Ketersediaan dari obat ARV (antiretroviral) untuk penderita HIV/AIDS sudah dijamin ketersediaannya oleh Kementrian Kesehatan. Penggunaan obat ini bukan berarti dapat menyembuhkan secara total pasien AIDS tetapi hanya untuk mengendalikan dan menekan jumlah virus HIV yang terdapat pada tubuh pasien atau penderita.
Menurut Endang Budi Hastuti, selaku Kepala Seksi Standardisasi Pengendalian AIDS dan Penyakit Menular Seksual Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dari Kementerian Kesehatan, “untuk stok ARV, kita sudah hitung dan cukup untuk bisa mengcover seluruh pasien ODHA yang membutuhkan ARV.”
Endang menjelaskan, untuk pengadaan obat ARV masih terpusat pada Kementrian Kesehatan dan pemerintah sampai sekarang ini masih mensubsidinya secara penuh. Untuk pendistribusian dan pengiriman masih terpusat dan langsung dikirimkan pada layanan yang sudah membutuhkan sesuai dengan permintaan yang diajukan layanan.
Dilakukannya pemusatan adalah untuk memudahkan dalam mengawasi dan memantau penggunaan serta ketersediaan obat yang ada di layanan, hal ini dilakukan karena melihat dari karakteristik penyakit dan penggunaan obat ARV yang sangat spesifik, dimana untuk konsumsi obat harus dilakukan tepat waktu dan dikonsumsi seumur hidup, kata Endang.
“Mungkin perbaikan ke depannya adalah, lebih kepada ketersediaan di rumah sakit, seperti distribusi dan alur permintaan dari rumah sakit ke kita,” kata Endang.
Pemerintah sudah menetapkan alur distribusi obat, hal ini dilakukan untuk mempermudah kegiatan pengawasan, pelaporan serta permintaan obat per bulannya dari Rumah Sakit, dan Rumah Sakit juga mempunyai kewajiban untuk membuat laporan permintaan dan pemakaian obat dengan sistem bulanan. Disamping itu, untuk jumlah obat yang diajukan adalah kebutuhan dalam satu bulan, sedangkan untuk dua bulannya lagi merupakan stok cadangan yang dipertimbangkan dari stok akhir. Jadi, ketersediaan obat yang ada dirumah sakit adalah 3 bulan.
“Beberapa rumah sakit kadang nggak aware atau mungkin karena pasien sedikit, jadi dia minta nya tidak untuk tiga bulan. Padahal, rumah sakit itu diharapkan meminta obat ke kita untuk stok 3 bulan kedepan supaya aman," tambahnya.
Obat ARV dikonsumsi setiap hari dengan takaran dosis yang sesuai dan selalu tepat waktu, untuk konsumsinya sendiri dilakukan seumur hidup. Bila hal tersebut diabaikan maka dapat memicu timbulnya resistensi
Memang HIV/AIDS sudah menjadi momok yang sangat menyeramkan dan menakutkan bagi kehidupan manusia di dunia. Jumlah kasus ini di Indonesia terus mengalami peningkatan. Diperkirakan sekarang ini di Indonesia, ada sekitar 170 ribu sampai 210 ribu orang yang telah mengidap HIV/AIDS. Untuk obatnya sendiri sampai sekarang belum ditemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar