebar dan membuat Anda tak percaya diri? Nah, inilah saatnya untuk melakukan pembenahan. Ketimbang diet ketat yang tak menyehatkan, ada cara sederhana yang dapat Anda coba, yakni mengasup sarapan secara rutin.
Para peneliti menemukan bahwa sarapan muesli dengan susu, buah persik kalengan dan yoghurt dapat membantu menurunkan berat badan. Para ahli di University of Nottingham menunjukkan, sarapan jus apel pun dapat membantu tubuh memecah lemah lebih baik di mana ancaman Indeks Glycaemic (GI) akan meninggi ketika seseorang sarapan dengan sereal yang dipadu dengan gula dan roti putih, seperti dilaporkan The Daily Express dan ditulis Times of India.
Para ilmuwan menemukan bahwa jenis makanan yang Anda makan sebelum latihan dapat langsung berdampak pada kesehatan Anda. Sebuah studi yang dipimpin oleh Dr Emma Stevenson mengumpulkan beberapa wanita muda untuk melewatkan puasa selama satu malam. Dalam satu periode studi, mereka diberi sarapan makanan yang diketahui dapat menyebabkan kenaikan besar dalam glukosa darah karena mereka mengonsumsi makanan dengan GI tinggi, yakni cornflakes dan susu, roti putih, dan selai serta minuman manis.
Pada waku lain, mereka diberikan sarapan dengan makanan yang mengandung GI rendah walaupun sarapan tersebut memiliki jumlah kalori yang sama, karbohidrat, lemak, dan protein. Sarapan dengan GI rendah biasanya ada pada makanan, seperti susu kaleng buah persik, yoghurt, dan jus apel.
Setelah tiga jam berlalu dari waktu makan, semua wanita tersebut berjalan selama satu jam di atas treadmill. Selanjutnya, mereka menikmati santap siang seperti pada periode kedua. Dari analisis tersebut, peneliti menemukan kadar glukosa darah lebih tinggi setelah sarapan dengan GI yang tinggi. Berat tersebut akan normal kembali setelah wanita mulai melakukan latihan kembali.
Namun, plasma asam lemak bebas (FFA) menunjukkan jumlah lemak yang dipakai untuk menambah energi mulai meningkat dua jam setelah sarapan dengan nutrisi GI rendah, seperti ditemukan para peneliti. Dengan latihan, akan terjadi peningkatan pesat dalam FFA di kedua kelompok di mana konsentrasi lebih tinggi pada kelompok GI lebih rendah. Setelah makan siang, konsentrasi FFA pada dua kelompok menunjukkan jumlah yang sama, tetapi secara keseluruhan oksidasi lemak yang ada akan lebih tinggi pada kelompok GI rendah dibandingkan dengan kelompok GI tinggi.
Dr Stevenson mengatakan, “Kami menyimpulkan bahwa oksidasi dengan GI rendah akan meningkatkan sarapan terutama ketika mengonsumsi lemak baik saat istirahat dan selama latihan berikutnya. Sarapan dengan menu GI rendah juga akan berdampak pada nafsu makan berikutnya, serta menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama sehingga agenda makan tidak akan terjadi terus-menerus. (okezone)
Apakah lingkar pinggang Anda terlalu lebar dan membuat Anda tak percaya diri? Nah, inilah saatnya untuk melakukan pembenahan. Ketimbang diet ketat yang tak menyehatkan, ada cara sederhana yang dapat Anda coba, yakni mengasup sarapan secara rutin.
Para peneliti menemukan bahwa sarapan muesli dengan susu, buah persik kalengan dan yoghurt dapat membantu menurunkan berat badan. Para ahli di University of Nottingham menunjukkan, sarapan jus apel pun dapat membantu tubuh memecah lemah lebih baik di mana ancaman Indeks Glycaemic (GI) akan meninggi ketika seseorang sarapan dengan sereal yang dipadu dengan gula dan roti putih, seperti dilaporkan The Daily Express dan ditulis Times of India.
Para ilmuwan menemukan bahwa jenis makanan yang Anda makan sebelum latihan dapat langsung berdampak pada kesehatan Anda. Sebuah studi yang dipimpin oleh Dr Emma Stevenson mengumpulkan beberapa wanita muda untuk melewatkan puasa selama satu malam. Dalam satu periode studi, mereka diberi sarapan makanan yang diketahui dapat menyebabkan kenaikan besar dalam glukosa darah karena mereka mengonsumsi makanan dengan GI tinggi, yakni cornflakes dan susu, roti putih, dan selai serta minuman manis.
Pada waku lain, mereka diberikan sarapan dengan makanan yang mengandung GI rendah walaupun sarapan tersebut memiliki jumlah kalori yang sama, karbohidrat, lemak, dan protein. Sarapan dengan GI rendah biasanya ada pada makanan, seperti susu kaleng buah persik, yoghurt, dan jus apel.
Setelah tiga jam berlalu dari waktu makan, semua wanita tersebut berjalan selama satu jam di atas treadmill. Selanjutnya, mereka menikmati santap siang seperti pada periode kedua. Dari analisis tersebut, peneliti menemukan kadar glukosa darah lebih tinggi setelah sarapan dengan GI yang tinggi. Berat tersebut akan normal kembali setelah wanita mulai melakukan latihan kembali.
Namun, plasma asam lemak bebas (FFA) menunjukkan jumlah lemak yang dipakai untuk menambah energi mulai meningkat dua jam setelah sarapan dengan nutrisi GI rendah, seperti ditemukan para peneliti. Dengan latihan, akan terjadi peningkatan pesat dalam FFA di kedua kelompok di mana konsentrasi lebih tinggi pada kelompok GI lebih rendah. Setelah makan siang, konsentrasi FFA pada dua kelompok menunjukkan jumlah yang sama, tetapi secara keseluruhan oksidasi lemak yang ada akan lebih tinggi pada kelompok GI rendah dibandingkan dengan kelompok GI tinggi.
Dr Stevenson mengatakan, “Kami menyimpulkan bahwa oksidasi dengan GI rendah akan meningkatkan sarapan terutama ketika mengonsumsi lemak baik saat istirahat dan selama latihan berikutnya. Sarapan dengan menu GI rendah juga akan berdampak pada nafsu makan berikutnya, serta menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama sehingga agenda makan tidak akan terjadi terus-menerus. (okezone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar