Minggu, 03 Juni 2012

Pandangan Hukum Islam Terhadap Transplantasi Organ Tubuh


Transplantasi atau pencangkokan organ tubuh adalah pemindahan organ tubuh tertentu yang mempunyai daya hidup yang sehat, dari seseorang untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat atau tidak berfungsi dengan baik milik orang lain.
Orang yang anggota tubuhnya dipindahkan disebut donor (pen-donor), sedang yang menerima disebut resipien.
Menurut Islam hukum transplantasi organ yaitu:
1.  Transplantasi organ tubuh yang dilakukan saat pendonor   hidup sehat maka hukumnya haram.
   Firman Allah dalam surat Al-Baqaroah: 195
  Artinya:”Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu hke dalam kebinasaan”
Dalam kasus ini, orang yang menyumbangkan sebuah mata atau ginjalnya kepada orang lain yang buta atau tidak mempunyai ginjal… ia (mungkin) akan menghadapi resiko sewaktu-waktu mengalami tidak normalnya atau tidak berfungsinya mata atau ginjalnya yang tinggal sebuah itu
Adh Dharuru la yuzalu bi Dharuri
2. apabila transplantasi dilakukan terhadap donor yang dalam keadaan sakit (koma) atau hampir  meninggal, maka hukum Islam pun tidak membolehkan , berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
Hadits Rasulullah:
    Artinya:”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri orang lain.” (HR. Ibnu Majah).
Dalam kasus ini adalah membuat madaharat pada diri orang lain, yakni pendonor yang dalam keadaan sakit (koma).
Orang tidak boleh menyebabkan matinya orang lain. Dalam kasus ini orang yang sedang sakit (koma) akan meninggal dengan diambil organ tubuhnya tersebut. Sekalipun  tujuan dari pencangkokan tersebut adalah mulia, yakni untuk menyembuhkan sakitnya orang lain (resipien).
Daf’ul mafaasid muqaddamun ‘ala jalbil mashaalih
3.  Transplantasi organ tubuh yang dilakukan saat pendonor telah meninggal, ada yang berpendapat boleh dan ada yang berpendapat haram.Haram jika untuk diperjual belikan dan tidak jika dalam keadaan darurat.
Surat Al-Maidah: 32. 
    Artinya;”Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia seluruhnya.”
Ayat ini sangat menghargai tindakan kemanusiaan yang dapat menyelematkan jiwa manusia.

Dalam kasus ini seseorang yang dengan ikhlas menyumbangkan organ tubuhnya setelah meninggal, maka Islam membolehkan. Bahkan memandangnya sebagai amal perbuatan kemanusiaan yang tinggi nilainya, lantaran menolong jiwa sesama manusia atau membanatu berfungsinya kembali organ tubuh sesamanya yang tidak berfungsi. (Keputusan Fatwa MUI tentang wasiat menghibahkan kornea mata).

Jual Beli Organ Tubuh
Pandangan Islam tentang hal ini sangat jelas : Tidak dibenarkan dalam Islam, memperjual belikan organ tubuh.
Hal ini di dasarkan pada Maqashidu Syariyyah yang salah satunya adalah  menjaga jiwa
    (Hifdzun Nafs)
UU No. 23/1992 tentang Kesehatan, pelarangan komersialisasi organ tubuh manusia. Pasal 33 ayat 2 : Transplantasi Organ tubuh dan transfusi darah dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial. Dengan sanksi penjara 15 Tahun dan denda Rp. 300 juta

Sumber;catatan kuliah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar