Burning mouth syndrome menyebabkan sensasi nyeri terbakar yang kronis di dalam rongga mulut. Rasa sakit dari burning mouth syndrome dapat mengenai lidah, gusi, bibir, pipi bagian dalam (mukosa bukal), langit-langit mulut, atau area luas di seluruh mulut. Nyeri dapat berat, seperti jika tersiram air panas di mulut.
Penyebab burning mouth syndrome seringkali sulit dipastikan. Penentuan penyebab yang tidak pasti seringkali menyulitkan pengobatan. Namun, jika dalam perawatan dokter, setidaknya burning mouth syndrome dapat terkontrol.
Nama lain untuk burning mouth syndrome meliputi scalded mouth syndrome, burning tongue syndrome, burning lips syndrome, glossodynia dan stomatodynia. Penyebab sindrom mulut terbakar dapat diklasifikasikan menjadi primer atau sekunder.
Penyebab
1. Burning mouth syndrome primer
Ketika penyebab burning mouth syndrome tidak diketahui, kondisi ini disebut burning mouth syndrome primer atau idiopatik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa burning mouth syndrome primer berkaitan dengan masalah saraf sensorik dari sistem saraf perifer atau sentral.
2. Burning mouth syndrome sekunder
Kadang-kadang sindrom mulut terbakar disebabkan oleh kondisi medis atau penyakit yang mendasari, seperti kekurangan gizi. Dalam kasus ini, disebut burning mouth syindrome sekunder.
Kondisi yang mungkin dapat menyebabkan burning mouth, meliputi:
1. Kering mulut (xerostomia)
Dapat disebabkan oleh berbagai obat atau penyakit.
2. Infeksi jamur mulut (thrush), oral lichen planus atau lidah geografis.
3. Faktor psikologis
Seperti kecemasan, depresi atau kekhawatiran berlebihan.
4. Kekurangan nutrisi
Seperti kekurangan zat besi, seng, folat (vitamin B9), thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), piridoksin (vitamin B6) dan cobalamin (vitamin B12).
5. Gigi palsu
Gigi palsu dapat menekan beberapa otot dan jaringan mulut, menyebabkan nyeri mulut. Bahan yang digunakan dalam gigi palsu juga bisa mengiritasi jaringan dalam mulut.
6. Kerusakan saraf yang mengendalikan rasa dan nyeri di lidah.
7. Alergi terhadap makanan, penyedap makanan, bahan aditif makanan, wewangian, pewarna atau zat lainnya.
8. Refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease) yang memasuki mulut dari saluran pencernaan bagian atas.
9. Obat-obat tertentu
Terutama obat tekanan darah tinggi yang disebut angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor.
10. Oral habit
Seperti mendorong-dorongkan lidah ke gigi depan dan grinding gigi (bruxism).
11. Kelainan endokrin
Seperti diabetes dan hypothyroidism.
12. Ketidakseimbangan hormonal
Seperti yang terkait dengan menopause.
13. Iritasi mulut yang berlebihan
Mungkin hasil dari menyikat lidah secara berlebihan, terlalu sering menggunakan obat kumur atau mengonsumsi minuman yang terlalu banyak asam.
Gejala
Gejala burning mouth syndrome, meliputii:
1. Sebuah sensasi terbakar yang dapat mengenai lidah, bibir, gusi, langit-langit mulut, tenggorokan atau seluruh mulut.
2. Kesemutan atau sensasi mati rasa di mulut atau di ujung lidah.
3. Nyeri di dalam rongga mulut yang semakin memburuk.
4. Sensasi mulut kering
5. Semakin sering merasa haus
6. Kehilangan selera makan
7. Perubahan rasa, seperti rasa pahit atau rasa logam
Kapan perlu ke dokter?
Jika mengalami rasa sakit atau nyeri pada lidah, bibir, gusi atau daerah lain dari mulut, berkonsultasilah dengan dokter atau dokter gigi sesegera mungkin. Perlu kerjasama yang baik antara pasien dengan dokter atau dokter gigi agar penyebab
dapat ditentukan dan merencanakan pengobatan yang efektif.
Pengobatan
Tidak ada satu cara yang pasti untuk mengobati burning mouth syndrome primer. Pengobatan tergantung pada tanda dan gejala tertentu, serta kondisi atau penyakit yang mendasari yang mungkin menyebabkan burning mouth syndrome. Itulah pentingnya untuk mencoba menentukan penyebabnya terlebih dahulu. Apabila penyebabnya diobati, gejala-gejala burning mouth syndrome juga akan membaik.
Tidak ada obat khusus untuk burning mouth syndrome primer. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan, maka perlu mencoba beberapa metode pengobatan. Sehingga menemukan satu atau kombinasi yang sangat membantu dalam mengurangi rasa nyeri di dalam rongga mulut.
Pilihan pengobatan tersebut dapat mencakup:
1. Bentuk lozenge dari jenis obat antikonvulsan clonazepam (Klonopin)
2. Alpha-lipoic acid, sebuah antioksidan kuat yang dihasilkan secara alami oleh tubuh
3. Obat sariawan
4. Antidepresan
5. Vitamin B
6. Terapi perilaku kognitif
7. Obat kumur
8. Produk pengganti air liur
9. Capsaicin, pereda nyeri yang berasal dari cabai
Sumber: MayoClinic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar