Kamis, 21 Juni 2012

Klarifikasi Menkes Mengenai Kondom Untuk Remaja


Baru-baru ini santer diberitakan di media cetak maupun elektronik mengenai gebrakan menteri kesehatan yang baru yang akan meluncurkan program kondom untuk remaja. Tentu saja program ini menuai banyak pro dan kontra di kalangan masyarakat. Banyak yang menentang dengan keras namun tidak sedikit juga yang mendukung program ini. Menurut Menkes Nafsiah Mboi yang didaulat oleh presiden Susilo bambang Yodhoyono untuk menggantikan almarhumah Endang Rahayu Sedyaningsih, tujuan kampanye kondom untuk remaja ini dilakukan untuk mengurangi penularan penyakit menular seksual terutama HIV/AIDS dan aborsi.

Setelah pernyataannya dimedia, menkes mendapat banyak protes dari berbagai kalangan masyarakat termasuk yang masuk melaui twitter, sms dan berbagai media. Menanggapi berbagai pendapat masyarakat, menteri kesehatan Nafsiah Mboi membuat video klarifikasi mengenai isu program kondom untuk remaja ini.

http://www.youtube.com/watch?v=A47dEwVynw4

Dalam video tersebut, beliau mengatakan bahwa seks beresiko terjadi pada seluruh lapisan usia termasuk dikalangan remaja sehingga pendidikan seks, moral dan agama diperlukan untuk menekan angka kejadian aborsi dan HIV/AIDS. Pernyataan yang mengatakan bahwa akan dibagikan kondom secara gratis pada anak-anak SMA juga dibantahnya. Ia menekankan bahwa penggunaan kondom pada seks beresiko merupakan indikator MDG (Millennium Development Goals).

Menteri kesehatan juga mengutip data dari BKKBN tentang jumlah aborsi yang mencapai 2 jutaan aborsi setiap tahunnya dan jumlah penderita HIV/AIDS yang semakin meningkat. Ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan perilaku seks beresiko yang dikarenakan oleh pendidikan agama yang tidak cukup kuat, iman yang kurang kuat, beredarnya vcd porno dan berbagai stimulan yang meningkatkan kegairahan seks.

Dr. Nafsiah Mboi, SpA, M.P.H mengatakan ucapan terima kasihnya karena telah peduli pada permasalah ini dan ia mengkonfirmasi sekali lagi bahwa tidak akan membagikan kondom pada masyarakat umum tetapi jika ditemukan kelompok masyarakat yang melakukan perilaku seks berisiko maka hal pertama yang dilakukan adalah meningkatkan pendidikan pada mereka termasuk pendidikan agama, kesehatan reproduksi, melindungi dirinya sendiri dan menghormati kehidupan.

Hal kedua yang dilakukan pada orang yang melakukan perilaku seks beresiko adalah dengan memberikan konseling perubahan perilaku supaya mereka segera menghentikan perilaku buruknya. Hal terakhir yang dilakukan apabila mereka tetap melakukan kegiatan seks beresiko adalah dengan menganjurkan untuk menggunakan kondom untuk mengurangi dampak buruk yang bisa terjadi.

Di akhir video, Menkes mengajak supaya sedari awal untuk memperkuat iman pada remaja kita supaya terhindar dari narkoba dan seks bebas. Bagaimana pendapat anda? silahkan berikan komentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar