Pembangunan Nasional adalah pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. salah satu program yang diselenggarakan pemerintah adalah pembangunan sumber daya manusia, baik pembangunan kesehatan fisik, mental maupun kesehatan sosial. Ketiga aspek pembangunan ini pada hakekatnya adalah upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia dalam rangka peningkatan indeks pembangunan masyarakat (IPM).
Indikator peningkatan IPM diawali dengan peningkatan dibidang pendidikan, kesehatan dan pendapatan. Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam rangka membentuk masyarakat indonesia yang berkualitas. Bredekamp, et all, 1997 mengungkapkan bahwa pendidikan harus dilakukan sejak dini. Hal ini diakui sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia sebab periode ini hanya datang sekali dan tidak dapat diulang lagi. Hasil penelitian mutakhir dari para ahli neurologi, psikologi, dan paedagogi menganjurkan pentingnya pendidikan dilakukan sejak anak dilahirkan, bahkan sejak anak masih dalam kandungan ibunya. Justru pada masa-masa awal inilah yang merupakan masa emas (golden age) perkembangan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 50% kapabilitas kecerdasan manusia terjadi pada tingkat kanak-kanak pada kurun waktu 4 tahun pertama sejak kelahirannya. Oleh karena itu penanganan anak dengan stimulasi pendidikan pada masa-masa usia tersebut harus optimal. Kemudian, 80% kecerdasan itu terjadi saat anak usia 8 tahun, dan titik kulminasinya terjadi pada saat mereka berusia 18 tahun. Setelah melewati masa perkembangan tersebut, maka berapa pun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat lagi ( Al Rasyid, 2008 ). Hasil penelitian yang dilakukan di PAUD cempaka IV juga menunjukan bahwa program pendidikan anak usia dini telah berperan baik dalam membantu perkembangan fisik anak, motorik kasar dan motorik halus, selain itu tingkat spontanitas dan keberanian anak juga meningkat, metode-metode pengembangan fisik juga sudah dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang telah ditetapkan. ( Prasetyo )
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan bagian integral dalam Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah. Konsep PAUD merupakan adopsi dari konsep Early Child Care and Education (ECCE) yang juga merupakan bagian dari Early Child Development (ECD). Konsep ini membahas upaya peningkatan kualitas SDM dari sektor “hulu”, sejak anak usia 0 tahun bahkan sejak pra lahir hingga usia 8 tahun. Namun sampai tahun 2006 data dari dirjen pendidikan non formal dan informal (PNFI) menunjukan bahwa saat ini baru sekitar 46,7% dari 28 juta anak usia dini yang terlayani dan baru 29,3% yang khusus terlayani pada PAUD non formal ( Kesra, 2007 ). Angka partisipasi kasar (APK) PAUD di berbagai daerah relatif cukup rendah. Di Provinsi Sulawesi Tengah untuk usia 0 - 6 tahun APK-nya baru mencapai 38,8 %, sedangkan usia 2 – 4 tahun angka partisipasi anak usia PAUD baru 12 % (Depdiknas, 2009). Di jawa barat jumlah anak pra sekolah yang mencapai 4,5 juta orang, baru terlayani PAUD sebanyak 370.000 orang atau sekitar 8,2% (Suyono, 2009).
Rendahnya cakupan PAUD harus menjadi perhatian khusus pemerintah. Keberhasilan sebuah desa bisa dilihat dari apakah semua anak yang ada di desa itu sudah bersekolah. Saat ini masih banyak anak-anak dari kelompok masyarakat marginal yang belum terlayani, sulitnya akses karena permasalahan geografis dan lain sebagainya. Bantuan yang diberikan dari pemerintah daerah (pemda) seharusnya didukung oleh kesadaran masyarakat, khususnya orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Fenomena yang ada saat ini sangat memprihatinkan dimana anak usia sekolah menjadi komoditas orang tua dalam membantu ekonomi keluarga dan meninggalkan dunia sekolah. Selain itu tingkat pemahaman orangtua terhadap pendidikan anak, pola pengasuhan serta kurangnya kesiapan orang tua dalam pengasuhan anak juga harus menjadi perhatian.
Masalah lain dalam penyelenggaraan PAUD adalah kurangnya tenaga pengajar yang kompeten dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai untuk anak pada usia dini baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Tenaga pendidik yang ada masih kurang memperoleh pelatihan keterampilan sebagai guru PAUD dan jumlah sarana penunjang pendidikan masih kurang dibandingkan dengan jumlah anak yang mengikuti program PAUD. (Prasetyo)
Sepertinya mempersiapkan generasi yang memiliki kualitas bukanlah sesuatu hal yang mudah, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan kerja keras agar bangsa ini menjadi lebih baik. Pembentukan kepribadian dan kecerdasan yang sesuai dengan bakat yang dimiliki oleh setiap anak harus dilakukan sejak anak masih berusia dini dan setiap orang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran anak khusunya orang tua dan para guru PAUD.
segerahamil.blogspot.com ; dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar